Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini 5 Hal yang Sudah Diketahui dari Covid-19 Varian Delta

Reporter

image-gnews
ilustrasi - Dokter memegang botol ampul kaca mengandung sel molekul virus corona Covid-19 asal Inggris yang telah mengalami mutasi RNA menjadi varian baru. (ANTARA/Shutterstock/pri.)
ilustrasi - Dokter memegang botol ampul kaca mengandung sel molekul virus corona Covid-19 asal Inggris yang telah mengalami mutasi RNA menjadi varian baru. (ANTARA/Shutterstock/pri.)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaCovid-19 varian Delta sedang menjadi buah bibir di dunia, seiring dengan lonjakan kasus baru belakangan ini. Begitu banyak informasi yang beredar mengenai varian ini yang menggambarkan karakter dan keganasannya. Tapi apakah semuanya benar?

Berikut ini keterangan yang dihimpun dari laman gavi.org yang menghimpun data WHO dan publikasi sejumlah studi yang juga sudah pernah ditulis di kanal ini dari sumber jurnal maupun laman new scientist. Ada lima hal yang sudah diketahui dan beberapa lainnya masih belum jelas tentang karakter dari varian Delta ini.

1. Menyebar cepat ke seluruh dunia

Covid-19 varian Delta pertama kali dideteksi di India pada akhir 2020, di mana dia diduga berada di balik tsunami gelombang kedua wabah Covid-19 di negara itu. Per 14 Juni, menurut data WHO, varian ini telah ditemukan di 74 negara.
Kantor perwakilan WHO di Eropa telah memperingatkan negara-negara di benua itu yang sedang bersiap mencabut pembatasan sosial, mengizinkan kerumunan, dan membuka pintu-pintu perbatasannya akan ancaman varian ini.

2. Lebih mudah menular

Satu kawasan yang sudah 'dikuasai' varian Delta adalah Inggris Raya. Sejak kasus pertamanya terdeteksi pada Februari, Covid-19 varian Delta telah dengan cepat menggeser dominasi varian Alpha yang pertama dideteksi menyebar dari dalam negeri itu.

Varian alpha sebenarnya sudah lebih menular, 49-90 persen lebih tinggi, daripada varian SARS-CoV-2 di awal pandemi. Tapi varian Delta terukur 40 persen lebih menular daripada Alpha, dan kini telah mendominasi hingga 91 persen kasus baru di Inggris Raya. Sebagian peneliti bahkan mengkalkulasi kemampuannya menginfeksi lebih garang lagi, 30-100 persen lebih tinggi daripada Alpha.

Para peneliti sedang menyelidiki faktor di balik penguatan daya tular itu. Yang sudah diketahui saat ini adalah adanya perubahan kecil dalam protein paku virus varian ini yang meningkatkan kemampuannya mengikat reseptor ACE2 pada sel yang hendak diinfeksi. Studi lain, tapi belum mendapat peer review, menduga adanya mutasi terpisah dalam varian ini yang memudahkannya melewati sistem imun tubuh yang diinfeksinya.

3. Mungkin menyebabkan gejala yang berbeda

Varian Delta tak terkecuali menyebar cepat di Cina. Di negara ini, para dokternya melaporkan pasien yang menderita sakit lebih berat dan kondisi memburuk lebih cepat daripada pasien yang pernah mereka rawat di awal pandemi.

Di Inggris Raya, data dari Zoe Covid Symptom Study, di mana para partisipan melaporkan gejala harian via aplikasi di ponsel, juga menduga adanya perubahan gejala bersamaan dengan merebaknya varian ini. "Gejala batuk menjadi lebih jarang dan kami bahkan tak lagi memiliki hilangnya kemampuan indera penciuman di daftar 10 gejala teratas," kata Profesor Tim Spector, yang memimpin studi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Menambah peluang rawat inap di rumah sakit

Menurut studi di Skotlandia yang dipublikasikan dalam Jurnal The Lancet terbit 14 Juni, varian delta berasosiasi dengan berlipatgandanya risiko rawat inap dibandingkan jika seorang pasien terinfeksi varian alpha. Studi menggunakan data hampir 20 ribu kasus Covid-19 antara 1 April dan 6 Juni 2021. Orang dengan komorbid akan memiliki risiko rawat inap yang lebih besar lagi.

5. Satu dosis vaksinasi tak banyak membantu, tapi dua dosis akan sangat melindungi

Studi yang sama (di Skotlandia) menduga orang-orang yang telah menerima vaksinasi Covid-19 memiliki peluang lebih kecil untuk rawat inap jika terinfeksi varian Delta. Ini dibandingkan dengan orang-orang yang belum pernah divaksin. Tapi, bila vaksinasi baru satu dosis, belum akan ada perlindungan yang kuat hingga setidaknya 28 hari setelah penyuntikan.

Dua minggu setelah menerima dosis kedua, vaksin Pfizer kelihatannya menyediakan proteksi sebesar 79 persen terhadap infeksi Covid-19 varian Delta, dan 92 persen melawan infeksi yang varian Alpha. Untuk vaksin AstraZeneca, dua dosisnya memberi perlindungan 92 persen melawan risiko rawat inap dari infeksi varian delta dan 86 persen pengurangan risiko rawat inap jika terinfeksi varian alpha.

Data juga menunjukkan efektivitas vaksin AstraZeneca melawan infeksi bergejala sebesar 74 persen jika melawan varian Alpha dan 64 persen kalau menghdapi infeksi varian Delta.

Data terpisah yang dipublikasi Public Health England menduga vaksin Pfizer 88 persen efektif melawan infeksi bergejala dari varian Delta dua minggu setelah dosis yang kedua. Bandingkan dengan efektivitas 93 persen melawan yang varian Alpha. Data di sini juga menunjukkan satu dosis vaksin tak cukup efektif melawan varian Delta ketimbang Alpha.

Selain lima hal yang sudah bisa dijelaskan itu, ada dua hal lain yang juga ramai dibicarakan perihal Covid-19 varian Delta tapi sesungguhnya belum bisa dijawab pasti. Keduanya adalah,
1. Apakah varian Delta berasosiasi dengan angka kematian lebih tinggi?
2. Apakah kita masih perlu dosis booster?

GAVI.ORG | NEW SCIENTIST

Baca juga:
Benarkah Tes PCR Tak Mampu Deteksi Covid-19 Varian Delta? Ini Kata Pakar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WHO: Setiap Jam, Situasi di Gaza Semakin Memburuk

8 jam lalu

Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 4 Desember 2023. REUTERS/Fadi Shana
WHO: Setiap Jam, Situasi di Gaza Semakin Memburuk

WHO mengatakan situasi di Gaza kian memburuk seiring dengan semakin intensifnya pengeboman Israel di selatan wilayah Palestina.


Israel Makin Gila, 1 Anak di Gaza Terbunuh Setiap 10 Menit

8 jam lalu

Anak-anak Palestina yang terluka tergeletak di lantai rumah sakit Nasser, menyusul serangan Israel di sekolah Ma'an di timur Khan Younis, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 5 Desember 2023. REUTERS/Ibrahim Abu Mustafa
Israel Makin Gila, 1 Anak di Gaza Terbunuh Setiap 10 Menit

Setiap 10 menit, 1 anak tewas di Gaza terkena serangan Israel.


Baru Dua Hari Bertugas, Warga Inggris yang Jadi Tentara Israel Tewas di Gaza

16 jam lalu

Binyamin Needham. (IDF)
Baru Dua Hari Bertugas, Warga Inggris yang Jadi Tentara Israel Tewas di Gaza

Seorang pemuda Inggris tewas saat berperang untuk militer Israel di Jalur Gaza


Anies Baswedan Ingin Makan Malam Bersama Tiga Tokoh Ini, Siapa Saja Mereka?

19 jam lalu

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyampaikan orasi kepada relawan di Gor Gondrong, Cipondoh, Kota Tangerang, Sabtu 2 Desember 2023. Acara tersebut dihadiri ribuan relawan se-Kota Tangerang dari partai pengusung pasangan Capres-Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Anies Baswedan Ingin Makan Malam Bersama Tiga Tokoh Ini, Siapa Saja Mereka?

Capres Anies Baswedan menjawab pertanyaan peserta FPCI Sabtu lalu, tentang tiga orang yang ingin ia datangi untuk makan malam. Siapa saja?


WHO Desak Israel Cabut Perintah Pemindahan Pasokan Medis dari Gudang di Gaza

20 jam lalu

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus berjalan di sebuah rumah sakit yang didukung oleh Masyarakat Medis Amerika Suriah (SAMS), setelah gempa mematikan, di persimpangan Bab al-Hawa di perbatasan Suriah-Turki, di provinsi Idlib, Suriah 1 Maret 2023. REUTERS/Khalil Ashawi
WHO Desak Israel Cabut Perintah Pemindahan Pasokan Medis dari Gudang di Gaza

Dirjen WHO meminta Israel untuk mengambil segala tindakan untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil di Gaza


India Evakuasi Ribuan Warga Sebelum Badai Michaung Menerjang

1 hari lalu

Badai Fani melanda India pada Jumat, 3 Mei 2019. Daily Star
India Evakuasi Ribuan Warga Sebelum Badai Michaung Menerjang

India mengevakuasi ribuan warga di dekat area pantai, menutup sekolah dan kantor hingga menangguhkan penerbangan sebelum Badai Michaung datang


Zulhas Ungkap Penyebab Harga Gula di Dalam Negeri Melambung: India Pemilu Mei

1 hari lalu

Ilustrasi gula pasir. ANTARA/Fauzan
Zulhas Ungkap Penyebab Harga Gula di Dalam Negeri Melambung: India Pemilu Mei

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengungkapkan penyebab tingginya harga gula disebabkan harga gula impor sedang merangkak naik.


Inggris Kirim Pesawat Mata-mata Cari Sandera Hamas di Gaza

1 hari lalu

Shadow R1 (RAF.MOD.UK)
Inggris Kirim Pesawat Mata-mata Cari Sandera Hamas di Gaza

Angkatan Udara Inggris akan menerbangkan pesawat pengintai Shadow R1 di atas Gaza untuk membantu menemukan sandera yang masih ditahan oleh Hamas.


Perdebatan Nyamuk Wolbachia untuk Pengendalian Dengue, Prof Tjandra Punya Lima Catatan

2 hari lalu

Masa dari Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia melakukan aksi unjuk rasa di depan Kementrian Kesehatan RI, Kuningan, Jakarta, Selasa, 28 November 2023. Dalam aksinya masa menolak program Kemenkes RI soal penyebaran jutaan nyamuk Wolbachia yang dianggap menyebabkan Demam Berdarah Dengue dan merusak ekosistem karena belum terbukti keberhasilanya. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Perdebatan Nyamuk Wolbachia untuk Pengendalian Dengue, Prof Tjandra Punya Lima Catatan

Perlu dilakukan penelitian jangka panjang, antara lain tentang dampak paparan wolbachia yang relatif homolog.


Hampir Penuhi Target, Vaksin Cacar Monyet Dosis Dua Sudah Diberikan ke 411 Orang

3 hari lalu

An illustration of a monkeypox vaccine. (ANTARA/Shutterstock/am/rst)
Hampir Penuhi Target, Vaksin Cacar Monyet Dosis Dua Sudah Diberikan ke 411 Orang

Dinkes DKI kembali memberikan vaksin dosis dua cacar monyet. Saat ini sudah 411 orang menerima vaksinasi.