TEMPO.CO, Jakarta - Moderna mengumumkan telah mulai menyuntikkan kandidat Vaksin Covid-19 yang spesifik Omicron kepada orang pertama yang terlibat dalam uji klinis pada Rabu 26 Januari 2022. Pengumuman itu hanya berselang beberapa hari saja setelah sesama pengembang jenis vaksin mRNA, Pfizer/BioNTech, meluncurkan uji menarget varian SARS-CoV-2 yang sama.
Pengumuman juga bersamaan dengan rilis data yang menunjukkan bahwa dosis lengkap, dua kali suntikan, vaksin Moderna yang ada saat ini kepayahan menghadang Omicron. Virus corona Covid-19 varian ini memiliki banyak mutasi yang akhirnya membantu meliuk dari antibodi tubuh yang dihasilkan oleh vaksinasi maupun infeksi sebelumnya.
Suntikan dosis lanjutan atau vaksin booster memang mampu memupuk kembali antibodi penetralisir Covid-19, tapi hanya sementara yakni paling cepat enam bulan ke depan.
Itu sebabnya CEO Moderna, Stéphane Bancel, menyatakan kalau varian Omicron cukup menjadi ancaman di masa depan dan Moderna merencanakan melangkah lebih jauh. Perusahaan Amerika itu menguji vaksin booster khusus Omicron ini dalam satu kelompok orang yang telah menerima dua dosis vaksin Covid-19 sebelumnya.
Seluruhnya akan ada sekitar 300 partisipan dalam setiap kelompok uji klinis vaksin booster khusus Omicron dari Moderna ini. Beberapa waktu lalu, Bancel menyatakan kalau data hasil uji itu sudah akan bisa didapat pada Maret nanti.
Baru pada Selasa lalu, CEO dan pendiri BioNTech Ugur Sahin, meluncurkan studi terbaru perusahaan itu bersama Pfizer yang menguji dosis Vaksin Covid-19 spesifik Omicron terhadap 1.420 relawan. Mereka yang sudah pernah dua kali disuntik vaksin akan diberikan tambahan satu atau dua dosis vaksin khusus varian Omicron itu.
Mereka yang sudah sampai ke tahapan vaksin booster akan mendapat dua perlakuan: ditambahkan satu dosis vaksin khusus Omicron atau ditambahkan dosis keempat dari vaksin sebelumnya. Sedang untuk kelompok ketiga, mereka yang belum pernah mendapatkan vaksin Covid-19, akan diberikan tiga dosis vaksin khusus Omicron.
"Studi ini adalah bagian dari pendekatan berbasis sains yang kami gunakan untuk mengembangkan vaksin berbasis varian khusus atau baru yang mampu memberi efek perlindungan melawan Omicron setara yang sudah dilakukannya terhadap varian-varian sebelumnya tapi dengan durasi proteksi yang lebih panjang," kata Sahin.
THE VERGE
Baca juga:
Dinas Bantah Ledakan Kasus Baru Covid-19 dari Klaster Bupati Sleman
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.