TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini, di sejumlah media sosial seperti Twitter dan TikTok, para netizen memamerkan hasil percakapan yang aneh dan lucu bersama ChatGPT. Alhasil, teknologi baru ini pun segera memenuhi lini masa dan menjadi perbincangan publik.
Apa Itu ChatGPT dan OpenAI?
Dihimpun dari sejumlah sumber, ChatGPT merupakan semacam robot percakapan (chatbot) yang dapat mensimulasikan percakapan layaknya berbincang dengan manusia asli. Robot dan teknologi ini merupakan produksi dari perusahaan OpenAI.
OpenAI merupakan perusahaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Perusahaan ini didirikan oleh orang terkaya di dunia, Elon Musk, pada 2015. Namun, Musk saat ini diketahui telah keluar dari perusahaan tersebut.
Sementara itu, GPT dalam ChatGPT merupakan singkatan untuk Generative Pre-trained Transformer. Dikutip dari Fast Company, istilah ini merujuk pada kemampuan teknologi untuk memahami dan menghasilkan serangkaian ide kompleks.
Baca Juga:
Dengan demikian, ChatGPT merupakan produk dari OpenAI yang memungkinkan pengguna untuk bercakap-cakap atau menanyakan apa pun. Sedangkan OpenAI merupakan perusahaan yang memproduksi teknologi tersebut.
Bagaimana Cara Menggunakan ChatGPT?
Sekilas, penggunaan ChatGPT tidak berbeda jauh dengan mesin pencarian Google sebab pengguna dapat mengetikkan ataupun bertanya apa pun di ChatGPT. Namun, sebelum menggunakannya, Anda memerlukan akun terlebih dahulu yang dapat didaftarkan pada laman chat.openai.com.
Apabila Anda tidak ingin mendaftarkan akun ke ChatGPT OpenAI, Anda dapat pula login menggunakan akun Google atau Microsoft yang sudah Anda miliki.
Setelah itu, Anda diminta untuk memasukkan nomor telepon guna mendaftar ke OpenAI sekaligus mendapatkan nomor konfirmasi. Kemudian, Anda akan diberitahukan sejumlah aturan, cara OpenAI mengumpulkan data, hingga cara pengguna mengirimkan umpan balik (feedback).
Setelah seluruh proses registrasi berakhir, Anda akan melihat tampilan semacam kotak teks di bagian bawah halaman untuk mengetikkan sebuah pertanyaan. Anda dapat mencoba menuliskan seperti “Jelaskan bagaimana gempa bumi terjadi”.
Dalam ChatGPT, model pertanyaan tersebut akan mendapatkan informasi yang lebih detail dan lengkap daripada sekadar menuliskan “bagaimana gempa bumi terjadi”. Hal ini disebabkan ChatGPT didesain seolah menjadi teman yang serbatahu.
Namun, beberapa sumber mengungkap bahwa chatbot milik OpenAI ini masih berpotensi menampilkan data yang salah, memberikan informasi yang bias, ataupun memberikan jawaban yang salah.
Keterbatasan ini pun diakui oleh OpenAI dalam laman resminya. “ChatGPT terkadang menulis jawaban yang terdengar masuk akal, tetapi sebenarnya salah atau tidak masuk akal," tulis OpenAI pada 30 November 2022 lalu.
Meskipun begitu, kehadiran ChatGPT dinilai sebagai terobosan inovatif oleh sejumlah penggemar teknologi. Bahkan, beberapa ahli memperkirakan jika ChatGPT berpeluang menggeser Google sebagai mesin pencarian ternama di dunia.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN