TEMPO.CO, Jakarta - Prof. Dr. Zullies Ikawati, Ketua Program Studi Doktor Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), menjelaskan tentang obat penawar gagal ginjal akut (GGA) yang didatangkan Kementerian Kesehatan, Fomepizole.
Guru besar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM itu mengatakan bahwa Fomepizole adalah penghambat enzim Alcohol dehydrogenase, yang juga digunakan untuk mengatasi keracunan methanol.
Pemberian Fomepizole memiliki takaran untuk berbagai kondisi. Untuk dosis awal 15 mg/kg berat badan dengan dicampur dalam minibag dan diberikan dalam waktu 30 menit infus. Dosis berikutnya diberikan 10 mg/kg berat badan setiap 12 jam selama 48 jam, kemudian 15 mg/kg setiap 12 jam. Selama hemodialysis (HD) atau cuci darah, pemberian Fomepizole juga diberikan dalam rentang waktu dan dosis tertentu.
Menurut Zullies, sampai saat ini kejadian gagal ginjal akut progresif atipikal yang terjadi belum bisa dipastikan 100 persen penyebabnya, karena karakteristik penderita juga sangat bervariasi.
“Ada dugaan menuju adanya cemaran EG (etilen glikol) dan DEG (dietilen glikol), untuk itu perlu dipahami mengenai EG dan DEG tersebut untuk menjadi kehati-hatian,” ujarnya dalam acara webinar dengan tema "Kupas Tuntas Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak dan Dugaan Sirup Obat Sebagai Penyebabnya", Sabtu, 22 Oktober 2022.
Walaupun dugaan masih bersifat sementara, tambahnya, pemerintah telah mendatangkan obat penawarnya, yaitu Fomepizole. “Kita masih menunggu perkembangan yang sangat dinamis terkait dengan investigasi kasus GGA ini, apakah dengan penghentian penggunaan sirup atau dengan penggunaan fomepizole, akan terjadi penurunan kejadian GGA pada anak,” ujarnya.
Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah bakal mendatangkan 200 vial obat Fomepizole (penawar racun) yang akan digunakan untuk menangani gangguan ginjal akut.
Budi Gunadi menuturkan, ratusan vial obat itu akan didatangkan dari Singapura dan Australia. Vial merupakan wadah dosis tunggal atau multidosis suatu obat. Obat tersebut nantinya akan disuntikkan beberapa kali ke pasien gangguan ginjal akut misterius. Namun, menurutnya, setiap pasien cukup menerima satu vial.
Menurutnya, harga per vial Fomepizole saat ini adalah Rp 16 juta. Untuk biaya, Budi Gunadi mengatakan, sementara ini akan ditanggung pemerintah.
Baca:
Kasus Gangguan Ginjal Akut Anak di Jawa Barat, 60 Persen Pasien Meninggal
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.