TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020, Tjandra Yoga Aditama, membeberkan lima optimisme dalam penanganan pandemi Covid-19 pada 2022. Kelimanya memberi harapan pandemi bisa benar-benar dikendalikan sekalipun varian baru, Omicron, mudah menyebar dengan cepat.
Optimisme yang pertama, Tjandra menjelaskan, akan semakin banyak penduduk Bumi—termasuk Indonesia—sudah mendapatkan vaksin Covid-19 di tahun baru ini, meskipun tidak sepenuhnya merata. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menargetkan pada pertengahan 2022, seluruh negara sudah menjalankan vaksinasi terhadap setidaknya 70 persen penduduknya.
“Untuk Indonesia angka cakupannya diharapkan akan lebih dari itu,” ujar Tjandra melalui pesan WhatsApp, Minggu, 2 Januari 2022.
Menurut Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu, vaksinasi yang memadai, akan memiliki dampak yang penting. Karena akan mengurangi kemungkinan tertular, atau setidaknya mengurangi kemungkinan jatuh sakit berat dan kematian.
Dampak lainnya adalah mengurangi penularan di masyarakat sehingga situasi epidemiologi di dalam negara dan antar negara dapat lebih terkendali. Dan dengan terbatasnya penularan di masyarakat maka diharapkan bahwa kemungkinan terjadinya mutasi baru dapat lebih kecil. “Apalagi ini bisa dilakukan bersama dengan penerapan protokol kesehatan ketat,” katanya.
Optimisme kedua, diharapkan akan semakin banyak obat Covid-19 oral yang akan bisa digunakan. Seperti diketahui, Tjandra berujar, sekarang setidaknya sudah ada Molnupiravir buatan Merck dan juga Paxlovid buatan Pfizer yang sudah disetujui untuk digunakan sebagai obat Covid-19 oral oleh badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat atau FDA, yang sebagian juga akan ada di Indonesia.
Menurutnya, sepanjang 2022, kedua obat itu tentu akan makin banyak diproduksi dan luas digunakan di dunia. “Selain itu, kita bisa berharap akan ada lagi obat Covid-19 yang mungkin juga akan ditemukan dan digunakan di dunia, baik yang suntikan maupun yang oral.”