TEMPO.CO, Jakarta - Menanggapi peta zona merah atau zona berisiko tinggi penularan Covid-19 di Jawa Tengah Jateng yang bertambah menjadi 13 wilayah, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengimbau agar bupati maupun wali kota tidak perlu ragu untuk menerapkan lockdown skala mikro dan bukan PPKM Mikro seperti yang diatur oleh pemerintah pusat.
Jika sebelumnya hanya wilayah di jalur Pantura saja yang dinyatakan zona merah, kini telah menyebar ke wilayah selatan. Ketiga belas wilayah zona merah tersebut yaitu Kudus, Demak, Grobogan, Pati, Jepara, Blora, Pekalongan, Semarang, Brebes, Tegal, Sragen, dan Wonogiri, serta Kota Semarang.
Dilansir dari jatengprov.go.id, Ganjar meminta jajaran bupati dan wali kota untuk tetap siaga mengawasi tren peningkatan kasus penularan Covid-19. Kesiapsiagaan tersebut harus dilakukan agar pemerintah dapat mengambil langkah antisipatif untuk cepat tanggap merawat masyarakat. Hal ini disampaikan Ganjar seusai memimpin rapat penanggulangan Covid-19, di kantor Gubernur Jateng pada Senin, 21 Juni 2021.
Salah satu langkah kesiapsiagaan yang dilakukan adalah dengan menambah ranjang pasien isolasi dan ICU perawatan di rumah sakit rujukan. Menurut Ganjar, berdasarkan evaluasi, penambahan tempat tidur isolasi di Jateng mencapai angka sekitar 40 persen atau lebih dari 3 ribu unit.
“Dengan naiknya kurva, tempat tidur ditambah,” kata Ganjar, sebagaimana dilansir Tempo dari laman Pemprov Jateng tersebut.
Berdasarkan penuturan Ganjar, lockdown skala mikro atau mikro zonasi juga perlu diperhatikan secara ketat. Baik bupati maupun wali kota tidak perlu ragu untuk melakukan lockdown mikro apabila di wilayahnya menunjukkan data epidemiologi yang tinggi.
“Dengan naiknya kurva, tempat tidur ditambah. Mikrozonasi kita pelototi, bahkan kita sudah sampai dengan lockdown mikro. Kita sampaikan kepada bupati dan wali kota tidak usah ragu. Begitu di situ menunjukan data epidemiologis tinggi, kunci.” kata Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga mengapresiasi sejumlah daerah yang telah berinisiatif kembali menerapkan kebijakan di rumah saja. Menurut Ganjar, dengan begitu masyarakat juga dapat berperan dalam mengurangi sekaligus menurunkan jumlah penularan Covid-19.
Gubernur Jateng ini meminta kepada setiap pemerintah kabupaten maupun kota untuk menyampaikan usulan. Pihaknya juga meminta kalkulasi untuk menyiapkan sumber daya manusia serta faktor pendukung lainnya. Sejauh ini baru Solo yang memiliki rumah sakit darurat, dan Banyumas yang masih dalam tahap usulan.
“Rumah sakit darurat saat ini ada di Solo, terus ini usulan dari Banyumas. Baru dua itu,” kata Ganjar.
Ganjar juga menekankan pentingnya konsolidasi antardaerah dalam menerapkan kebijakan. Menurutnya, apabila di satu wilayah dilakukan lockdown, di wilayah lain juga harus menerapkan kebijakan yang sama. “Jangan satu bicara tutup, yang satu malah persilakan, nah seperti ini akan jadi persoalan. Kalau perlu saya yang sowan kepada para bupati wali kota agar bisa seragam pada soal itu,” ungkap Ganjar.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga: Ganjar Minta Kepala Daerah Tak Perlu Panik Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19