Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar Satwa Liar Sebut Harimau Sumatera Dapat Beradaptasi dengan Manusia

Reporter

image-gnews
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang bernama Bonita ini akhirnya berhasil ditemukan oleh tim gabungan di hari ke 108, di Estate Eboni PT. Tabung Haji Indo Plantation (THIP), 20 April 2018. Usai ditangkap, Bonita dievakuasi ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya, Yayasan Arsari Djojohadikusumo. facebook/Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang bernama Bonita ini akhirnya berhasil ditemukan oleh tim gabungan di hari ke 108, di Estate Eboni PT. Tabung Haji Indo Plantation (THIP), 20 April 2018. Usai ditangkap, Bonita dievakuasi ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya, Yayasan Arsari Djojohadikusumo. facebook/Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar satwa liar dari Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM), Muhammad Ali Imron, mengatakan bahwa harimau adalah hewan liar yang dapat beradaptasi dengan manusia. Karakteristik itu disebut Imron bahkan dimiliki Bonita, seekor Harimau Sumatera yang pernah menerkam dan menewaskan dua orang di Indragiri Hilir, Riau, pada 2018 lalu.

"Jadi Bonita itu sebenarnya familiar dengan manusia. Ada truk tidak takut, ada motor tidak takut, dengan manusia juga tidak takut. Ini menunjukkan bahwa Bonita secara personality bisa beradaptasi dengan manusia," katanya di peluncuran buku 'Bonita: Hikayat Sang Raja' karya jurnalis senior Haidir Anwar Tanjung, Jumat 27 November 2020.

Baca juga:
Harimau Sumatera Diperangkap di Tapanuli Selatan ternyata Kurus dan Malnutrisi

Menurut Imron ada beberapa karakteristik hewan liar, terutama dalam hal ini harimau, yang kerap terlibat konflik dengan manusia. Salah satunya adalah karena habitatnya telah terdegradasi. "Habitat itu, konfliknya terjadi di situ. Jarang konflik terjadi di dalam kawasan hutan," kata dia.

Karakteristik kedua adalah bahwa konflik kerap terjadi pada hewan liar yang mengalami kesulitan fisik. Bisa karena sakit atau sudah tua sehingga hewan itu kesulitan untuk menangkap satwa yang masih liar. "Maka mereka akan mengejar binatang yang mudah, seperti kerbauatau kambing, atau bahkan manusia," kata Imron menerangkan.

Karakteristik lainnya adalah karena individu hewan itu agresif. Tapi, Ali menambahkan, Bonita tidak termasuk dalam ketiga karakteristik tersebut. Dia mengatakan itu setelah membaca isi buku yang diluncurkan bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tersebut.

Imron menduga Bonita adalah individu Harimau Sumatera yang sedang mencari teritori karena hewan tersebut masih relatif muda dan sebenarnya familiar dengan manusia, memiliki kepribadian yang bisa beradaptasi dengan manusia. Dia menyerang justru karena merasa terancam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Wiratno (kedua kanan) menjelaskan kronologis pencarian hingga proses evakuasi Harimau Sumatera yang bernama Bonita di Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau, di Pekanbaru, Riau, 21 April 2018. Setelah melakukan pencarian selama 108 hari akhirnya tim terpadu penyelamat Harimau Sumatera berhasil menangkap Bonita yang telah menewaskan dua orang. ANTARA FOTO/Rony Muharrman

Imron menyatakan itu berdasarkan cerita dalam dua kasus terbunuhnya dua orang yang disebutnya memberi gangguan kepada si raja hutan. "Pertama, almarhumah Jumiati itu kan latah dalam cerita itu. Kayak mukul-mukul, bales mukul. Itu yang kemudian membuat dia (Bonita) merasa terancam dan kemudian merasa ingin menyelamatkan juga."

Baca juga:
Harimau Sumatera di Riau, Kasus Bonita Diaku Paling Melelahkan

Menurut Imron, hal yang sama juga muncul di cerita korban lain. "Dia juga membuat gangguan dengan cara melempar batu. Nah, ini yang saya kira memacu dia," kata Imron lebih lanjut.

Terkait konflik satwa liar dengan manusia, Imron menyarankan kepada pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk lebih memahami tiga karakteristik yang telah dipaparkannya sehingga bisa memberikan penanganan secara tepat. Selain itu, masyarakat di sekitar hutan, perlu diberi penyadaran dan edukasi sehingga mereka tidak malah menjadi korban karena tidak mengetahui cara penanganan ketika berhadapan dengan hewan liar.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

2 jam lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.


Penanganan Stroke Saat Golden Period, Ini yang Harus Dilakukan

17 jam lalu

Gejala stroke pada wajah yang perlu diwaspadai di antaranya kesulitan tersenyum hingga keluar air liur. Berikut penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Penanganan Stroke Saat Golden Period, Ini yang Harus Dilakukan

Kenali tanda-tanda stroke, dan dalam 3 jam pertama atau golden period untuk memaksimalkan peluang pemulihan. Ini yang harus dilakukan.


BMKG Deteksi 119 Titik Panas di Sumatera, Terbanyak di Riau

17 jam lalu

Peta sebaran titik api di Indonesia, 23 Oktober 2015. satelit.bmkg.go.id
BMKG Deteksi 119 Titik Panas di Sumatera, Terbanyak di Riau

BMKG mendeteksi 119 titik panas di Sumatera. Provinsi Riau menjadi lokasi terbanyak, yakni 51 titik panas.


5 Kasus Kematian Gajah, Mayoritas Diracun

20 jam lalu

Tim dari BKSDA sedang memeriksa kematian seekor anak gajah di Desa Gampong Baroh Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya. Kredit: ANTARA/HO
5 Kasus Kematian Gajah, Mayoritas Diracun

Kasus gajah yang mati akibat diracun telah lama terjadi di Indonesia. Beberapa terjadi karena ingin mengambil gadingnya


Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

20 jam lalu

Seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) mengamuk dan mengalami gigi taring patah karena mengigit kandang besi saat masuk perangkap di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengevakuasi seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang karena sebulan terakhir mendapatkan laporan hewan dilindungi itu memakan ternak warga. ANTARA/Iggoy el Fitra
Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

Saat sedang pergi ke hutan atau gunung dan bertemu harimau, sebaiknya jangan panik. Berikut beberapa tips menyelamatkan diri saat bertemu harimau.


UGM dan UI 'Jewer' Lagi Jokowi dengan 3 Poin Kampus Menggugat dan 7 Pokok Seruan Salemba

21 jam lalu

Presiden Joko Widodo mengamati kebun tebu Temugiring PTPN X Batankrajan,  Gedeg, Mojokerto, Jawa Timur, Jumat 4 November 2022. Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau tebu varietas unggul terbaru (tebu NX-04) yang diharapkan dapat mewujudkan swasembada gula dalam lima tahun ke depan. ANTARA FOTO/Umarul Faruq
UGM dan UI 'Jewer' Lagi Jokowi dengan 3 Poin Kampus Menggugat dan 7 Pokok Seruan Salemba

UGM dan UI kembali "menjewer" Jokowi Terbaru adalah Kampus Menggugat dan Seruan Salemba, Berikut poin-poin tuntutan mereka.


Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

1 hari lalu

Petugas Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo menyuntikan vitamin dan vaksin antraks untuk sapi ternak warga pada kegiatan Vaksinasi Antraks di desa Karanganyar, Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa, 11 Juli 2023. Penyaluran vaksin sebagai langkah pencegahan penyebaran virus antraks (Bacillus Anthracis). ANTARA/Mohammad Ayudha
Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

Wabah Antraks melanda Gunungkidul dan Sleman, Yogyakarta. Apa Penyebabnya?


Politik Dinasti Jokowi Ramai-ramai Disorot Pengamat Politik, Pakar Hukum Tata Negara sampai Media Internasional

2 hari lalu

Ilustrasi: Tempo/Dianka Rinya
Politik Dinasti Jokowi Ramai-ramai Disorot Pengamat Politik, Pakar Hukum Tata Negara sampai Media Internasional

Politik dinasti Jokowi kembali disorot setelah Gibran jadi cawapres, Bobby Nasution niat maju Gubernur Sumatera Utara, pun Kaesang dan Erina Gudono.


Sebulan Usai Coblosan Pemilu 2024: Jokowi Banjir Kritikan, Lonjakan Suara PSI, Hak Angket dan Gugatan ke MK Bergulir

2 hari lalu

Presiden Jokowi bersama rombongan terbatas termasuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertolak menuju Jawa Timur untuk kunjungan kerja, Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat, 8 Maret 2024. Foto Biro Pers Sekretariat Presiden
Sebulan Usai Coblosan Pemilu 2024: Jokowi Banjir Kritikan, Lonjakan Suara PSI, Hak Angket dan Gugatan ke MK Bergulir

Banyak fenomena politik pasca Pemilu 2024 mulai Jokowi banjir kritikan, lonjakan suara PSi, hak angket DPR dan gugatan ke MK siap bergulir.


Tak Kendur Guru Besar UGM dan UI Kritisi Jokowi, Kampus Menggugat dan Seruan Salemba Menguat

2 hari lalu

Guru Besar Antropologi Hukum Fakultas Hukum UI, Sulistyowati bersama akademisi membacakan Seruan Salemba 2024 temu ilmiah Universitas memanggil bertema Menegakan Konstitusi Memulihkan Peradaban dan Hak Kewargaan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 14 Maret 2024. Sejumlah Guru Besar dan akademisi dari berbagai peguruan tinggi berkumpul untuk menyuarakan
Tak Kendur Guru Besar UGM dan UI Kritisi Jokowi, Kampus Menggugat dan Seruan Salemba Menguat

Setelah menggelar aksi yang melibatkan puluhan kampus pada akhir Januari lalu, kini UGM, UI, dan UII kembali kritisi Jokowi. Apa poin mereka?