TEMPO.CO, Jakarta - Telkom Group telah mengumumkan upaya pemulihan jalur kabel bawah laut ruas Batam-Pontianak yang menyebabkan gangguan koneksi internet sebagian pengguna Telkomsel dan Indihome membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Gangguan terjadi mulai Minggu, 19 September 2021.
Telkom menyebut periode perbaikan itu di antaranya digunakan untuk persiapan cableship yang akan dioperasikan ke titik lokasi gangguan tersebut. Ini persis yang belum lama harus dilakukannya pula di perairan antara Sarmi dan Biak, Papua, pada April lalu.
Faktanya, kerusakan kabel bawah laut dan perbaikannya biasa terjadi di dunia, dan The National Bureau of Asian Research menyebutkan dalam Maritime Awareness Project bahwa sebagian besar karena kelalaian atau kesalahan manusia. Dicatatnya, sebanyak 40 persen terkait aktivitas perikanan dan 15 persen karena lempar jangkar sembarangan.
Laporan kolaborasi antara Program Lingkungan PBB (UNEP) dan Komite Proteksi Kabel Internasional (ICPC) yang dipublikasi 2009 juga pernah menyebut secara spesifik bahwa sekitar 70 persen dari seluruh kasus kegagalan kabel bawah laut karena faktor eksternal oleh aktivitas perkapalan dan perikanan terjadi di perairan kurang dari 200 meter.
Itu sebabnya kabel-kabel bawah laut kemudian dikubur di dasar laut untuk perlindungannya. Strategi ini, bersama kesadaran yang semakin tinggi dari para pengguna kabel bawah laut, telah berbuah angka kejadian kerusakan kabel yang sampai membuat koneksi terputus (fault) berkurang drastis per 1.000 kilometer kabel.
Gangguan atau fault juga semakin berkurang jumlahnya mengikuti perbaikan desain sistem kabel dalam teknologi kabel bawah laut. Meski begitu, kasusnya masih ada dan perbaikan-perbaikan harus tetap dilakukan.
ICPC menjelaskan, prosedurnya bergantung kepada aktivitas menarik sebuah semacam bajak dasar laut (grapnel) di sepanjang jalur kabel, memotong kabel dan menyambung kembali kedua ujungnya. Ini yang akan dilakukan Telkom dengan cableship yang dimaksudnya sedang melakukan persiapan pada pekan lalu.
Aktivitas cableship oleh PT PLN (Persero) yang menargetkan sistem kelistrikan Sumatera dan Bangka bakal terhubung kabel listrik bawah laut pada Desember 2021. Foto/Dok/PLN
"Di atas kapal khusus untuk perbaikan kabel bawah laut itu, satu bagian baru mungkin disisipkan atau dihubungkan untuk menggantikan bagian kabel yang rusak tersebut," bunyi bagian laporan ICPC.