TEMPO.CO, Jakarta - Cacat keamanan dikabarkan telah ditemukan pada chipset Qualcomm yang membuat jutaan smartphone rentan terhadap peretas atau hacker. Perusahaan keamanan siber Check Point Research menjelaskan, modem Qualcomm dapat dimanfaatkan untuk mendengarkan percakapan oleh pengguna telepon, mencuri data dan menyembunyikan malware.
Mobile Station Modem (MSM) Qualcomm telah memiliki sejarah panjang sejak tahun 1990-an dalam menyediakan dukungan konektivitas nirkabel untuk perangkat seluler selama beberapa generasi, hingga 5G. “MSM dapat diretas dari jarak jauh semudah melalui SMS,” bunyi laporan dari Check Point Research, Sabtu, 8 Mei 2021.
Ponsel cerdas yang didukung oleh chipset Qualcomm adalah target potensial peretas, menurut laporan itu. Kerentanan lebih tinggi bagi pengguna tanpa pembaruan rutin tambalan keamanan mereka, dan pembaruan perangkat lunak rutin harus dilakukan.
Menurut laporan keamanan itu, peretas dapat menggunakan kerentanan di modem untuk mengontrol dari jarak jauh dan secara dinamis menambalnya dari prosesor aplikasi. Tambalan tersebut dapat menyuntikkan kode berbahaya ke modem melalui Android, dan mengakses riwayat panggilan, pesan, dan panggilan pengguna ponsel cerdas. “Lalu data pribadi itu digunakan untuk tujuan kriminal.”
Namun, pernyataan resmi dari Qualcomm menunjukkan bahwa masalah keamanan itu telah diperbaiki sejak Desember 2020 dengan pembaruan perangkat lunak yang sesuai. Pihaknya yakin bahwa pembaruan perangkat lunak berikutnya dapat meningkatkan keamanan perangkat dari penyerang.
Baca Juga:
Namun, dikutip Gizmochina, Minggu, 9 Mei 2021, belum ada tanggapan resmi dari Google tentang kelemahan yang berkaitan dengan Android, meskipun ada rumor bahwa perbaikan tersebut dapat segera diatasi.
GIZMOCHINA | CHECK POINT RESEARCH
Baca:
Jatuh Liar, Roket Cina Tembus Atmosfer Menghunjam Laut Dekat Maladewa