Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi di AS: Benarkah Covid-19 Bisa Ditularkan lewat Donor Organ?

image-gnews
Staf medis merawat pasien penyakit COVID-19 di ruang isolasi mereka di Unit Perawatan Intensif (ICU) di Rumah Sakit Western Reserve di Cuyahoga Falls, Ohio, AS, 5 Januari 2022. Amerika Serikat (AS) memecahkan rekor penambahan harian COVID-19 dengan lebih dari 1 juta kasus di tengah pesatnya penyebaran varian Omicron. REUTERS/Shannon Stapleton
Staf medis merawat pasien penyakit COVID-19 di ruang isolasi mereka di Unit Perawatan Intensif (ICU) di Rumah Sakit Western Reserve di Cuyahoga Falls, Ohio, AS, 5 Januari 2022. Amerika Serikat (AS) memecahkan rekor penambahan harian COVID-19 dengan lebih dari 1 juta kasus di tengah pesatnya penyebaran varian Omicron. REUTERS/Shannon Stapleton
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil dari sebuah studi yang terbatas memperkirakan Covid-19 tidak ditularkan melalui praktik donasi atau donor organ dari seorang yang terinfeksi. Cameron Wolfe, Emily Eichenberger, dan beberapa peneliti lainnya di Fakultas Kedokteran Duke University di Durham, North Carolina, AS, mengamati itu pada empat pasien penerima donor organ.

Keempatnya menerima cangkok organ hati, ginjal atau pankreas dari empat donor yang terkonfirmasi positif terinfeksi virus SARS-CoV-2 saat sedang sekarat. Tapi, tidak seorang pun dari penerima donor yang terdeteksi terinfeksi Covid-19 dari transpantasi organ yang dijalaninya.

Cameron, Emily dan timnya mengungkap hasil studinya itu dalam laporan pendahuluan yang disiapkan untuk dipresentasikan di European Congress of Clinical Microbiology & Infectious Diseases di Lisabon, Portugal, 23-26 April 2022. Isi laporan yang dirilis 22 Maret 2022 itu berbeda dari hasil studi Februari 2021 lalu saat tim peneliti dari University of Michigan melaporkan SARS-CoV-2 mungkin menular dari organ paru-paru yang didonorkan.

“Memang studi yang terbatas tapi pengalaman kami ini mendukung penggunaan organ abdominal dari donor yang pernah positif Covid-19 sebagai aman dan efektif, bahkan dari mereka yang masih terinfeksi, atau yang memiliki penyakit paru akibat Covid-19," kata Emily.

Tentu saja, Emily dkk menyatakan, tidak semua organ dari pasien positif Covid-19 bisa didonorkan. Protokol standar tetap berlaku untuk pemeriksaan jenis dan kondisi organ, durasi dan keparahan infeksi Covid-19 yang menjangkiti, juga tanda-tanda penyakit yang berpotensi meningkatkan pembekuan darah pada organ yang didonasikan. Faktor kedaruratan operasi transplantasi untuk pasien penerima juga tetap diperhitungkan saat menimbang risiko.

Sebagai contoh, jika organ yang akan didonasikan adalah paru atau usus halus, maka hasil tes positif Covid-19 terakhir si pendonor harus sudah lebih dari 20 hari. Ini sesuai dengan prosedur pengendalian penularan yang ditetapkan CDC.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika virus ditemukan di dasar paru-paru, maka organ itu dipastikan tak bisa didonorkan. Tapi, organ lain masih mungkin digunakan secara aman. Asalkan si pendonor tidak sekarat karena hiperinflamasi parah Covid-19 atau menunjukkan tanda-tanda pembekuan darah yang berlebih.

Untuk mengurangi risiko lebih jauh dari tindakan transplantasi, tim peneliti kuat merekomendasikan para pasien penerima untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis penuh terlebih dahulu. "Belum tervaksinasi dapat meningkatkan risiko infeksi parah Covid-19 dalam pasien cangkok organ karena terapi obat-obatan penekan imun yang harus mereka minum pasca-operasi," kata Emily.

NEW SCIENTIST, EUREK ALERT

Baca juga:
Pasien Pertama Penerima Transplantasi Jantung Babi Akhirnya Meninggal

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

13 jam lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

3 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

4 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

7 hari lalu

Sejumlah anggota ormas dari BPPKB tidur di lantai  saat menunggu pendataan setelah diamankan oleh tim pemburu preman Polres Jakarta Barat (21/9).  Tempo/Aditia Noviansyah
Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

7 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

7 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

11 hari lalu

Ilustrasi paru-paru basah. Foto : halodoc
Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

Winter Aespa alami pneumotoraks dapat berupa kolaps paru total atau kolaps sebagian paru saja. Berikut beberapa tipe penyakit ini.


Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

11 hari lalu

Winter Aespa. Instagram
Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

SM Entertainment secara resmi mengkonfirmasi laporan bahwa Winter Aespa telah menjalani operasi untuk pneumotoraks. Penyakit apa itu?


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

12 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

13 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.