TEMPO.CO, Jakarta - Selain pandemi covid-19 yang masih belum berakhir, beberapa bulan belakangan ramai bermunculan beberapa penyakit, seperti hepatitis akut, juga cacar monyet. Monkeypox atau cacar monyet bisa menular dari hewan ke hewan atau dari hewan ke manusia.
“Kalau dari hewan ke manusia penularannya melalui kontak langsung antara hewan tersebut dan manusia,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, Jumat, 24 Juni 2022.
Penularan dari hewan ke manusia melalui cairan tubuh, terutama bagian tubuh yang ada cacar, seperti di sekitar muka atau tubuh hewan. Selain itu juga penularan ke manusia bisa melalui daging hewan tersebut yang tidak dimasak secara matang.
Sedangkan penularan dari manusia ke manusia bisa melalui udara, cairan tubuh atau cacar yang ada di muka, mulut, tangan maupun di badan. Kontak langsung juga bisa melalui saluran napas atau terjadi droplet.
“Ini juga bisa menjadi sumber penularan dan juga ada penularan dari ibu ke bayi melalui transmisi atau plasentanya,” jelas Syahril.
Masa inkubasi monkeypox selama 5-13 hari atau 5-21 hari. Ada dua periode, pertama masa invasi, 0 sampai 5 hari terjadi demam tinggi, sakit kepala yang berat, dan ada benjolan atau pembesaran kelenjar limfa di leher, kemudian di ketiak atau selangkangan.
Kedua, masa erupsi, terjadi 1-3 hari pasca demam, terjadi ruam pada kulit, ruam pada wajah, telapak tangan, kaki, mukosa, alat kelamin, dan selaput lendir mata.
“Cacar monyet ini bisa sembuh sendiri setelah 2-4 minggu pasca-masa inkubasinya selesai. Penyakit ini akan sembuh sendiri karena tidak terlalu berat. Berdasarkan data dari negara-negara yang melaporkan kasus monkeypox, hanya sekitar 10 persen pasien dirawat di rumah sakit,” kata Syahril.
Kabar baiknya, sampai saat ini belum ada kasus kematian yang disebabkan oleh monkeypox di negara-negara yang sudah melaporkan.
Walau demikian, Syahril mengimbau untuk tetap tenang dan waspada karena penyakit ini juga sangat menular dan membuat tidak nyaman bagi semua pihak. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah adanya komplikasi, yakni infeksi sekunder, bronkopneumonia, maupun sepsis, ensefalitis, infeksi kornea sehingga menyebabkan kebutaan.
Keadaan di Indonesia
Kasus monkeypox di Indonesia untuk saat ini belum ada. Ada dua laboratorium yang telah disiapkan oleh pemerintah untuk mendeteksi dini monkeypox, yaitu Laboratorium Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB Bogor, dan Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati, BKPK, Jakarta.
Baca:
WHO Kumpulkan Peneliti dan Pakar di Dunia Bahas Cacar Monyet