TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung sejauh ini telah menangani selusin anak dengan gangguan gagal ginjal akut. Dokter Staf Divisi Nefrologi RS Hasan Sadikin Bandung, Ahmedz Widiasta, mengatakan pasien yang ditangani sebelumnya telah dirujuk oleh dokter. Namun, orang tua tidak langsung datang ke rumah sakit lantaran takut. Alhasil, mereka kembali datang ke rumah sakit dengan kondisi yang sudah parah.
”Datangnya ketika anak sudah tidak sadar, nafasnya cepat, sedangkan tata laksana yang dilakukan dokter sudah benar meskipun waktu itu belum ada aturan dari Kementerian Kesehatan,” ujarnya di RS Hasan Sadikin Bandung pada Rabu, 19 Oktober 2022.
Pada pedoman tata laksana kementerian yang dikeluarkan pada 28 september 2022, antara lain disebutkan soal gejala ginjal akut pada anak dan cara penanganannya oleh dokter. Kepala Divisi Nefrologi di Departemen atau Kelompok Staf Medis Nefrologi Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran-Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Dany Hilmanto, pada anak muncul gejala panas, pilek, batuk selama 7-14 hari, kemudian disertai diare, tiba-tiba sesak nafas, buang air kecilnya menjadi berkurang bahkan tidak ada sama sekali.
“Lalu hilang kesadarannya kemudian ada yang sampai meninggal," ujar Danny.
Dany mengatakan, pasien anak gagal ginjal akut yang datang ke RS Hasan Sadikin Bandung, rata-rata sudah dalam kondisi yang berat atau stadium akhir. “Karena memang selama ini belum dapat perhatian dari masyarakat, pasien ada yang meninggal dan tidak,” ujarnya. Mereka berasal dari Kota dan Kabupaten Bandung dan daerah lain di Jawa Barat.
Pasien gagal ginjal akut anak sebagian ada yang pulang, masih dirawat, juga ada yang meninggal. Menurut dia, ada tiga pasien anak bergejala ginjal akut yang kini masih dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU). Seorang pasien lain rencananya bisa pulang hari ini.
Namun, ihwal jumlah pasien anak gagal ginjal akut yang meninggal, Dany enggan mengungkap angkanya. “Kami sengaja membuat penasaran supaya tidak membuat panik di masyarakat,” katanya.
Dia mengilustrasikan, seorang anak yang menderita penyakit infeksi sepsis yang disertai gangguan ginjal akut tahap akhir, maka diagnosis kemungkinannya ke arah kematian berkali-kali lipat dibandingkan jika pasien tidak mengalami ginjal akut. Angka kematian menurutnya akan dirilis secara resmi oleh Kementerian Kesehatan.
ANWAR SISWADI
Baca juga: Imbauan Penanganan Gangguan Ginjal IDAI bagi Tenaga Kesehatan dan Masyarakat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.