TEMPO.CO, Jakarta - Militer Amerika Serikat berencana menguji senjata laser terbaru berkekuatan 300 kilowatt, atau paling kuat yang pernah ada saat ini, pada tahun depan. General Atomics Electromagnetic Systems (GA-EMS) dan Boeing berkolaborasi membangun prototipe senjata itu, yang ukurannya serupa sebuah peti kemas dan diangkut oleh truk dalam penggunaannya.
“Senjata laser yang kompak, berkekuatan tinggi….akan menghasilkan keluaran mematikan yang lebih dahsyat daripada yang pernah ada,” kata Scott Forney, Presiden GA-EMS dalam sebuah pernyataannya pada 25 Oktober lalu.
Militer Angkatan Laut Amerika Serikat pertama menggunakan senjata laser energi tinggi, dikenal sebagai LaWS, di atas kapal perangnya, USS Ponce, pada 2014 lalu. Saat itu keluaran lasernya dilaporkan memiliki daya atau kekuatan 30 kilowatt. Kebanyakan senjata laser militer saat ini memiliki rentang daya 30-100 kilowatt, digunakan terutama untuk menembak jatuh drone-drone kecil yang dianggap sebagai musuh atau ancaman.
Biasanya, persenjataan laser berbasis kepada penggunaan banyak laser serat produk industri, dengan outputnya dikombinasikan ke dalam satu sorotan sinar yang mematikan. Senjata terbaru yang dikembangkan GA-EMS berbeda. Mereka menggunakan sejumlah lempengan kaca—sebuah metode yang sebelumnya telah diketahui memberi masalah pada buangan panas dan kualitas laser outputnya.
Namun, GA-EMS mengklaim telah berhasil merangkai lempengan-lempengan kaca itu hingga saling terkoneksi untuk mengatasi permasalahan yang ada dan mengeliminasi kebutuhan mengkombinasikan sinar atau sorotan dari banyak laser serat.
“Kami sangat antusias melangkah lebih jauh dalam menyerahkan kemampuan kritikl ini kepada Angkatn Bersenjata,” kata Cindy Gruensfelder, Wakil Presiden dan General Manager di Divisi Sistem Persenjataan dan Rudal Boeing.
Senjata itu adalah bagian dari proyek di militer Amerika Serikat yang ingin mengembangkan pertahanan laser. Pada tahun lalu, Amerika telah mendemokan senjata laser 10 kilowatt yang mampu mementahkan serangan mortar kecil.
Justin Bronk dari sebuah badan pemikir keamanan Inggris, Royal United Services Institute, menilai semakin kuat persenjataan laser semakin dia bisa digunakan menarget target yang lebih besar. Termasuk menarget banyak target sekaligus dalam sebuah suksesi sorot laser yang cepat.
“Ini akan memungkinkan sistem untuk membidik ancaman yang datang yang berukuran lebih besar, dan juga berpotensi mengatasi ancaman yang butuh dibidik cepat apakah karena kecepatannya atau lintasan terbangnya yang sangat rendah,” kata Bronk.
Itu artinya, dia menambahkan, bakal memampukan senjata laser itu untuk pertahanan dari rudal-rudal jelajah dan balistik seperti halnya bertahan dari serangan drone, pesawat dan helikopter.
NEW SCIENTIST, GA
Baca juga:
Pandemi Covid-19 Hapus Lebih dari 28 Juta Tahun Usia Manusia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.