TEMPO.CO, Bandung - Hingga Jumat siang, 2 Desember 2022, sampai pukul 14.00 WIB, gempa susulan di Cianjur dicatat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah sebanyak 371 kali. Ratusan susulan gempa Cianjur membuat jumlah lindu termasuk yang bisa dirasakan warga di Jawa Barat melonjak sepanjang November.
Stasiun Geofisika BMKG Bandung mencatat 447 kali gempa bumi di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya pada bulan lalu. Berdasarkan peta distribusi episenter atau sumber gempanya, ada 62 kejadian lindu yang terjadi di laut dan tersebar di selatan Pulau Jawa. “Sebagai akibat dari aktivitas sesar aktif dasar laut di Lempeng Eurasia,” kata Teguh Rahayu, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Jumat 2 Desember 2022.
Sementara enam gempa lainnya yang juga terjadi di laut diakibatkan oleh adanya subduksi atau penunjaman lempeng Indo-Australia ke Eurasia. Sisanya, sebanyak 374 gempa bersumber di wilayah darat dengan kedalaman dangkal sebagai aktivitas sesar lokal, dan 5 gempa darat lainnya akibat subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Kedalaman sumber gempa itu secara umum beragam 1–280 kilometer. Magnitudo terbesar 5,6 dan yang terkecil 1,1. Kejadian gempa bumi merusak terjadi pada 21 November 2022 pukul 13.21 WIB, yang berpusat di koordinat 8,64 derajat Lintang Selatan dan 107,05 derajat Bujur Timur dari kedalaman 10 kilometer.
Baca juga:
Sebelum Gempa Cianjur 21 November, Gempa Beruntun Ini Mengguncang Jawa Barat
Gempa berkekuatan 5.6 tersebut dirasakan meluas dari mulai Cianjur, Cimahi, Rancaekek, Lembang, Rangkasbitung, Bayah, Bogor, Jakarta, Tangerang Selatan dengan skala intensitas gempa berkisar II hingga V MMI. Gempa susulan kemudian mengikuti hingga ratusan kali dan membuat lonjakan jumlah lindu termasuk yang dirasakan penduduk.
Sebelumnya pada Oktober, BMKG Bandung mencatat 99 kali gempa bumi di wilayah Jawa Barat dan 9 lindu diantaranya bisa dirasakan. Sebanyak 65 kejadian gempa terjadi di laut dan tersebar di selatan Pulau Jawa sebagai akibat dari subduksi pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia.
Sedangkan 30 gempa lainnya terjadi di darat dengan kedalaman dangkal sebagai aktivitas sesar lokal. Adapun empat gempa darat lainnya akibat subduksi pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia.
Kedalaman sumber gempa sepanjang Oktober dari 1 hingga 292 kilometer. Kekuatan gempanya dari magnitude maksimum 5,5 hingga minimum 1,6. Diantara gempa kuat yang dirasakan warga yaitu kejadian pada 9 Oktober, pukul 17.02 WIB, tapi ini pun memiliki pusat gempanya di wilayah Bayah, Banten.
Gempa yang berpusat pada titik koordinat 7,09 derajat Lintang Selatan dan 106,08 derajat Bujur Timur dari kedalaman 12 kilometer itu bermagnitudo 5,5. Guncangannya dirasakan meluas mulai dari Bayah, Sukabumi, hingga Pangandaran dan Kota Tangerang, termasuk Bandung dan Ujungkulon dengan skala intensitas gempa mulai dari I-IV MMI.
Baca juga:
Gempa Terkini di Cianjur: Cugenang Masih Bergetar dan Penyebabnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.