Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sudah Hujan Tiap Hari, Tak Perlu Tunggu Januari untuk Banjir di Jakarta Meluas

image-gnews
Sejumlah kendaraan terjebak macet saat banjir di kawasan Tendean akibat curah hujan yang turun terus menerus, Jakarta, Kamis, 6 Oktober 2022. Sejumlah daerah di Jakarta Selatan tergenang air setelah hujan deras turun seharian. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Sejumlah kendaraan terjebak macet saat banjir di kawasan Tendean akibat curah hujan yang turun terus menerus, Jakarta, Kamis, 6 Oktober 2022. Sejumlah daerah di Jakarta Selatan tergenang air setelah hujan deras turun seharian. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengatakan, kemarau basah yang terjadi di sebagian besar Pulau Jawa diikuti dengan musim hujan. Di wilayah barat Indonesia seperti Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, hujan mengalami intensifikasi atau peningkatan secara signifikan.

“Sehingga puncak musim hujan untuk kawasan barat terjadi pada Oktober-November 2022,” katanya lewat keterangan tertulis, Jumat, 7 Oktober 2022.

Dampak intensifikasi hujan selama Oktober, menurut Erma, mengakibatkan banjir di Jakarta dan sekitarnya atau Jabodetabek sudah mulai terjadi. Banjir, kata dia, akan semakin luas seiring dengan maraknya kejadian cuaca ekstrem baik di Jakarta maupun di area penyangga bagian selatan yaitu Depok dan Bogor.

"Tidak perlu menunggu Januari bagi Jakarta mengalami banjir meluas, sebab puncak hujan terjadi pada Oktober dan November," kata dia.

Erma menjelaskan pemicu berupa beberapa faktor. Pertama, La Nina dan Pacific Decadal Oscillation negatif yang masih berlanjut. Kedua, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) negatif yang mencapai intensitas terkuat pada Oktober 2022. Kedua faktor disebutnya telah berperan menyediakan dukungan kelembapan dan uap air yang berlimpah sebagai sumber energi bagi aktivitas pembentukan awan dan hujan,” ujarnya.

Selain itu faktor pembentukan pusaran angin skala meso dengan radius ratusan kilometer atau disebut vorteks yang terjadi di Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan. Pembentukan badai vorteks di Samudra Hindia telah terjadi sejak awal Oktober dan semakin kuat sehingga menjadi siklon tropis 03S pada 6 Oktober 2022.

Selama proses pembentukan dan penguatan badai vorteks tersebut, cuaca ekstrem berupa hujan ekstrem dan angin kencang telah melanda sejumlah wilayah di Jawa bagian barat termasuk Banten dan Jabodetabek. “Hujan setiap hari turun secara persisten sejak siang hari dan bertahan hingga malam,” kata Erma.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kondisi cuaca itu tidak semata terjadi karena hujan diurnal yang dibangkitkan oleh angin darat laut. Tapi juga karena maraknya pembentukan klaster awan-awan raksasa atau disebut dengan istilah sistem awan konvektif skala meso di atas darat wilayah Jawa bagian barat.

Akibatnya, kata Erma, "Kondisi atmosfer semakin lembap dan jenuh karena pengaruh sisa-sisa awan meso yang telah terbentuk pada hari-hari sebelumnya."

Menurut Erma, kondisi itu juga dapat memicu hujan ekstrem pada skala lokal. Penyebabnya karena efek dari penumpukan energi yang mengalami pelepasan dalam bentuk cuaca ekstrem terjadi hampir setiap hari sejak awal Oktober dan diperkirakan bertahan hingga hingga akhir bulan.

Sementara pada Desember dan Januari, kata dia, justru sektor barat Indonesia cenderung kering. Sebaliknya di bagian tenggara Indonesia, wilayahnya berpotensi mengalami hujan ekstrem sehingga berisiko mengalami banjir pada periode itu nanti. 

  


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

7 jam lalu

Fasilitas riset Cryo-EM BRIN yang berada di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Kabupaten Bogor. Dok. Humas BRIN
BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.


Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

11 jam lalu

Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Roket, Rika Andiarti bersama teknologi roket hasil karya BRIN. Dok. Humas BRIN
Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.


Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

13 jam lalu

Kondisi Jalan Kp. Bulak Barat yang tergenang banjir setinggi 50 sentimeter selama seminggu hingga memutus akses warga dua kecamatan yakni Kecamatan Cipayung dan Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Senin 14 Maret 2022. TEMPO/ADE RIDWAN
Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

Bila anggaran mencukupi, Pemkot Depok akan melakukan pembebasan lahan warga terdampak banjir menggunakan anggaran belanja tambahan (ABT).


Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

14 jam lalu

Ilustrasi hujan petir di Jakarta. Dok.TEMPO
Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.


Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

22 jam lalu

Arsip - Seorang penarik becak membasuh wajahnya dengan air di antara cengkeraman suhu panas di Dhaka, Bangladesh, 20 April 2024. (Xinhua)
Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.


Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

23 jam lalu

Pekerja industri kawasan pelabuhan menumpang truk trailer untuk dapat menembus banjir rob yang merendam kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Senin, 20 Juni 2022. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

Banjir karena rob merendam sejumlah titik di pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sepanjang tiga hari terakhir.


Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan tol runtuh pada Rabu dini hari di Guangdong, Cina. Wang Ruiping/Xinhua
Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang


Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

1 hari lalu

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Mikrobiologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dede Heri Yuli Yanto. Dok. Humas BRIN
Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.


Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).


Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Kelompok lansia melakukan gerakan senam ringan pada peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia di Jakarta, Senin (29/5). (ANTARA/Ahmad Faishal)
Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.