Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar Digital Beberkan Trik dan Lokasi Penipu Nasabah BRI Rp 1,1 Miliar

image-gnews
.
.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat keamanan digital dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, membeberkan trik dan lokasi asal penipuan dengan cara rekayasa sosial (social engineering) yang menjerat seorang nasabah BRI di Padang, Sumatera Barat, akhir bulan lalu. Si nasabah mengadukan kehilangan dana Rp 1,1 miliar setelah terpedaya menyerahkan data kredensial syarat transaksi mobile banking.

Alfons meminta semua pengguna mobile banking berhati-hati dengan penipuan yang mengeksploitasi posisi nasabah bank yang lemah seperti, misalnya, dikenai biaya administrasi tinggi terhadap rekeningnya. Permasalahan dimulai dengan memainkan rasa khawatir nasabah akan dikenai tarif administrasi tinggi itu.

Pihak penipu mengirim pengumuman palsu dengan kop surat bank yang bersangkutan. Jika nasabah tidak ingin dikenai biaya tinggi ini, maka diarahkan untuk mengklik tautan yang tidak lain adalah teknik phishing yang berusaha mendapatkan informasi User ID, Password dan PIN Mobile banking.

Jika korbannya terjerat rekayasa sosial itu dan memasukkan informasi-informasi di atas, datapun segera jatuh ke pihak penipu. Informasi rekening bisa diakses dari kredensial yang bocor tersebut. Inilah yang menurut Alfons terjadi dengan kasus nasabah BRI di Padang.  

"Dengan mengubah nomor telepon, penipu kemudian melakukan transfer menggunakan akun Mobile Banking yang telah diambilalih tersebut,” tulis Alfons, Minggu, 26 Juni 2022.

Menurut Alfons, penipu menyebar pengumuman palsu melalui aplikasi pesan Whatsapp dari Sumatera Selatan, kemudian menunggu saja jika mendapat tanggapan korbannya. "Korban diharapkan terperdaya dan percaya bahwa situs tersebut asli, padahal alamat situs sudah jelas bukan Bank BRI melainkan zyrosite," kata Alfons. 

Pada situs palsu ditawarkan untuk memilih tarif baru atau tarif lama dan mengklik tombol [Pilih tarif]. Apapun pilihannya, ia tetap akan diarahkan pada halaman berikutnya berisi permintaan memasukkan data berupa User ID, kata kunci dan PIN.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selanjutnya, jika korban memasukkan kredensial tersebut, maka data akan langsung digunakan untuk mengaktivasi pengiriman OTP (One Time Password) ke nomor teleponnya, dan layar berikutnya akan meminta OTP dikirimkan ke nomor HP pelaku dengan alamat situs yang sudah disiapkan. Penipu pun sudah menyiapkan notifikasi: Sedang di verifikasi. Pastikan link yang anda salin sudah benar. Mohon menunggu dalam pengecekan.

Sebenarnya, Alfons mengungkapkan, meski sudah berbekal kredensial dan OTP, pelaku phishing tidak otomatis bisa mengambilalih rekening korbannya. Ada proses lanjutan yang harus melibatkan Bank untuk otorisasi proses dan transaksi sehingga rekening bisa diakses dari nomor ponsel yang berbeda.

“Karena itu, keterbukaan bank dan kerja sama dari pihak berwenang untuk mengungkapkan modus operandi penipu sangat dibutuhkan agar kedepannya dapat dibuat sistem dan prosedur yang lebih baik dan bisa mengantisipasi rekayasa sosial seperti ini,” tutur Alfons.

Ia juga mengharapkan pihak berwenang seperti kepolisian dapat menindaklanjuti pelaku dan membuka modusnya dengan jelas, apa saja informasi yang telah dimiliki oleh penipu dan apakah ini terkait informasi data kependudukan yang bocor. Pengawas institusi finansial seperti Otoritas Jasa Keuangan juga dinilainya perlu cepat menganalisa di mana letak kelemahan sistem dan prosedur Bank yang ada sekarang.

"Untuk mencegah penipuan ini meluas karena sudah berjalan cukup lama dan banyak memakan korban," kata dia.

Baca juga:
Sesar Gempa Melintasi Jakarta: Separo Segmen Terkunci, Ada Potensi M7,5

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

1 hari lalu

Seorang warga mengibarkan bendera setelah pemerintah Vietnam membuka karantina setelah meredam pandemi virus corona atau COVID-19 di desa Dong Cuu, Vietnam, 14 Mei 2020. Pemerintah Vietnam secara resmi melaporkan 270 kasus dengan nol kematian. REUTERS/Kham
Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

Vietnam kembali melakukan tindakan keras dalam pemberantasan korupsi dengan memenjarakan konglomerat minuman ringan.


Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

8 hari lalu

Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.


Bank Islam Terbesar di Abu Dhabi Dikabarkan Incar Saham BRI di BSI, Ini Profilnya

8 hari lalu

Ilustrasi BSI, 8 Juni 2021. REUTERS/Willy Kurniawan/ File photo
Bank Islam Terbesar di Abu Dhabi Dikabarkan Incar Saham BRI di BSI, Ini Profilnya

Bank Islam terbesar di Abu Dhabi ADIB dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk membeli saham minoritas senilai sekitar $1,1 miliar di BSI.


Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

10 hari lalu

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

Strategi yang dilakukan ada di peningkatan pelayanan, mempertahankan kualitas produk, dan juga melakukan inovasi


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

10 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

11 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.


Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

14 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

Disebutkan, ada sedikitnya 24 dosen dari Universiti Malaysia Terengganu yang telah dicatut namanya dalam sejumlah makalah Guru Besar Unas ini.


'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

14 hari lalu

Ilustrasi Penipuan. shutterstock.com
'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

Wanita 'Crazy Rich' Vietnam dijatuhi hukuman mati atas perannya dalam penipuan keuangan senilai 304 triliun dong atau sekitar Rp 200 T.


Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

19 hari lalu

Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com
Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

Hati-hati penipuan melalui percakapan teks yang mengatasnamakan kurir dalam fitur pesan instan saat menggunakan platform belanja online.


Waspadai 5 Modus Kejahatan di Musim Mudik Lebaran, Penipuan Tiket sampai Modus Geser Tas

20 hari lalu

Ilustrasi pemudik di stasiun Gambir. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Waspadai 5 Modus Kejahatan di Musim Mudik Lebaran, Penipuan Tiket sampai Modus Geser Tas

Berikut beberapa modus kejahatan yang kerap muncul saat musim mudik Lebaran, dari penipuan tiket hingga modus geser tas.