Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Riset Temukan Kebakaran Hutan di Balik Kematian 748 Pasien Covid-19 di Amerika

image-gnews
Pusat kota San Francisco di bawah langit oranye yang disebabkan oleh asap dari kebakaran hutan California, Rabu, 9 September 2020.[Stephen Lam / Reuters]
Pusat kota San Francisco di bawah langit oranye yang disebabkan oleh asap dari kebakaran hutan California, Rabu, 9 September 2020.[Stephen Lam / Reuters]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Buruknya kualitas udara karena kebakaran hutan terbesar yang terjadi tahun lalu memiliki kaitan kuat dengan lonjakan penularan Covid-19 dan kasus kematiannya di Amerika Serikat. Hasil riset tim peneliti di negara itu mengatakan, ada sebanyak 19.742 kasus baru Covid-19 dan 748 kasus kematiannya yang bisa dihubungkan dengan peningkatan konsentrasi partikel debu halus PM2,5 di udara karena kebakaran hutan di California, Oregon dan Washington.

Sudah diketahui bahwa pajanan jangka panjang terhadap udara yang kotor akan mengatrol risiko gejala parah dan kematian karena Covid-19. Riset terbaru ini memberi bukti baru untuk dampak pajanan yang jangka pendek. Dalam kasus ini adalah kejadian kebakaran hutan dan lahan yang mungkin telah membuat dampak pandemi Covid-19 terhadap kesehatan masyarakatnya bertambah buruk.

“Apa yang pertma-tama dikatakan dari hasil riset ini adalah, terutama untuk daerah-daerah yang terdampak kebakaran hutan, orang-orang sudah seharusnya mendapatkan vaksinasi dan mengenakan masker,” kata Francesca Dominici dari Departemen Biostatistika, Harvard University, juru bicara tim peneliti.

Dominici dkk meneliti data harian dari kasus baru Covid-19 dan kematiannya, juga konsentrasi PM2,5 harian antara Maret sampai Desember 2020 di 92 daerah yang mencakup 95 persen populasi di California, Oregon dan Washington. Mereka memasukkan pula parameter lain seperti cuaca dan data mobilitas di Facebook, selain juga situasi tanpa kebakaran yang dijadikan alat kontrol.

Secara umum, mereka menemukan ekstra 10 mikrogram PM2,5 per meter kubik udara sepanjang 28 hari yang terkait dengan peningkatan 11,7 persen penularan kasus Covid-19 dan penambahan 52,8 persen kasus kematiannya. Beberapa daerah juga menunjukkan data konsentrasi PM2,5 di udaranya yang lebih tinggi dari 500 mikrogram per kubik meter selama beberapa hari beruntun saat kebakaran terjadi—angka yang jauh di atas status ‘kualitas udara berbahaya’ di Amerika.

Secara spesifik, dampaknya untuk setiap daerah bervariasi cukup besar. Menurut Dominici, itu kemunginan karena, ‘trayektori dari pandemi di setiap daerah juga sangat, sangat berbeda.” Yang jelas, peningkatan konsentrasi PM2,5 di udara sejalan dengan penambahan kasus Covid-19 dan kematiannya karena paparan terhadap partikel debu halus itu telah menyebabkan gejala penyakit infeksi virus corona pada seseorang bertambah parah.

Dampak kualitas paparan yang sama bahkan berdampak pula kepada mereka yang bergejala ringan. Sebagai contoh, orang yang sejatinya tak bergejala menjadi mengembangkan gejala.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Langit berwarna oranye terlihat saat kebakaran yang meluas di Deer Park, California, 27 September 2020. REUTERS/Stephen Lam

Dominici mengungkapkan kalau hasil risetnya mungkin meninggalkan faktor lain yang harus diperhatikan. Pun dengan paparan konsentrasi PM2,5 lewat citra satelit mungkin tidak merefleksikan jumlah yang sebenarnya. Meski begitu, dia menambahkan, hasil riset telah menambahkan motivasi lain untuk kebutuhan memangkas emisi karbon dioksida.

Emisi itu yang diproyeksi memperburuk kebakaran hutan di Amerika sebelah barat pada tahun lalu, seiring dengan suhu Bumi yang menghangat. “Riset kami juga menyediakan alasan lain kenapa meredam perubahan iklim begitu penting,” kata peneliti yang juga berkecimpung di Harvard Data Science Initiative itu.

NEW SCIENTISTS, SCIENCEMAG

Baca juga:
Jakarta Diperingatkan, Kualitas Udara Buruk Makin Membahayakan Kala Pandemi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

9 jam lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza


Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

10 jam lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd J. Austin III sebelum melakukan pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN dan AS di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu 15 November 2023. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

14 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

14 jam lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

19 jam lalu

Logo TikTok terlihat di smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 27 November 2019. [REUTERS / Dado Ruvic / Illustration / File Photo]
Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

Bagaimana nasib TikTok di AS pasca-konflik panas dan pengesahan RUU pemblokiran aplikasi muncul di sana?


Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

21 jam lalu

Koalisi mahasiswa Universitas Michigan berkumpul di sebuah perkemahan di Diag untuk menekan universitas tersebut agar melepaskan dana abadinya dari perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel atau dapat mengambil keuntungan dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di kampus perguruan tinggi Universitas Michigan  di Ann Arbor, Michigan, AS, 22 April 2024. REUTERS/Rebecca Cook
Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.


Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

22 jam lalu

Suharso Monoarfa bertemu Luhut Binsar Panjaitan di Singapura. Instagram/@Suharsomonoarfa
Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

1 hari lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

1 hari lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd J. Austin III sebelum melakukan pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN dan AS di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu 15 November 2023. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

Menteri Pertahanan Amerika Serikat kembali menyampaikan ucapan selamat dari Joe Biden kepada Prabowo Subianto atas kemenangan di pilpres 2024


AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

1 hari lalu

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.