TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi di Afghanistan yang dikuasai Taliban menjadi tantangan bagi warganya untuk mendapat informasi akurat tentang apa yang terjadi dari waktu ke waktu. Namun, ada satu startup bernama Ehtesab yang menghadirkan berbagai informasi melalui aplikasi.
Perusahaan rintisan yang berbasis di Kabul itu, mengandalkan laporan crowdsourced dari pengguna terverifikasi untuk melacak kondisi. Yang bisa diinformasikan aplikasi itu mulai dari pemadaman listrik, kemacetan lalu lintas, hingga pemboman. Informasi yang dimasukkan ke aplikasi kemudian dikirimkan menjadi pemberitahuan.
“Pastikan masalah di Kabul tidak diabaikan! Berpartisipasi dan berkomunikasi dengan sesama warga tentang masalah di kota melalui Ehtesab,” tertulis dalam keterangan aplikasi di Google Play Store.
Ehtesab berarti "akuntabilitas" dalam Bahasa Persia Afganistan dan Pashto. Aplikasi tersebut, yang secara resmi diluncurkan pada Maret 2020, menawarkan informasi terkait keamanan yang disederhanakan, termasuk pembaruan keamanan umum di Kabul kepada penggunanya.
Dengan peringatan crowdsourced real-time, pengguna di seluruh kota dapat melacak ledakan bom, penghalang jalan, pemadaman listrik, atau masalah lain di lokasi yang dekat dengan mereka. Aplikasi ini didukung oleh 20 karyawan yang bekerja di luar kantor perusahaan Kabul.
Wahedi dan stafnya saat ini bekerja dari jarak jauh untuk keselamatan mereka, dan mengaku terkejut dengan seberapa cepat pemerintah Afghanistan runtuh. Ehtesab juga disebutnya menghindari menyebut Taliban dalam pembaruan keamanannya, memberikan informasi dengan cara yang “bijaksana”.
“Misalnya, penghalang jalan menunjukkan bahwa mungkin ada bahaya, api tentu saja kita tidak bisa langsung mengatakan bahwa ada bahaya,” tutur Wahedi.
Menurut Wahedi, jika pihaknya dituduh membangun narasi melawan pemerintah, maka dia dapat menegaskan bahwa Ehtesab memberikan informasi tentang penghalang jalan dan tidak ada yang lain, karena itu mempengaruhi pergerakan orang. “Itulah strategi yang kami terapkan,” katanya lagi.
Semakin sulit untuk mendapatkan informasi masuk dan keluar dari Kabul dalam beberapa hari terakhir, tetapi Wahedi mengatakan dia merasa bertanggung jawab kepada generasi muda Afghanistan, yang tumbuh dalam perang. “Keheningan membuat Taliban lebih unggul.”
THE VERGE
Baca:
Afghanistan Punya Logam Langka Berbahaya Senilai Rp 43.000 T, Digarap Cina?