TEMPO.CO, Jakarta - Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) berhasil meluncur tepat pada Hari Natal, 25 Desember 2021. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA mengumumkan tentang masa depan teleskop itu, di mana misi sainsnya kemungkinan akan bertahan lebih lama dari 10 tahun—lebih dari dua kali lipat waktu minimum untuk misinya.
Awalnya, JWST diproyeksikan akan beroperasi selama 5-10 tahun, tapi analisis terbaru NASA yang dirilis hari ini menemukan bahwa teleskop kemungkinan akan memiliki cukup propelan atau bahan pendorong untuk mendukung operasi ilmiah lebih lama lagi. “Propelan ekstra itu berkat ketepatan roket Ariane 5 yang digunakan JWST saat diluncurkan ke luar angkasa,” ujar pihak NASA, Rabu, 29 Desember 2021.
Hal ini juga karena ketepatan manuver koreksi tengah jalan pertama dan kedua—penyesuaian lintasan kecil yang telah diselesaikan pesawat ruang angkasa pada hari-hari sejak diluncurkan—menempatkannya di jalur menuju tujuannya satu juta mil dari Bumi.
Ketepatan itu membuat pesawat ruang angkasa itu memiliki lebih banyak propelan yang dapat digunakan untuk mempertahankan posisinya untuk mengamati kosmos. “Banyak faktor pada akhirnya dapat mempengaruhi umur JWST,” kata NASA.
Potensi perluasan penelitian ilmiah mengingatkan pada Teleskop Luar Angkasa Hubble, yang dianggap sebagai pendahulu JWST. NASA awalnya memproyeksikan teleskop Hubble akan bertahan sekitar 15 tahun, tapi masih beroperasi hari ini, lebih dari 30 tahun kemudian.
Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa Hubble dapat dioperasikan astronot sementara JWST tidak. JWST, yang mengumpulkan cahaya inframerah, mampu mencitrakan objek 10 hingga 100 kali lebih redup daripada yang bisa dilihat Hubble.
Akurasi lintasan peluncuran juga memungkinkan JWST untuk menyebarkan susunan suryanya sedikit lebih awal. Setelah pemisahan dari roket Ariane 5, penyebaran susunan surya JWST akan dimulai sekitar 33 menit setelah peluncuran.
Namun, itu sebenarnya terjadi sekitar 29 menit setelah peluncuran karena JWST berada pada posisi yang benar setelah pemisahan. “Tidak seperti penyebaran susunan surya yang otomatis, penyebaran di masa depan—termasuk kaca depan pesawat ruang angkasa dan segmen cermin utamanya—akan dikendalikan oleh manusia,” tutur NASA dalam siaran persnya.
THE VERGE | NASA
Baca:
NASA Luncurkan Teleskop James Webb untuk Meneliti Sejarah Bumi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.