TEMPO.CO, Jakarta - Satu kawasan di Mars diduga memiliki kandungan sejumlah besar air terperangkap di balik permukaannya. Lokasinya yang dikenal sebagai sistem lembah Valles Marineris itu berpotensi sangat berguna untuk astronot masa depan.
Valles Marineris jauh dari lokasi pertama para peneliti pernah melihat air di Mars. Kalau dulu terkonsentrasi di daerah kutub-kutub dan jauh di dalam Mars, temuan potensi sumber air yang terkini berada di ekuator dan relatif lebih mudah diakses.
Igor Mitrofanov dari Institut Riset Antariksa Rusia dan koleganya menggunakan data dari wahana Trace Gas Orbiter milik Badan Antariksa Eropa yang mengorbit Mars sejak 2016. Dari data itu Igor menemukan sesuatu yang tidak biasa, yakni kadar tinggi hidrogen di kedalaman yang dangkal.
Igor dan timnya menggunakan instrumen bernama Fine Resolution Epithermal Neutron Detector yang ada pada orbiter TGO untuk mendeteksi perubahan level emisi netron di permukaan Mars. Mereka menemukan pengurangan jumlah netron di titik lokasi bernama Candor Chaos di Valles Marineris yang mengindikasikan keberadaan sejumlah besar hidrogen.
Seperti yang juga disebutkan dalam makalah untuk dipublikasikan dalam Jurnal Icarus edisi Maret 2022, diduga, 40 persen lapisan di bawah permukaan di lokasi itu adalah air.
Meski tim penelitinya tak dapat memastikan apakah kandungan hidrogen itu dalam bentuk es air atau terkunci dalam mineral-mineral yang terhidrasi, kandungannya yang tinggi dan tidak biasa itu mengindikasikan setidaknya ada yang berupa es air. “Kalaupun terikat dalam mineral-mineral, dia masih bisa diakses,” kata Collin Wilson, peneliti di proyek TGO di Badan Antariksa Eropa, tapi tidak termasuk anggota tim riset Igor.
Wilson menambahkan, “Jika Anda mengambil beberapa mineral itu dan meletakkannya dalam oven di pesawat Anda, itu akan sangat mudah mendapatkan air dari sana.”
Lokasi kedalaman kandungan hidrogen itu diperkirakan hanya dua meter di bawah permukaan dan bisa dicapai dengan alat bor robot penjelajah Rosalind Franklin. Robot milik Badan Antariksa Eropa itu direncanakan meluncur ke Mars dalam misi bersama Rusia pada 2022.
Rosalind Franklin hingga saat ini tak dijadwalkan menjalani misi ke Candor Chaos, tapi dugaan lokasi kandungan air yang mudah diakses itu menjadikannya kandidat destinasi menarik untuk robot-robot penjelajah Mars masa depan yang memiliki alat bor.
NEW SCIENTIST, SCIENCE DIRECT
Baca juga:
Fosil Embrio Dinaosaurus dari Cina Ini Memukau Para Peneliti
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.