TEMPO.CO, Jakarta - Gempa darat dangkal bermagnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat, pada Senin 21 November 2022 tak menggoyahkan bangunan atau gedung milik dua sekolah dasar ini. Berlokasi di Kecamatan Cilaku, tetangga Cugenang yang menjadi episentrum gempa, kedua kompleks sekolah ini masih berdiri tegak tanpa retakan dan kerusakan.
Keduanya adalah SD Kidang Kencana dan SD Cibantala 1 yang pada 2020 lalu dibangun ulang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA). Desainnya disebutkan sudah memperhitungkan lokasinya yang berada di zona gempa berkekuatan moderat ke atas.
"Kami punya pengalaman membangun sekolah dengan Teknologi RISHA yang kondisinya tetap aman pascagempa 21 November 2022 dengan skala 5,6 M di Kabupaten Cianjur," kata juru bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu 26 November 2022.
Endra menuturkan, kondisi struktur dan keseluruhan bangunan dua sekolah dasar itu aman dari kerusakan akibat gempa tersebut. "Sekolah lain yang dibangun secara konvensional terindikasi retak cukup parah," katanya.
Menurut Endra, beberapa sekolah lainnya yang dibangun Kementerian PUPR di Banten, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Nias, dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang rentan bencana juga sudah menerapkan teknologi RISHA. Di Cianjur, gempa pada Senin 21 November telah membuat puluhan ribu rumah rusak berat. Belum termasuk bangunan perkantoran, sekolah dan tempat ibadah.
Baca juga: Puluhan Ribu Rumah Rusak Pasca-gempa Cianjur, Ridwan Kamil Akan Belajar dari Jepang
BMKG Bantu Carikan Lokasi Hunian Tetap Korban Gempa Cianjur
Sementara itu, pada Selasa 29 November 2022, BMKG menyatakan masih melakukan survei di dua lokasi untuk pembangunan hunian tetap bagi korban gempa Cianjur. Keduanya yakni Kecamatan Mande seluas 4 hektare dan Kecamatan Cipendawa seluas 10 hektare.
"Kami masih melakukan pengukuran langsung, dan datanya nanti disampaikan oleh BMKG kepada pemerintah daerah dalam hal nanti untuk pembangunan hunian tetap," ujar Koordinator Peringatan Dini Gempa Bumi BMKG Sigit Pramono dalam konferensi pers, Selasa.
Sigit menambahkan terdapat satu wilayah yang sudah selesai dikaji, yakni Kecamatan Sirnagalih. Hasil kajian dengan metode dan pengukuran langsung di lapangan, kata Sigit, akan segera diinformasikan secara resmi oleh BMKG kepada pemerintah daerah.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.