TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama (Kemenag) dalam beberapa tahun terakhir telah menggulirkan program beasiswa 5.000 Doktor. Program ini sempat terhenti pada 2020 dan 2021 dan rencananya akan kembali dibuka pada tahun ini.
“Kendatipun karena satu dan lain hal pada 2020 dan 2021 tidak ada rekrutmen baru Program Beasiswa 5000 Doktor, untuk tahun 2022 akan dibuka lagi dengan skema anggaran Kemenag-Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP),” kata Kasubdit Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (DIKTIS), Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Ruchman Basori saat memberikan pembinaan peserta Program Beasiswa 5.000 Doktor UIN Alauddin Makasar melalui zoom seperti dikutip di laman resmi Kementerian Agama pada Ahad, 17 April 2022.
Ruchman meminta agar Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang menjadi mitra dalam penyelenggaraan program ini untuk terus memperbaiki layanan mahasiswa agar dapat menghasilkan doktor yang berkualitas, moderat, dan tepat waktu.
Kepada para penerima beasiswa 5.000 Doktor di UIN Alauddin Makassar, Ruchman mengingatkan agar menyelesaikan program tepat waktu bukan karena semata kepentingan pribadi, tetapi juga kepentingan UIN, IAIN, STAIN, dan PTKIS tempat pengabdian. “Segera selesai dan kembali ke perguruan tingginya masing-masing untuk bersama-sama mengawal mutu dan transformasi kelembagaan,” pesan Ruchman.
Alumni UIN Walisongo ini juga meminta para mahasiswa Program Beasiswa 5.000 Doktor Kementerian Agama ikut mendesiminasikan moderasi beragama kepada masyarakat. “Jaga pikiran dan perilaku baik di dunia nyata maupun maya, jangan terjebak pada paham intoleran dan ekstrem,” katanya.
Direktur Pascasarjana UIN Alauddin Makassar M. Galib M mengatakan Pascasarjan berkomitmen mengawal mutu dan mendorong agar mahasiswa lulus tepat waktu, enam semester. “Jika ada masalah akademik dan layanan akademik, akan kami selesaikan, termasuk jika ada pembimbing yang sulit ditemui dan lain sebagainya,” tegasnya.
Sekretaris Prodi Dirasat Islamiyah Abdurrahman Sakka melaporkan bahwa peserta Program Beasiswa 5.000 Doktor di UIN Alauddin berjumlah 80 mahasiswa, terbagi dalam empat Angkatan, yaitu: 2016 (16 orang, 1 belum lulus), 2017 (26 orang, 5 belum lulus), 2018 (23 orang, 9 belum lulus), dan 2019 (15 orang). Memasuki semester terakhir (6), mereka sedang mulai menyusun desertasi.
Abdurrahman menambahkan, rata-rata kelulusan di UIN Alauddin Makasar 80 persen dari total mahasiswa 80 orang dari mulai tahun 2016 hingga 2022.
Baca juga: Profesor Pertama Studi Media di Indonesia dari UNAIR Masuk Top 100 Scientist
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.