TEMPO.CO, Padang - Aktivitas pembelajaran tatap muka di SMP Negeri 10 Padang, Sumatera Barat, langsung terhenti setelah dua guru terkonfirmasi positif Covid-19. Tes swab massal pun digelar di sekolah tersebut untuk kepentingan pelacakan penyebaran virus, tapi sayang ratusan murid menghindarinya.
Situasi itu diungkap Kepala SMP Negeri 10 Padang, Dewi Anggraini, Selasa 16 Februari 2021. Dia menyatakan kalau per hari ini pembelajaran telah kembali daring alias online. "Sebelumnya proses belajar dibagi dua sesi. Rombongan belajar sesi I masuk sekolah Senin, Selasa, Rabu, sedangkan yang sesi II masuk sekolah Kamis, Jumat, Sabtu," katanya.
Baca juga:
Banda Aceh Tutup Lagi 3 Sekolah yang Abaikan Protokol Kesehatan
Dia juga menuturkan, setelah dua guru dinyatakan positif Covid-19, seluruh siswa dan guru mengikuti tes swab massal yang difasilitasi Dinas Kesehatan di sekolah. Selain juga proses disinfeksi lingkungan sekolah.
Dewi menyebutkan hingga hari ini sebanyak 475 siswa telah mengikuti swab test itu, namun sisanya masih ada 339 belum menjalaninya karena sejumlah alasan. "Ada orang tua tidak mengizinkan anaknya melakukan tes usap terutama karena khawatir," ujarnya mengungkapkan.
Dewi mendorong siswa yang belum menjalani screening tes Covid-19 tersebut untuk dibawa orang tua ke Puskesmas Pasar Ambacang mengikuti tes. Sedangkan dua guru terinfeksi Covid-19 telah menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, Habibul Fuadi, menekankan persyaratan paling penting sekolah menggelar pembelajaran tatap muka adalah kepastian pelaksanaan protokol kesehatan. Syarat pertama setiap sekolah harus memiliki seluruh sarana prasarana protokol kesehatan Covid-19.
Kemudian, guru-guru atau pihak sekolah harus melakukan tes usap serta adanya izin dari orang tua peserta didik. Selain juga teknis membagi rombongan belajar ke dalam beberapa giliran untuk mencegah kerumunan.
Baca juga:
Aturan Menteri Nadiem Vs PPKM, 2 Sekolah Ini Digerebek Satpol PP
Sementara itu, terkait materi pelajaran, Habibul menyampaikan juga diterapkan separuh beban dari kurikulum normal sebelum pandemi Covid-19. Sisanya dijadikan tugas mandiri.