2. Sputnik V
Pemerintah Rusia mengumumkan hasil sementara dari uji klinis vaksin Covid-19 yang dikembangkannya, Sputnik V. Efektivitas vaksin itu diklaim meningkat dari sebelumnya disebutkan sebesar 92 persen, kini angkanya menjadi 95 persen per dua kali suntikan atau dosis.
Klaim pertama diumumkan Rusia pada awal November 2020, sedang yang terbaru disebutkan telah berdasarkan data uji klinis dari 19 ribu relawan. Sputnik V dikembangkan dengan teknik atau metode yang sama dengan yang digunakan tim vaksin University of Oxford dan AstraZeneca, yakni berbasis teknologi viral vector.
Rusia bukan hanya mengklaim lebih unggul daripada vaksin AstraZeneca-Oxford--sesama vaksin viral vector. Sputnik V juga menyatakan setiap dosisnya bakal lebih murah dibandingkan vaksin Moderna dan Pfizer--dua kandidat dari vaksin mRNA yang dinilai memiliki efikasi selevel, yakni lebih dari 90 persen.
Rusia membuat perbandingan itu meski masing-masing juga masih berdasarkan hasil sementara dan klaim karena belum ada laporan utuh yang dipublikasikan secara ilmiah. Dengan rencana setiap dosis dijual kurang dari $10, Kepala RDIF (Dana Investasi Langsung Rusia) Kirill Dmitriev menambahkan, "Ini bisa dua kali lebih murah."
3. AstraZeneca