TEMPO.CO, Jakarta - Ini adalah satu di antara peristiwa janggal yang pernah terjadi pada sebuah pesawat tempur. Pada 1956, pabrikan pesawat Amerika Serikat, Grumman menguji fighter terbarunya, F-11 Tiger.
Terbang di atas wilayah perairan Long Island, New York, sang pilot terus bermanuver. Hingga saat dia dengan cepat menurunkan hidung pesawat itu sembari menyalakkan persenjataannya ke arah yang sudah dijadikan bidikan.
Baca juga:
Pesawat Tempur F-35 Amerika Jatuh karena Pilot dan Helmnya
Peluru menyembur cepat tepat ke arah sasaran tapi pesawat itu juga tiba-tiba ikut mengalami kerusakan. Sesuatu yang misterius terjadi pada bagian windshield dan berdampak fatal ke mesin.
Apa yang terjadi? Pilot pesawat itu ternyata telah menembak diri sendiri.
Pesawat F-11 Tiger, seperti pesawat Grumman lainnya, mendapat nama dari keluarga kucing. Cepat dan tangkas, F-11 Tiger adalah pesawat tempur supersonik kedua yang pernah dimiliki Angkatan Laut Amerika. Pesawat ini mampu melesat di udara dengan kecepatan 843 mil per jam (1,1 Mach).
Bagi Grumman, dia adalah yang pertama untuk pesawat supersonik. Itu sebabnya, pada saat itu, perusahaan dinilai masih minim pengalaman untuk konsekuensi dari penerbangan supersonik maupun kecepatan melampaui kecepatan suara.
Uji terbang yang berakhir dengan pesawat jatuh dan hancur itu terjadi pada 21 September 1956. Seperti dilaporkan DataGenetics, pilot uji Grumman menerbangkan F-11 Tiger ke wilayah perairan Long Island. Dia menukikkan hidung jet 20 derajat dan membidik sebuah spot kosong di lautan.
Seketika saja peluru menyembur dari empat meriam Colt Mk.12 20-millimeter ke arah yang dituju. Semenit kemudian, windshield-nya tiba-tiba saja berlubang dan mesin pesawat mulai mengeluarkan suara-suara aneh, dan mulai terbatuk-batuk seiring sang pilot berusaha memutar balik ke pangkalan Grumman di Long Island.
Si pilot menduga pesawat menabrak burung tapi invetigasi atas insiden kecelakaan itu mengungkap penyebab lain: dalam gerak cepat menukiknya, pilot sebenarnya menerbangkan pesawat ke arah luncur peluru 20-milimeter yang disemburkannya.
Karena gaya gesek udara saat ditembakkan, peluru mengalami deakselerasi saat ditembakkan. Sedang F-11 Tiger justru berakselerasi. Keduanya terjadi bersamaan di langit Long Island dengan konsekuensi yang fatal bagi pesawat.
Tiger mengalami rusak total dalam kecelakaan itu dan pilotnya terluka parah. Angkatan Laut Amerika akhirnya membatasi membeli hanya 200 pesawat itu dan juga memensiunkan lebih cepat.
Baca juga:
Ini Sebab Rafale 'Nekat' Ciptakan Dentuman yang Gegerkan Paris
Mereka digantikan jet-jet tempur dengan performa lebih baik seperti F-8 Crusader dan F-4 Phantom II. Sedang tim akrobatik udara AL AS, Blue Angels, menerbangkan F-11 Tiger sampai 1969.
POPULAR MECHANICS