TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Hari Ini dimulai dari topik tentang Angkatan Laut Amerika Serikat memutuskan untuk mem-besitua-kan dua kapal induk yang sudah tak dipakai: USS Kitty Hawk dan USS John F. Kennedy. Perusahaan besi tua yang telah ditunjuk berdasarkan kontrak senilai satu sen dollar, atau setara Rp 142, per kapal induk itu adalah International Shipbreaking Ltd./EMR Brownsville.
Berita terpopuler selanjutnya tentang Program Manager CN 235-200 FTB, PT Dirgantara Indonesia, Eko Budi Santoso memaparkan uji terbang perdana Bandung-Jakarta yang dijalani pesawat itu menggunakan bioavtur J2.4, Rabu 6 Oktober 2021. “Start dari Bandara Husein Sastranegara jam 7 pagi, sampai di sana (Bandara Soekarno-Hatta) itu 07.47 WIB,” kata dia, saat dihubungi Tempo, Rabu.
Selain itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memaparkan potensi dari pengembangan bioavtur lokal buatan Indonesia, J2.4. Bioavtur ini dikembangkan bersama Pertamina dan ITB serta telah sukses digunakan dalam uji terbang perdana dari Bandung ke Jakarta dan kembali lagi ke Bandung pada Rabu 6 Oktober 2021.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno.
1. Kapal Induk Amerika Dihargai Satu Sen Dolar, Ini Penuturan Pembeli
Angkatan Laut Amerika Serikat memutuskan untuk mem-besi tua-kan dua kapal induk yang sudah tak dipakai: USS Kitty Hawk dan USS John F. Kennedy. Perusahaan besi tua yang telah ditunjuk berdasarkan kontrak senilai satu sen dollar, atau setara Rp 142, per kapal induk itu adalah International Shipbreaking Ltd./EMR Brownsville.
Kapal induk USS Kitty Hawk, resmi bergabung di angkatan laut pada 1961 dan dipensiunkan 2009 lalu, saat ini berada di pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Bremerton, Washington. Sedang kapal induk USS JFK yang diresmikan 1968 lalu dan pensiun pada 2007, masih terjangkar di Philadelphia Naval Yard.
Rencananya, ISL akan menarik keduanya, dimulai dari Kitty Hawk, ke Brownsville—yang akan menjadi kuburan dari kapal-kapal induk tersebut. Di lokasi ini pula ISL telah menghancurkan dan mendaur ulang bekas kapal induk yang lain: USS Constellation, USS Independence dan USS Ranger.
Perusahaan sejenis dengannya pernah meremukkan pensiunan kapal induk yang lain lagi di tempat yang sama, yakni USS Forrestal and USS Saratoga.
2. Bioavtur Lokal di Sayap Kanan, Ini Hasil Uji Terbang Bandung-Jakarta-Bandung
Program Manager CN 235-200 FTB, PT Dirgantara Indonesia, Eko Budi Santoso memaparkan uji terbang perdana Bandung-Jakarta yang dijalani pesawat itu menggunakan bioavtur J2.4, Rabu 6 Oktober 2021. “Start dari Bandara Husein Sastranegara jam 7 pagi, sampai di sana (Bandara Soekarno-Hatta) itu 07.47 WIB,” kata dia, saat dihubungi Tempo, Rabu.
Eko mengatakan, pesawat terbang tanpa kendala. Untuk penerbangan itu, mesin kanan pesawat CN235-220 FTB milik PTDI dipasok dengan bioavtur J2.4, sementara mesin kiri menggunakan avtur biasa, Jet A1. “Sesuai skenario itu memang diuji untuk bioavtur di sebelah kanan,” kata dia.
Menurut Eko, pengujian bioavtur berbahan baku minyak sawit itu dilakukan yang pertama di dunia. Dia menerangkan, bioavtur yang ada saat ini di dunia belum ada yang berbasis minyak kelapa sawit. Eropa misalnya menggunakan biji matahari, lalu Brasil menguji penggunaan bioavtur dari bahan baku tebu.
3. Bioavtur Buatan Pertamina dan ITB, Potensi Pasar Ditaksir Rp 1,1 Triliun
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memaparkan potensi dari pengembangan bioavtur lokal buatan Indonesia, J2.4. Bioavtur ini dikembangkan bersama Pertamina dan ITB serta telah sukses digunakan dalam uji terbang perdana dari Bandung ke Jakarta dan kembali lagi ke Bandung pada Rabu 6 Oktober 2021.
Hadir secara daring dalam seremoni keberhasilan uji terbang perdana dengan Bioavtur J2.4 yang digelar di Hanggar 2 PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) itu, Airlangga menyatakan bahwa kelapa sawit lebih efisien dibandingkan sebagai bahan baku bioavtur, dibandingkan bahan baku alternatif lainnya. Dia membandingkannya dengan rapeseed, biji bunga matahari dan kedelai.
"Kelapa sawit lebih efisien dan produktivitasnya lebih tinggi dengan perbandingan 1 ton minyak sawit membutuhkan 0,3 hektare," katanya sambil memaparkan, "Rapeseed butuh 1,3 hektare, sun flower oil membutuhkan 1,5 hektare, dan soybean oil 2,2 hektare." Simak Top 3 Tekno Berita Hari Ini lainnya di Tempo.co.
Baca:
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: AL AS Jual Kapal Induk 1 Sen, Rekor Drone Cina