"

Mahasiswa ITS Ciptakan Aplikasi untuk Pasien Gagal Ginjal

Reporter

Editor

Devy Ernis

Mahasiswa ITS ciptakan aplikasi untuk pasien gagal ginjal. Foto: ITS
Mahasiswa ITS ciptakan aplikasi untuk pasien gagal ginjal. Foto: ITS

TEMPO.CO, Jakarta - Pasien gagal ginjal kronis yang menggunakan metode Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) atau cuci darah yang dilakukan lewat rongga perut seringkali menemui masalah self-monitoring yang berakibat komplikasi. Guna mengatasi masalah tersebut, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan aplikasi SahabatCAPD dengan teknologi machine learning. Aplikasi ini membantu pasien gagal ginjal kronis mendeteksi dini risiko komplikasi serta meningkatkan self-monitoring pasien.

Ketua Tim Fiqey Indriati Eka Sari mengatakan pemerintah Indonesia telah menetapkan solusi untuk pemerataan treatment stadium akhir pasien gagal ginjal kronis yakni melalui terapi Peritoneal Dialysis, khususnya metode CAPD. “Metode CAPD menjadi alternatif karena pasien bisa memiliki kualitas hidup 90 persen lebih baik daripada metode terapi lainnya,” kata dia seperti dikutip di laman resmi ITS.

Lebih lanjut, Fiqey menjelaskan prinsip kerja CAPD adalah dengan menyalurkan cairan dialisat steril ke rongga peritoneum melalui kateter permanen sebagai pengganti fungsi ginjal. Hal ini dilakukan secara rutin oleh pasien sebanyak tiga hingga lima kali dalam sehari. “Karenanya, pasien dituntut memiliki disiplin dan self-monitoring yang tinggi,” ujarnya.

Namun dalam praktiknya, lanjut Fiqey, penelitian di 2016 dan 2020 menunjukkan tingkat kelalaian pasien mencapai 74 persen. Selain itu, pasien mengaku sulit mengenali gejala komplikasi yang berdampak keterlambatan penanganan. “Kondisi terkini, pasien juga kurang mem-follow up data penggantian cairan, sehingga tenaga medis kesulitan untuk mendiagnosis komplikasi lebih dini,” ungkap mahasiswi yang juga anggota tim Robotic Ichiro ITS ini.

Setelah mengkaji puluhan jurnal mengenai Peritoneal Dialysis, Fiqey dan tim menemukan bahwa perubahan warna cairan buangan pasien CAPD dapat digunakan sebagai salah satu indikator awal untuk diagnosa komplikasi. Hal ini juga ditunjukkan berdasarkan tingkat kekeruhan cairan buangan pasien.

“Oleh karena itu, kami mengusung judul penelitian “Mobile Virtual Assistant Pendeteksi Dini Risiko Komplikasi Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis pada Penyandang Gagal Ginjal Kronis Berbasis Machine Learning”, yang juga kami sebut sebagai SahabatCAPD,” tutur mahasiswi Departemen Teknik Informatika ini.

Aplikasi SahabatCAPD memiliki tiga konsep fungsionalitas utama. Pertama, logbook sebagai pengganti buku catatan dialisis pada pasien yang lebih efektif dan sistematis dalam memberikan follow up data ke tenaga medis. Kedua, chatbot sebagai sistem virtual assistant ketika pasien membutuhkan edukasi mengenai CAPD. Ketiga, model deteksi dini komplikasi berbasis machine learning.

Aplikasi SahabatCAPD memungkinkan pasien terhubung dengan tenaga medis, sehingga follow up data penggantian cairan akan lebih mudah dimonitoring. Hal ini ditujukan untuk memudahkan tenaga medis mencegah komplikasi sedini mungkin. “Yang mulanya pasien harus membawa buku catatan ke rumah sakit, sekarang monitoring dapat ditinjau langsung dari jauh,” papar mahasiswi asal Kota Pasuruan ini.

Secara akurasi kesesuaian solusi image processing terhadap indikasi dan komplikasi, model memiliki akurasi mencapai 94,7 persen. Selain itu, SahabatCAPD juga telah diujikan kepada lima pasien GGK sesuai dengan standar System Usability Scale (SUS) dan mendapat skor 80. “Selama tujuh hari penggunaan aplikasi, pasien secara rutin meng-update data penggantian cairan dengan lancar,” ungkapnya.

Menurut Fiqey, timnya juga menguji aplikasi berdasarkan salah satu standar medis yang ada, yaitu uji laboratorium dari Nilai Cells Count Leukosit. “Hasilnya, perbandingan antara diagnosis hasil aplikasi dan uji lab memiliki kecocokan yang sesuai,” bebernya.

Aplikasi SahabatCAPD ini memiliki potensi hak cipta dan pengembangan yakni terintegrasi dengan website rumah sakit sebagai bentuk real time sistem monitoring. “Alhamdulillah SahabatCAPD telah mendapat HaKI, Oktober lalu dan untuk website saat ini sedang kami kembangkan,” katanya.

Gagasan awal pembuatan aplikasi ini bermula dari niat ntuk membantu salah satu kerabat tim yang juga merupakan pasien gagal ginjal kronis. Ide itu berhasil membawa salah satu tim perwakilan ITS meraih prestasi medali emas kategori presentasi dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke-34 bidang Karsa Cipta tahun 2021 lalu.

Selain Fiqey, tim ini juga beranggotakan Muchamad Maroqi Abdul Jalil dari Departemen Teknik Informatika, Nabilla Alvania Nurwardani dari Departemen Biologi, Shinta Ulwiya dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, dan Millads Anwary Fandiaz dari Departemen Teknik Fisika. Adapun selama merancang aplikasi, mereka dibimbing oleh dosen pendamping Dini Adni Navastara.

Ke depannya, Fiqey berharap SahabatCAPD dapat menjadi salah satu solusi penyelesaian masalah yang dialami pasien CAPD dan tenaga medis. “Kami juga berharap potensi pengembangan aplikasi melalui website sebagai sistem real time monitoring ini dapat segera terealisasi,” tandasnya.

Baca juga:

Mahasiswa ITS Ciptakan Kapal Pencari Korban Kecelakaan Laut

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.








Pendonor Transplantasi Ginjal Harus Penuhi 15 Syarat Ini

23 jam lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Pendonor Transplantasi Ginjal Harus Penuhi 15 Syarat Ini

Pendonor transplantasi ginjal setidaknya harus memenuhi 15 syarat ini antara lain usia 18-60 tahun, tidak diabetes dan autoimun.


Jadi Wisudawan Termuda ITS, Ini Tugas Akhir Salsabilla

2 hari lalu

Wisudawan Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS, Salsabilla Aulia Fitri, berhasil lulus sebagai wisudawan sarjana termuda di usia 20 tahun pada gelaran Wisuda ke-127 ITS. Dok. ITS
Jadi Wisudawan Termuda ITS, Ini Tugas Akhir Salsabilla

Menginjak usia 20 tahun 3 bulan, Salsabilla Aulia Fitri dinobatkan menjadi wisudawan termuda pada wisuda ITS.


Mahasiswa Kembar ITS Lulus dengan Cumlaude

2 hari lalu

Mahasiswa kembar Zahra Fithriyah Muna dan Zahirah Salma Nuha dari Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) menunjukkan tugas akhir (TA) berupa motion comic sebagai media pembelajaran. ANTARA/HO-Humas ITS
Mahasiswa Kembar ITS Lulus dengan Cumlaude

Keduanya adalah Zahra Fithriyah Muna dan Zahirah Salma Nuha dari Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) ITS.


Rumah Sakit di Belgia Sajikan Makanan Standar Restoran untuk Pasien

6 hari lalu

Seorang pasien menyantap makan siangnya yang disiapkan di Rumah Sakit AZ Groeninge di Kortrijk, Belgia 13 Maret 2023. REUTERS/Clement Rossignol
Rumah Sakit di Belgia Sajikan Makanan Standar Restoran untuk Pasien

Rumah sakit di Belgia mematahkan stereotip makanan untuk pasien tidak enak, dengan menggandeng pemandu restoran Prancis Gault & Millau.


BPJS Kesehatan Ancam Putus Kerja Sama dengan Rumah Sakit yang Diskriminasi Pasien

7 hari lalu

BPJS Kesehatan Ancam Putus Kerja Sama dengan Rumah Sakit yang Diskriminasi Pasien

Ghufron menyebut BPJS Kesehatan saat ini tidak memiliki utang dengan rumah sakit.


Batik Air Buka Rute Baru ke Guangzhou Mulai 26 Maret 2023, Ada Apa di Guangzhou?

9 hari lalu

Ilustrasi Batik Air. TEMPO/Tony Hartawan
Batik Air Buka Rute Baru ke Guangzhou Mulai 26 Maret 2023, Ada Apa di Guangzhou?

Maskapai penerbangan dari Lion Air Group, Batik Air membuka rute baru tujuan Bandara International Guangzhou Baiyun (CAN) di Cina, mulai 26 Maret 2023


5 Cara Mencegah Komplikasi Penyakit Diabetes, Berhenti Merokok Masuk Daftar

10 hari lalu

Ilustrasi diabetes (pixabay.com)
5 Cara Mencegah Komplikasi Penyakit Diabetes, Berhenti Merokok Masuk Daftar

Penderita diabetes tentu akan khawatir dengan komplikasi penyakit diebetes lainnya. Begini 5 cara mencegahnya.


8 Komplikasi Penyakit Diabetes, Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi Bagi Pria?

10 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
8 Komplikasi Penyakit Diabetes, Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi Bagi Pria?

Jika seseorang mengalami diabetes harus siap antisipasi 8 komplikasi penyakit lainnya. Bisa menjadi penyebab disfungsi ereksi bagi pria?


Cegah Penyakit Ginjal Kronis dengan Cukup Minum Air Putih

11 hari lalu

Ilustrasi minum air putih. Pexels/Yaroslav Shuraev
Cegah Penyakit Ginjal Kronis dengan Cukup Minum Air Putih

Mencegah penyakit ginjal kronis dapat dilakukan dengan cukup minum air putih dan membatasi konsumsi gula, garam, serta lemak.


Pasien Gangguan Ginjal Tak Disarankan Berobat Alternatif

11 hari lalu

Pasien tengah melakukan perawatan cuci darah di Klinik Hemodialisis Tidore, Jakarta, Senin, 13 Januari 2020. TEMPO/Tony Hartawan
Pasien Gangguan Ginjal Tak Disarankan Berobat Alternatif

Pasien gangguan ginjal sebaiknya tidak melakukan pengobatan alternatif karena belum ada yang terbukti mampu membantu memperbaiki fungsi ginjal.