Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Varian Covid-19 Lebih Mematikan Dominasi 90 Persen Infeksi California

image-gnews
Kata
Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)  Amerika Serikat melaporkan bahwa varian Covid-19 California B.1.427/ B.1.429 lebih membuat orang sakit parah dibandingkan dengan varian yang pertama kali muncul di New York, B.1.526.

“Varian California lebih cenderung menyebabkan penyakit serius, bahkan mampu melemahkan perawatan antibodi,” ujar para peneliti Amerika, seperti dikutip Daily Mail, Kamis, 6 Mei 2021.

Sementara itu, dua pertiga dari kasus varian New York—yang dikaitkan dengan berbagai klaster—sangat tidak mungkin menyebabkan pasien rawat inap atau kematian.  Varian California pertama kali diidentifikasi pada Mei 2020 dan hampir tidak ada hingga Oktober.

Sebuah studi baru yang dilakukan University of California, San Francisco, melihat 2.172 sampel virus yang dikumpulkan antara September 2020 dan Januari 2021 di seluruh California. 

Pada Januari, varian baru itu menyumbang lebih dari 50 persen dari semua sampel virus corona yang dianalisis secara genetik. “Itu telah menjadi sajian paling umum, dan bisa menyebabkan 90 persen infeksi di negara bagian itu pada akhir Maret,” kata ilmuwan kepada Los Angeles Times.

Untuk laporan CDC pertama, para peneliti melihat kasus B.1.427/ B.1.429 yang dianalisis di Colorado oleh Departemen Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan (CDPHE). Ini diidentifikasi di Centennial State pada 24 Januari, mencapai antara 3-4 persen dari semua kasus. 

Pada Maret, variannya mencapai antara 20-22 persen dari semua infeksi baru. CDPHE mengamati 327 dari B.1.427/ B.1.429 spesimen yang dikumpulkan antara 4 Januari-20 Maret. Mereka menemukan 14 persen mengakibatkan rawat inap dan dua persen mengakibatkan kematian.  

Meskipun angka ini lebih rendah daripada angka di seluruh negara bagian, “data ini menunjukkan bahwa B.1.427/ B.1.429 mungkin lebih sering menyebabkan penyakit yang parah daripada garis keturunan yang beredar secara nasional,” tulis para peneliti.

Selain itu, dua persen orang yang telah divaksinasi penuh telah terinfeksi varian tersebut. Karena hal ini, peneliti percaya bahwa varian tersebut dapat lebih mudah menghindari perawatan antibodi monoklonal untuk orang dengan kasus ringan hingga sedang. 

Sedang varian New York pertama kali terdeteksi dalam sampel yang dikumpulkan pada pertengahan November di Washington Heights, sebuah lingkungan di Upper Manhattan. Varian ini diperkirakan memiliki kesempatan untuk berkembang pada orang yang menderita AIDS lanjut. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dua versi varian tersebut beredar, tapi keduanya disebut B.1.526 oleh pejabat kesehatan. Salah satunya membawa mutasi E484K—ditemukan pada varian Brasil dan Afrika Selatan—dan yang diyakini para ilmuwan mengurangi keefektifan vaksin Covid-19. 

Lainnya memiliki mutasi S477N, yang dapat bertindak seperti panduan bagi virus untuk menginfeksi sel manusia, dan dapat mengoptimalkan proses pengikatan serta kemungkinan meningkatkan angka kasus. 

Varian B.1.526 hanya menyumbang tiga persen dari semua kasus pada pertengahan Januari sebelum secara dramatis melonjak menjadi 34 persen pada 22 Februari, menurut laporan CDC kedua. Pada awal April, varian tersebut menyumbang 40 persen dari semua kasus.

Dalam laporan tersebut, Departemen Kesehatan dan Kebersihan Mental New Yok (DOHMH) menganalisis 3.600 infeksi termasuk data tingkat keparahan penyakit, penularan ke kontak dekat, tingkat infeksi ulang dan potensi kasus 'terobosan' setelah divaksinasi penuh.  

Kasus varian B.1.526 dibandingkan dengan varian lain, tidak diklasifikasikan sebagai 'varian yang menarik' atau 'varian yang menjadi perhatian.' Peneliti menemukan bahwa varian itu lebih menular, 67,4 persen kasus terkait dengan sekelompok kasus lain dan 44,8 persen orang memiliki setidaknya satu kontak yang telah didiagnosis dengan Covid-19. 

Selain itu, orang yang terinfeksi varian ini lebih cenderung tinggal di Bronx atau di lingkungan dengan tingkat kemiskinan tinggi atau diidentifikasi sebagai kulit hitam. Namun, di antara orang yang terinfeksi B.1.526, hanya 4,3 persen yang dirawat di rumah sakit dan 0,5 persen meninggal, tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan varian lain.  

Hanya sekitar 0,5 persen orang yang dites positif untuk varian tersebut kemudian terinfeksi kembali. Data awal menunjukkan bahwa varian Covid-19 B.1.526 tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah dan tidak terkait dengan peningkatan risiko infeksi setelah vaksinasi atau infeksi ulang.

DAILY MAIL | CDC | LOS ANGELES TIMES

Baca:
4.000 Orang Meninggal Sehari, Pakar: India Akan Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

9 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 jam lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

13 jam lalu

Hormati hak cipta! TEMPO/Fahmi Ali
Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.


Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

15 jam lalu

Koalisi mahasiswa Universitas Michigan berkumpul di sebuah perkemahan di Diag untuk menekan universitas tersebut agar melepaskan dana abadinya dari perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel atau dapat mengambil keuntungan dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di kampus perguruan tinggi Universitas Michigan  di Ann Arbor, Michigan, AS, 22 April 2024. REUTERS/Rebecca Cook
Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

1 hari lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Cerita di Balik Hotel Chelsea yang Disebut Taylor Swift dalam Lagu The Tortured Poets Department

2 hari lalu

Hotel Chelsea, New York, Amerika Serikat. Unsplash.com/Jon Tyson
Cerita di Balik Hotel Chelsea yang Disebut Taylor Swift dalam Lagu The Tortured Poets Department

Hotel Chelsea merupakan bangunan bersejarah yang dibangun antara tahun 1883 dan 1885


Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

3 hari lalu

Teripang. klikdokter
Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.


BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

4 hari lalu

Suasana hutan dan lahan gambut yang telah habis terbakar di Desa Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Senin, 11 September 2023. Berdasarkan data BMKG pada 10 September 2023, dari hasil deteksi titik panas dengan menggunakan sensor VIIRS dan MODIS pada satelit polar (NOAA20, S-NPP, TERRA dan AQUA) yang memberikan gambaran lokasi wilayah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan, terdapat 554 titik panas di Kalimantan Barat. ANTARA FOTO/Jessica Wuysang
BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

4 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

8 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa