TEMPO.CO, Jakarta - Badan antariksa dan penerbangan Amerika Serikat (NASA) memiliki banyak pekerjaan setelah pengujian roket Space Launch System (SLS) berjalan kurang memuaskan.
Baca:
NASA dan Boeing Rampungkan Uji Parasut Starliner Menjelang Penerbangan Astronot
Tes yang dilakukan di Stennis Space Center NASA di Mississippi ini merupakan bagian dari program Artemis NASA, yang direncanakan untuk kembali ke Bulan di tahun-tahun mendatang.
Pengujian itu dilakukan pada Sabtu, 16 Januari 2021 untuk penggantian pesawat ulang-aliknya, dan berakhir dengan penghentian dini yang tak terduga.
Tes NASA meminta empat mesin roket R-25 menyala selama delapan menit—kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk SLS NASA yang tertunda untuk menghasilkan daya dorong yang dibutuhkan dan mengirim roket ke luar angkasa.
Tapi mesin mati setelah 67 detik, saat mesin nomor 4 mengalami kegagalan komponen utama. Para ilmuwan belum yakin apa penyebabnya, tapi mereka berencana untuk menganalisis dan menyusun kembali.
"Tes hari Sabtu merupakan langkah maju yang penting untuk memastikan bahwa tahap inti roket SLS siap untuk misi Artemis I, dan membawa awak dalam misi masa depan," kata Administrator NASA Jim Bridenstine, yang menghadiri tes tersebut, seperti dikutip NPR, Minggu, 17 Januari 2021.
Menurut Bridenstine, meskipun mesin tidak menyala selama durasi penuh, tim berhasil mengerjakan hitung mundur, menyalakan mesin, dan memperoleh data berharga untuk menginformasikan jalan ke depan. Mesin yang diuji NASA adalah mesin yang sama yang akan digunakan untuk meluncurkan kapsul ruang angkasa Orion ke Bulan.
Bridenstine menjelaskan, jumlah risiko yang bisa diambil sangat rendah. “Kami tidak bisa membiarkan kendaraan ini rusak. Dan coba tebak? Karena kami telah melakukan semua pekerjaan yang telah kami lakukan, tes ini membuat keputusan yang tepat."
Manajer program SLS di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Marshall NASA di Huntsville, Alabama, John Honeycutt, menjelaskan, melihat keempat mesin menyala untuk pertama kalinya selama pengujian itu adalah tonggak besar bagi tim Sistem Peluncuran Luar Angkasa.
“Kami akan menganalisis datanya, dan apa yang kami pelajari dari pengujian hari ini akan membantu kami merencanakan jalur yang benar ke depan. Untuk memverifikasi tahap inti baru ini siap untuk penerbangan dalam misi Artemis I,” tutur Honeycutt.
Sekarang NASA harus mencari tahu apa yang menyebabkan kegagalan komponen. Jika para ilmuwan melakukan tes lain, dibutuhkan setidaknya 3-4 minggu untuk menyiapkan mesin, kata badan tersebut.
NASA mengumumkan SLS sekitar 10 tahun yang lalu, sebagai penerus program Space Shuttle (pesawat ulang-alik) yang sudah pensiun. Ini adalah kombo roket dan kapsul yang, jika selesai, akan memungkinkan misi luar angkasa yang dalam. NASA berharap membawa astronot ke Bulan pada tahun 2024, termasuk akhirnya Mars dan seterusnya.
NPR | NASA