Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fakta Primata Indonesia: Jenis, Sebaran, Status Konservasi

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Pengunjung memberi makan seekor Surili Jawa (Presbytis comata) di Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat, 18 September 2016. Surili aktif pada siang hari dan lbanyak melakukan aktivitas pada bagian atas dan tengah pohon. ANTARA/Sigid Kurniawan
Pengunjung memberi makan seekor Surili Jawa (Presbytis comata) di Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat, 18 September 2016. Surili aktif pada siang hari dan lbanyak melakukan aktivitas pada bagian atas dan tengah pohon. ANTARA/Sigid Kurniawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan Kehati Rika Anggraini mengatakan peringatan Hari Primata Indonesia setiap 30 Januari dilatarbelakangi dengan keprihatinan terhadap kondisi primata di Indonesia.

Menurut Rika, istilah tak kenal maka tak sayang juga berlaku pada pelestarian satwa di Indonesia, termasuk primata. Banyak primata yang merupakan satwa endemik alias hanya terdapat di Indonesia.

Saat ini diketahui 59 spesies dari 11 genus satwa primata mendiami berbagai tipe habitat alaminya (Roos et al. 2014). Jumlah tersebut termasuk jenis primata yang dilindungi dan endemik. Indonesia memiliki 12 persen dari total satwa di dunia, di mana jumlah spesies primata di Indonesia menempati urutan ketiga setelah Brasil dan Madagaskar.

Berikut beberapa fakta terkait primata Indonesia.

Jenis satwa primata Indonesia
Jenis primata yang tertinggi di Indonesia berasal dari genus Presbytis (Surili) sebanyak 15 spesies, disusul Macaca (Makaka) 10 spesies, Tarsius (Tarsius) 9 spesies, Hylobates (Owa) 8 spesies dan genus Nycticebus (Kukang) 6 spesies (Roos et al. 2014; b. IUCN, 2018). Surili di Indonesia tersebar di Pulau Sumatra di mana di setiap wilayah hanya ditemukan satu spesies saja. Berbeda dengan Pulau Kalimantan, Surili ditemukan hidup tumpang tindih dengan Presbytis yang lain. Perbedaan ini kemungkinan karena di Sumatra komponen penyusun habitat terutama pohon pakan lebih beragam dibandingkan di Pulau Kalimantan.

Sebaran Primata di Indonesia
Primata di Indonesia tersebar di empat pulau besar, yaitu Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi, dengan jumlah spesies masing–masing, yaitu Sumatra 24 spesies, termasuk satwa primata Kepulauan Mentawai (4 spesies satwa primata yang endemik). Kalimantan 14 spesies, Sulawesi 16 spesies, sedangkan Jawa dan Bali hanya 5 spesies (Ross et al. 2014). Di Pulau Papua dan Kepulauan Maluku tidak ditemukan jenis satwa primata. Terisolasinya pulau-pulau di Nusantara menyebabkan banyak jenis satwa primata Indonesia menjadi satwa primata endemik. Satwa primata yang ada saat ini diyakini sebagai hasil evolusi dari satwa primata zaman dahulu, yang berasal dari satu benua yang dikenal dengan Pangea (http://people.wku.edu/charles.smith/wallace/S494.htm).

Status Konservasi Primata Indonesia
Indonesia memiliki satwa 59 spesies primata, namun keberadaan mereka sangat mengkhawatirkan. Sebagian besar spesies satwa primata Indonesia oleh International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) berstatus kritis, terancam dan rentan. Sementara CITES (Convention on International Trade in Endangered Spesies of Wild Fauna and Flora) menetapkan status primata Indonesia Apendix I dan Apendix II. Indonesia belum memperlakukan primata sebagai sumber daya alam untuk kepentingan pembangunan nasional (https://primata.ipb.ac.id)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyebar Benih
Kebanyakan primata adalah pemakan buah dan daun. Hal ini membuat primata sebagai penyebar benih yang sangat aktif. Hutan dan primata memberikan dampak ekologis satu sama lainnya. Kelestarian hutan membuat pasokan makanan primata terjaga. Dan sebaliknya, aktivitas menyebar benih primata membuat hutan tetap lestari.

Pengontrol Hama dan Penjaga Keseimbangan Ekosistem
Primata merupakan pengendali hama yang baik. Tak seperti kebanyakan dengan primata yang lain, tarsius dan kukang merupakan pemakan serangga. Di sisi lain, beberapa primata seperti surili merupakan mangsa dari macan tutul. Kelimpahan primata di hutan, menghindari macan tutul dan spesies kucing besar lain untuk memangsa ternak warga.

Daya tarik wisata minat khusus
Primata dapat menjadi daya tarik wisata minat khusus baik bagi turis domestik maupun manca negara. Sebaran primata yang berada di empat pulau besar, seperti Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi membuat potensi wisata minat khusus primata di Indonesia begitu besar. Belum lagi spesiesnya yang beragam, dipadu dengan kondisi alam yang indah dan budaya lokal yang khas. Selain dapat menambah penghasilan masyarakat lokal, wisata minat khusus dapat mendorong target penerimaan pendapatan daerah dan nasional dengan bertambahnya pengeluaran dan lama tinggal turis di Indonesia.

Baca:
Hari Primata, Kehati Suarakan Keprihatinan Kondisi Primata di Indonesia
 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Garuda Indonesia Angkut Komodo dari Jakarta ke Labuan Bajo, Dukung Konservasi Satwa Endemik

41 hari lalu

Komodo di Labuan Bajo. Dok. Kemenparekraf
Garuda Indonesia Angkut Komodo dari Jakarta ke Labuan Bajo, Dukung Konservasi Satwa Endemik

Garuda Indonesia mengangkut 6 ekor komodo dari Jakarta untuk menuju Labuan Bajo atau translokasi ke habitat alaminya.


Ikan Endemik Sungai Batanghari Terancam Punah, Ahli: Bikin Zonasi

53 hari lalu

Foto udara kapal tongkang bermuatan batu bara melintasi aliran Sungai Batanghari di Jambi, Selasa 8 Maret 2022. Pemerintah Daerah setempat kembali mewacanakan pemaksimalan Sungai Batanghari sebagai alternatif pengangkutan batu bara guna mengurai kepadatan angkutan hasil tambang di jalur darat provinsi itu, tapi terkendala laju pendangkalan di sejumlah titik. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Ikan Endemik Sungai Batanghari Terancam Punah, Ahli: Bikin Zonasi

Pemprov Jambi disarankan membentuk zonasi-zonasi wilayah untuk melestarikan lingkungan Sungai Batanghari.


Unand dan Swara Owa Gelar Survei 6 Primata Endemik Mentawai yang Terancam Punah

5 Juni 2023

Simakobu, salah satu primata endemik mentawai. Dipotret di hutan Toloulaggom Siberut Barat Daya, 24 April 2023. (Foto: Imam Taufiqurahman/Swara Owa)
Unand dan Swara Owa Gelar Survei 6 Primata Endemik Mentawai yang Terancam Punah

Survei itu dilakukan karena semakin terancamnya habitat enam primata endemik Mentawai tersebut.


Halmahera Dulu dan Sekarang: Sawit Tumbuh, Kakatua Menghilang

5 Mei 2023

Burung kakatua putih. ANTARA
Halmahera Dulu dan Sekarang: Sawit Tumbuh, Kakatua Menghilang

Pernah 200 ribu ekor, populasi kakatua putih di Halmahera pada 2020 lalu diperkirakan tersisa 3-4 ribu ekor saja.


CDC: Virus-virus dalam Kasus Flu Burung Kamboja Bukan Subvarian Baru

27 Februari 2023

Bebek mati digantung di sebuah peternakan di pinggiran Phnom Penh 17 Desember 2008. REUTERS/Chor Sokunthea
CDC: Virus-virus dalam Kasus Flu Burung Kamboja Bukan Subvarian Baru

Virus-virus yang menginfeksi dua orang di Kamboja dengan flu burung H5N1 diidentifikasi sebagai klad endemik flu burung yang beredar di negara itu.


BKSDA Jakarta Selamatkan Satwa Didominasi dari Jakarta Barat dan Tangerang

11 Januari 2023

BKSDA Jakarta melakukan translokasi 10 (sepuluh) ekor buaya muara (Crocodylus porosus) ke Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah. FOTO/Instagram/balai_ksdajakarta
BKSDA Jakarta Selamatkan Satwa Didominasi dari Jakarta Barat dan Tangerang

Pusat Penyelamatan Satwa Tegal Alur yang dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA Jakarta menerima sebanyak 362 satwa sepanjang 2022.


5 Fakta Menarik Taman Nasional Gunung Halimun Salak

14 November 2022

Curug Macan di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Bogor, Jawa Barat, (11/10). Air terjun indah ini merupakan salah satu dari sejumlah air terjun yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Tempo/Fardi Bestari
5 Fakta Menarik Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGS) menjadi tempat favorit bagi wisatawan berkunjung. Apa saja hal menarik di taman nasional ini?


16 Tahun Dinantikan, Rafflesia Arnoldii Akhirnya Mekar di Luar Habitatnya

14 September 2022

Satu kelopak Rafflesia Arnoldii mekar di Kebun Raya Bogor. (BRIN)
16 Tahun Dinantikan, Rafflesia Arnoldii Akhirnya Mekar di Luar Habitatnya

Upaya konservasi Rafflesia arnoldii R. Br di luar habitatnya (secara ex situ) sudah dilakukan sejak tahun 1818.


Sepasang Owa Jawa Dilepasliarkan di Cagar Alam Gunung Tilu Bandung

6 September 2022

Pelepasan sepasang owa jawa di Cagar Alam Gunung Tilu, Kabupaten Bandung, Selasa, 6 September 2022. (Dok. Aspinall)
Sepasang Owa Jawa Dilepasliarkan di Cagar Alam Gunung Tilu Bandung

Sepasang owa jawa yang dilepaskan ke Cagar Alam Gunung Tilu, Kabupaten Bandung, itu hasil rehabilitasi Pusat Rehabilitasi Primata Jawa.


Saatnya 'Move on' untuk Kedaulatan Pangan

6 September 2022

Direktur Eksekutif KEHATI Riki Frindos sata membuka FGD “Mewujudkan Kedaulatan Pangan Indonesia: Kedaulatan dan Keragaman Pangan Nusantara” di Gedung Tempo, Jakarta, Selasa 6 September 2022.  (Foto: Norman Senjaya)
Saatnya 'Move on' untuk Kedaulatan Pangan

kewajiban semua pihak untuk kembali menjamin kedaulatan pangan.