6. Johnson & Johnson
Janssen, anak perusahaan dari Johnson & Johnson, raksasa farmasi dari Amerika Serikat, mengumumkan vaksin Covid-19 yang dikembangkannya memiliki efikasi 66 persen dalam uji skala dunia. Hasil ini berbasis uji dengan hanya satu dosis atau satu kali penyuntikan.
Untuk uji vaksin satu dosis Johnson & Johnson ini, efikasi drop dari angka 72 persen di Amerika menjadi 57 persen di Afrika Selatan. Seperti diketahui, satu dari tiga varian baru virus corona Covid-19 yang lebih mudah menular telah terdeteksi menyebar di Afrika Selatan.
Jenis baru virus Covid-19 dari Afrika Selatan itu diberi label varian 501Y.V2 atau B.1351. Beberapa mutasi yang dibawanya, yakni E484K dan K417N, telah mengubah protein paku si virus--bagian yang digunakan virus corona untuk menginfeksi sel.
Di laboratorium, perubahan terbukti memandulkan kemampuan antibodi monoklonal dalam memerangi virus. Dalam draf laporannya awal Januari lalu, Jesse Bloom, ahli biologi evolusi di Fred Hutchinson Cancer Research Center, menunjukkan E484K juga mengurangi potensi sera konvalesen dari beberapa donor hingga 10 kali lipat--meski belum tentu kekebalan tubuh juga menjadi berkurang 10 kali lipat karenanya.
Meski efikasi lebih rendah, Johnson & Johnson meyakinkan tidak ada peserta uji klinis di Afrika Selatan yang sampai dirawat di rumah sakit apalagi sampai meninggal. "Itu bagi kami adalah hasil paling penting dalam uji saat ini," kata Kepala Riset dan Pengembangan Farmasi Global di Johnson & Johnson.
7. Novavax