TEMPO.CO, Yogyakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tengah menyiapkan perekrutan mahasiswa lulusan baru dari Politeknik Kesehatan untuk membantu penanganan kasus Covid-19 yang melonjak dua pekan ini. "Kami sudah siapkan untuk perekrutan tenaga kesehatan baru dari lulusan fresh graduate poltekes di Yogya," kata Sekretaris DIY, Kadarmanta Baskara Aji, menuturkan pada Selasa 29 Juni 2021.
Aji mengatakan Pemda DIY juga sudah menyampaikan rencana perekrutan itu ke Kementerian Kesehatan. Harapannya, lulusan politeknik kesehatan itu akan langsung terjun membantu penanganan Covid usai mereka wisuda, baik di rumah sakit atau shelter-shelter karantina.
Aji mengatakan pada awal pekan ini sudah mendapat laporan kalau 27 rumah sakit rujukan Covid-19 mulai banyak kekurangan sumber daya tenaga kesehatan karena turut terpapar Covid-19. Para tenaga kesehatan yang tersedia pun akhirnya berkurang jumlahnya karena mereka sehingga harus menjalani isolasi.
Direktur Utama RSUP Dr Sardjito Rukmono Siswishanto, misalnya. Dia mengatakan sejak Februari hingga Mei, tenaga kesehatan dan pegawai di rumah sakitnya yang terpapar Covid-19 berjumlah sekitar 30 orang. "Tapi, memasuki Juni ini, pegawai rumah sakit kami yang terpapar jadi 204 orang, sebagian besar bukan tenaga kesehatan," kata dia.
Dari jumlah pegawai di RSUP dr. Sardjito itu, 185 orang menjalani isolasi mandiri di rumah, 15 orang isolasi di rumah sakit, dan empat orang rawat inap di rumah sakit karena kondisi gejala berat. "Saat ini RSUP Sardjito sudah merekrut 143 tenaga kesehatan untuk menjadi relawan terdiri dari dokter, bidan, hingga perawat," kata dia.
Direktur Utama Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Mohammad Komarudin mengatakan hingga awal pekan ini sudah mendata 45 tenaga kesehatan di rumah sakitnya terinfeksi Covid-19. Seperti di RSUP Sardjito, Komarudin mengatakan bukan hanya dokter yang ikut tertular, tapi juga staf, perawat, hingga petugas fisioterapi.
Menurut Komarudin, kebutuhan sumber daya tenaga kesehatan itu penting jadi perhatian pemerintah. "Karena sebanyak apapun membuka kamar baru percuma jika jumlah tenaga kesehatannya tidak ditambah juga," kata dia.
Direktur Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Triputro Nugroho mengatakan sejak Mei hingga Juni ini, ada 31 pegawai di rumah sakitnya yang menjadi korban Covid-19. Mereka juga berprofesi sebagai tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat, selain juga pegawai administrasi.
Baca juga:
Jumlah Tenaga Kesehatan RSHS Bandung Terinfeksi Covid-19 Ikut Melonjak