Menurut Indroyono, Konferensi Kelautan di Manado membahas peran laut dalam perubahan iklim global. Para menteri dari 146 negara akan merundingkan pengelolaan kelautan dan perikanan serta keanekaragaman hayati yang berkelanjutan secara lintas sektoral. Sementara 610 pakar kelautan dari dalam dan luar negeri menjadi pembicara dalam simposium tentang ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan internasional.
Pada Konferensi Perubahan Iklim yang ke-13 di Bali, Desember 2007, pembahasan tentang peranan laut memang masih minimal. Indonesia kemudian mengambil inisiatif menggelar WOC. Konferensi Perubahan Iklim di Kopenhagen sangat penting karena menjadi dasar pijakan baru setelah Protokol Kyoto berakhir.
Indonesia berharap konferensi ini bakal melahirkan Deklarasi Manado. Rekomendasi WOC 2009 ini bakal mendapat pijakan ilmiah dari simposium yang diikuti ratusan ilmuwan kelautan dari seluruh dunia. Menurut Indroyono, ada 32 sesi pararel dalam simposium dan membahas 610 paper. Sekitar 300 paper ditulis ilmuwan luar negeri, selebihnya dari Indonesia.
Para ilmuwan itu akan membahas berbagai isu kelautan, seperti hiu dan ikan pari, akuakultur, bioteknologi, energi, coelacanth, CO2 sink, kesehatan dan biomedis, teori Darwin dan Wallace dan dampak perubahan iklim. Tema lain mengenai ekologi sosial, bisnis, kewirausahaan, pemerintahan dan pengembangan pulau-pulau kecil.
UNTUNG WIDYANTO