TEMPO.CO, Jakarta - Pasar untuk ponsel bekas yang diperbarui kembali (refurbished) tumbuh 15 persen pada 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Angka pertumbuhan itu jauh lebih tinggi daripada untuk produk smartphone yang benar-benar baru yang sebesar 4,5 persen. Counterpoint Research melaporkan bahwa unit-unit ponsel yang telah menjalani perbaikan pada beberapa komponennya tersebut semakin populer di antara para konsumen maupun produsen smartphone.
Peralihan ke teknologi jaringan 5G telah mendorong banyak pengguna ponsel cerdas untuk upgrade dan, menariknya, semakin tinggi penjualan unit-unit yang baru rilis justru menolong melambungkan penjualan unit refurbished. Banyak vendor juga melirik kepada penawaran-penawaran trade-in alias tukar tambah untuk membantu konsumen menekan harga pembelian model-model yang baru, yang pada gilirannya meningkatkan ketersediaan unit-unit lama yang bisa diperbaiki dan dijual lagi.
Penghematan adalah faktor utama kenapa orang-orang lebih memilih ponsel refurbished--yang umumnya berasal dari pengembalian ponsel baru oleh pemilik tangan pertama karena cacat beberapa komponen. Setelah diperbaiki, sebuah ponsel baru di model ini bisa rata-rata 60 persen lebih murah daripada model atau unitnya yang benar-benar baru.
Dua pasar dengan pertumbuhan tertinggi untuk unit ponsel bekas yang diperbarui lagi ini adalah Amerika Latin (+29 persen) dan India (+25 persen). Meski begitu, pasar yang matang seperti Amerika Serikat (+15 persen), Eropa (+10 persen) dan Cina (+10 persen) juga memperlihatkan semakin banyak orang-orang yang membeli ponsel-ponsel lama yang tersertifikasi menjadi baru kembali tersebut.
Isu sustainability dan inisiatif ramah lingkungan semakin populer di antara para konsumen. Mereka menemukan, mendapatkan ponsel baru tapi bekas, ketimbang yang benar-benar baru, adalah sebuah kontribusi besar untuk mengurangi sampah elektronik. Inisiatif-inisiatif itu mendapatkan traksi dari pabrikan dan operator, meski fokus utama mereka masih tetap kemampuan menghasilkan laba sebesar-besarnya.
"Di Uni Eropa, kebijakan dari pemerintahannya juga membantu pasar barang bekas yang membuat para pemainnya semakin tumbuh," tulis Direktur Riset, Jeff Fieldhack. Belum lagi, dia menambahkan, dukungan dari semakin tumbuhnya gerakan Hak untuk Mereparasi (Right to Repair) di Eropa, AS dan Jepang seiring banyak perusahaan mulai membuka akses toko-toko jasa service kepada alat dan suku cadang asli miliknya.
Apple dengan model-model iPhone miliknya masih memimpin pasar unit ponsel refurbished ini. Tapi, model-model Samsung juga semakin populer di pasar yang sama.
GSM ARENA
Baca juga:
Karya Arsitek Bandung Juarai Sayembara Desain Stasiun MRT Jakarta Kota Tua
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.