TEMPO.CO, Banda Aceh – Tepat pada Rabu siang ini, 8 September 2021, pukul 12.36.25 WIB, fenomena hari tanpa bayangan bisa diamati di Banda Aceh, NAD. Fenomena terkait Kulminasi Utama, atau Matahari yang tepat berada di atas kepala pengamat (titik zenit), dalam dunia astronomi ini bisa dimanfaatkan untuk menghitung waktu salat zuhur bagi umat muslim.
Ahli Falakiyah di Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, Alfirdaus Putra, menjelaskan caranya dengan menambahkan 2-4 menit waktu ikhtiyat tepat Kulminasi Utama. Itu artinya pada pukul 12.36.25 untuk di Banda Aceh pada hari ini.
“Salat zuhur dilaksanakan setelah tergelincirnya matahari dari titik zenith. Pada hari tanpa bayangan ini, kita dapat memanfaatkan fenomena langit ini untuk kalibrasi waktu salat di tempat masing-masing,” katanya pada Selasa 7 September 2021.
Ia berharap santri, siswa, dan mahasiswa di berbagai tempat di Aceh dapat melakukan praktikum sederhana dengan meletakkan benda tegak tidak berongga seperti tongkat, spidol atau sejenisnya pada bidang datar. Setelah mencapai titik zenith, maka dua hingga empat menit kemudian akan tiba waktu zuhur.
“Dengan catatan, benda tersebut benar-benar tegak lurus. Bila perlu gunakan 'waterpass',” kata Alfirdaus Putra menambahkan.
Hari tanpa bayangan. ANTARA
Staf Observatorium Tgk Chik Kuta Karang Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, Rahmatul Fahmi, menambahkan bahwa hari tanpa bayangan terjadi dua kali dalam setahun. Yang pertama di Banda Aceh sudah terjadi pada akhir Maret lalu. “Setiap kota di Aceh memiliki waktu kulminasi utama berbeda sesuai dengan lintang geografis daerah tersebut,” katanya.
Baca juga:
Hari Tanpa Bayangan Kembali Hadir, Dimulai dari Aceh Siang Ini