TEMPO.CO, Yogyakarta - Gugus Tugas Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut penularan kasus baru kian menggila di akhir pekan ini karena pecah rekor lagi di atas 800 kasus sehari.
"Situasi Covid-19 di DIY hari ini ada penambahan kasus terkonfirmasi sebanyak 830 kasus, sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 57.858 kasus," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 DIY Berty Murtiningsih Minggu 27 Juni 2021.
Penambahan kasus meninggal pada hari Minggu ini ada 19 kasus, sehingga total kasus meninggal akibat Covid-19 di DIY nyaris genap 1.500 orang atau tepatnya 1.479 kasus sejak wabah merebak. Sedangkan total kasus sembuh sebanyak 47.462 kasus.
Bersamaan dengan lonjakan kasus yang kian menggila di DIY itu, beredar viral di aplikasi perpesanan pengumuman sejumlah rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di berbagai kabupaten/kota sudah tak bisa menerima pasien baru lagi di ruang instalasi gawat darurat atau IGD.
Dari informasi hingga Minggu sore rumah sakit di DIY yang mengumumkan layanan IGD-nya penuh dengan alasan nyaris sama, yakni peningkatan jumlah pasien dan terbatasnya kapasitas antara lain RS Panti Rapih, RS PKU Yogyakarta, RS Bethesda Yogya, RSUD Wates, dan RSUD Sleman.
Direktur RSUD Wonosari Gunungkidul Yogyakarta Heru Sulistiyowati mengatakan akhir pekan ini ranjang perawatan Covid-19 di RSUD Wonosari terus penuh pasien baru.
"Kami kekurangan sekitar 30 ranjang," kata dia. Hal ini diperparah karena sejumlah tenaga kesehatan dan sumber daya lain di rumah sakit itu juga ikut terpapar Covid-19.
"Karena ada beberapa karyawan yang terkonfirmasi Covid-19, bangsal untuk pasien non-Covid ada yang kami alih fungsikan untuk penanganan," kata Heru.
Sebelumnya diketahui, sebanyak 46 tenaga kesehatan RSUD Wonosari di Gunung Kidul, Yogyakarta, terpapar Covid-19 karena beban kerja yang sangat berat, seiring melonjaknya kasus harian Covid-19.
Pakar epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Riris Andono Ahmad menyatakan dengan terus melonjaknya kasus di DIY pihaknya merekomendasikan Pemda DIY melakukan langkah strategis. "Perlu restriksi mobilitas skala luas tidak berdasarkan RT saja selama tiga minggu ke depan," kata Riris.
Riris mendorong pula pembuatan dan pengaktifan shelter komunitas bagi mereka yang butuh isolasi mandiri dengan ringan agar mengurangi tekanan lonjakan kasus pada sistem kesehatan. "Mobilisasi masyarakat untuk membantu mereka yang terdampak Covid-19," kata dia.
Dengan terus melonjaknya kasus Covid 19, anggota DPRD DIY Muhammad Syafi'i juga mendesak pemerintah DIY melakukan langkah cepat untuk mengendalikan penularan Covid 19. "Di antaranya membatasi mobilitas orang yang masuk DIY, pembatasan kegiatan masyarakat dan menyiapkan infrastruktur kesehatan agar tidak kolaps," kata dia. Sebab keputusan yang cepat dan terpadu sangat diharapkan oleh masyarakat saat ini.
Baca:
Covid-19: Terpapar Belum Tentu Terinfeksi, Gejala Bisa Bermanfaat