TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Rusia telah menyerang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN Zaporizhzhia di Ukraina pada Jumat, 4 Maret 2022. Serangan itu memicu kebakaran di fasilitas PLTN terbesar di Eropa tersebut dan langsung memicu tuduhan dari Kiev kalau Moskow telah melakukan teror nuklir.
Dari video yang beredar tampak terjadi terjadi tembak-menembak kemudian terjadi kebakaran di satu titik lokasi. Namun, unggahan terbaru di akun youtube milik PLTN Zaporizhzhia, situasi terlihat sudah tenang, juga tidak terlihat kobaran api lagi. PLTN yang terdiri dari enam reaktor nuklir itu dilaporkan sudah dikuasai Rusia namun tetap berjalan di bawah operator yang lama.
Ukraina melapor kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA) saat lokasi PLTN Zaporizhzhia digempur Rusia semalaman. Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi merespons dengan segera berkomunikasi dengan Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal serta regulator dan operator nuklir nasional di negara itu.
Grossi meminta penghentian penggunaan kekuatan senjata oleh kedua belah pihak dan memperingatkan bahaya besar jika ada reaktor yang terkena sasaran. "IAEA menempatkan Incident and Emergency Center (IEC) dalam mode respons penuh karena situasi di PLTN Zaporizhzhia," kata Grossi.
Dia juga menerima laporan dari regulator di Ukraina kalau kebakaran yang terjadi tidak sampai mempengaruhi peralatan 'penting' dan personel pabrik mengambil tindakan mitigasi. Kebakaran berasal dari mortir yang menghantam gedung pelatihan di sekitar satu unit reaktor, menyebabkan kebakaran lokal. "Tidak ada laporan perubahan tingkat radiasi di pembangkit tersebut," katanya.
IAEA tetap menyesalkan situasi yang terjadi dan menyatakan terus memantau perkembangan di PLTN Zaporizhzhia sambil terus berhubungan dengan otoritas di Ukraina. "Penembakan peluru di area pembangkit listrik tenaga nuklir melanggar prinsip dasar bahwa integritas fisik fasilitas nuklir harus dijaga dan dijaga keamanannya setiap saat,” katanya menegaskan.
Kapasitas bangkitan listrik PLTN Zaporizhzhya
PLTN Zaporizhzhya memiliki kapasitas bangkitan listrik sebesar 6 GW. Berlokasi di Energodar, Ukraina, PLTN ini dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan nasional NNEGC Energoatom.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina. REUTERS
Zaporizhzhya adalah satu dari empat PLTN yang dioperasikan Energoatom dan secara keseluruhan menghasilkan hingga 42 miliar kWh listrik. Angka itu terhitung sekitar 40 persen dari total listrik yang dihasilkan oleh semua PLTN Ukraina (ada sembilan dari 15 yang beroperasi saat ini) dan seperlima dari produksi listrik tahunan Ukraina.
Beroperasi bertahap sejak reaktor nuklir pertamanya dibangun pada 1984 hingga reaktor keenam pada 1995, PLTN Zaporizhzhya telah menghasilkan lebih dari 1,23 triliun kilowatt-jam (kWh) listrik per Desember 2021 lalu. Reaktor-reaktornya itu memiliki kapasitas listrik kotor masing-masing 1.000 MW.
Unit 5 PLTN terhubung kembali ke Sistem Persatuan Tenaga Ukraina setelah pemadaman terjadwal pada 2019. Demikian pula, Unit 1, 3 dan 4 terhubung kembali ke jaringan setelah pemadaman terjadwal pada 2021. Pemadaman terjadwal memfasilitasi transisi empat unit untuk beralih ke bahan bakar nuklir dari pemasok alternatif.
Sejarah pembangunan PLTN Zaporizhzhya
Dahulu, saat Ukraina masih bersama Rusia dalam Uni Soviet, Dewan Menteri memutuskan untuk membangun serangkaian pembangkit listrik tenaga nuklir, termasuk PLTN Zaporizhzhya. Pembangunan PLTN Zaporizhzhya dilakukan pada 1978 setelah unit pertama PLTN Chernobyl mulai beroperasi.
Bangunan reaktor yang rusak di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl yang terlihat dari kota Ukraina ditinggalkan Pripyat, Ukraina, 5 April 2017. REUTERS/Gleb Garanich
Rancangan teknis PLTN Zaporizhzhya tahap pertama, terdiri dari empat unit reaktor dengan kapasitas gabungan 4.000 MW, disetujui pada 1980, dan unit reaktor pertama beroperasi pada 1984. Unit kedua, ketiga dan keempat mulai beroperasi pada 1985, 1986 dan 1987.
Unit reaktor 5 dan 6 masuk pembangunan tahap kedua, diusulkan pada 1988, dan unit kelima mulai bekerja pada 1989. Bencana di Chernobyl mendorong Dewan Tertinggi Ukraina memerintahkan moratorium pembangunan unit tenaga nuklir baru pada 1990, yang menyebabkan penangguhan pekerjaan konstruksi unit reaktor 6 PLTN Zaporizhzhya.
Namun, musim dingin yang parah dan meningkatnya permintaan listrik, mengakibatkan pencabutan moratorium, membuka jalan untuk penyelesaian pembangunan reaktor keenam PLTN Zaporizhzhya. Unit ini akhirnya terhubung ke jaringan listrik nasional Ukraina pada 1995, menjadi unit reaktor nuklir pertama di Ukraina yang telah merdeka.
IAEA, POWER TECHNOLOGY, YOUTUBE, FRANCE24
Baca juga:
Fakta Kualitas Udara Jabodetabek: Sebaiknya Jangan Berolahraga Pagi