TEMPO.CO, Jakarta - Selama pandemi Covid-19, raksasa teknologi Google menghadirkan laporan mobilitas masyarakat yang bisa diakses melalui laman resminya. Senior Product Managers of Public and Environmental Health, Google Health, Tomer Shekel, menerangkan, laporan mobilitas masyarakat menunjukkan tren pergerakan berdasarkan wilayah.
Menurutnya, laporan sudah tersedia untuk 135 negara, termasuk lebih dari 90 negara dengan insight mobility yang lebih detail hingga tingkat sub-region, seperti negara bagian, provinsi, country, distrik, dan area metro. “Termasuk perubahan mobilitas di Indonesia,” ujar dia dalam acara virtual, Kamis, 26 Agustus 2021.
Data yang dilaporkan menunjukkan perubahan jumlah pengunjung (atau durasi waktu yang dihabiskan) di berbagai kategori tempat dibandingkan dengan hari dasar pengukuran—mewakili nilai normal untuk hari tersebut. Hari dasar pengukuran adalah nilai median yang diambil selama jangka 5 minggu antara 3 Januari-6 Februari 2020.
Untuk setiap kategori wilayah, dasar pengukuran bukan merupakan nilai tunggal, tetapi 7 nilai individual. Jumlah pengunjung yang sama pada 2 hari yang berbeda, misalnya, menghasilkan perubahan persentase berbeda. Sehingga, kata Shekel, jangan membuat kesimpulan bahwa perubahan yang lebih besar berarti lebih banyak pengunjung atau perubahan yang lebih kecil berarti lebih sedikit pengunjung.
“Dan hindari juga membandingkan perubahan dari hari ke hari. Terutama akhir pekan dengan hari kerja,” katanya.
Untuk setiap kategori di suatu wilayah, laporan menunjukkan perubahan dalam dua cara yang berbeda. Pertama jumlah utama yang membandingkan mobilitas antara tanggal laporan dan hari dasar pengukuran. Dihitung untuk tanggal laporan (kecuali terdapat kesenjangan) dan dilaporkan sebagai persentase positif atau negatif.
Kedua, grafik tren, perubahan persentase dalam enam minggu sebelum tanggal laporan, dan ditampilkan sebagai grafik. “Google juga membuat laporan PDF yang bisa diunduh dengan mudah,” tutur Shekel.
Menurut Google, data tersebut berasal dari penggunanya, tapi informasi data pribadi seperti lokasi, kontak, atau pergerakan individu tidak akan tersedia. Karena dibuat dengan kumpulan data yang digabungkan dan dianonimkan dari pengguna yang mengaktifkan setelan Histori Lokasi, yang secara default dinonaktifkan.
Agar laporan bermanfaat, Google juga menggunakan kategori untuk mengelompokkan beberapa tempat dengan karakteristik serupa, untuk tujuan panduan pembatasan sosial. “Misalnya, menggabungkan toko bahan makanan dan apotek karena keduanya cenderung dianggap sebagai tujuan perjalanan yang penting,” katanya.
Baca juga:
Data Google: Mobilitas Warga Jakarta Susut 30 Persen Selama PPKM Level 4