Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rencana Beda Tarif KRL untuk 'Si Kaya dan Miskin', Ini yang Bakal Terjadi Kata Sosiolog Unair

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Penumpang saat menaiki KRL Commuter Line di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Banten, Senin, 2 Januari 2023. KAI Commuter masih terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan regulator soal rencana penyesuaian tarif KRL Jabodetabek, sebelumnya muncul pernyataan terkait rencana penyesuaian tarif sesuai dengan golongan kaya dan miskin. TEMPO/M Taufan Rengganis
Penumpang saat menaiki KRL Commuter Line di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Banten, Senin, 2 Januari 2023. KAI Commuter masih terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan regulator soal rencana penyesuaian tarif KRL Jabodetabek, sebelumnya muncul pernyataan terkait rencana penyesuaian tarif sesuai dengan golongan kaya dan miskin. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan berencana melakukan pembedaan tarif kereta rel listrik (KRL) berdasarkan status ekonomi penumpang. Penumpang dengan status kaya harus membayar tarif normal, sementara penumpang dengan status ekonomi rentan hingga miskin akan tetap mendapatkan subsidi. Meski seolah-olah memihak masyarakat kelas bawah, tetapi kebijakan tersebut menuai pro-kontra dari berbagai kalangan.

Menanggapi hal tersebut, pakar sosiologi Universitas Airlangga (Unair) Bagong Suyanto mengatakan bahwa penggolongan masyarakat berdasarkan kelas ekonomi sebenarnya merupakan hal yang biasa dalam penentuan kebijakan publik, terlebih lagi hal itu berkaitan dengan penyesuaian subsidi.

Namun, menurut Bagong, pemerintah cenderung abai dengan realitas bahwa kelas sosial dan status ekonomi merupakan isu yang sensitif di Indonesia. “Sebetulnya sudah biasa dalam hal kebijakan dan layanan publik. Artinya, ada kelompok yang membayar lebih tinggi, ada pula yang membayar lebih rendah,” katanya dilansir dari laman Unair pada Kamis, 5 Januari 2022.

Baca juga:Unair Gelar Pameran Arsip Pandemi Covid-19, Ini yang Ditampilkan

Hanya saja, menurut Bagong, di Indonesia, status sosial-ekonomi masyarakat menjadi isu sensitif. Jadi, jika dibedakan dengan penggunaan istilah si kaya dan si miskin, Bagong mengatakan kemungkinan bisa menyakiti hati kalangan tertentu.

Apakah Picu Konflik Sosial?

Berbagai pihak cenderung menyangsikan wacana perubahan tarif KRL tersebut. Tidak hanya dari efektivitasnya, tetapi juga dari aspek sosial, seperti potensi munculnya konflik horizontal di masyarakat. Meski demikian, Bagong beranggapan bahwa kebijakan itu tidak berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat.

Dengan status ekonomi yang dimiliki, kelas menengah ke atas sudah seharusnya memahami tujuan dari kebijakan tersebut. Sehingga, hal itu diharapkan dapat menekan terjadinya konflik dan gesekan di masyarakat.

“Kalau memicu konflik saya kira tidak. Saya kira mereka yang dari golongan kelas menengah ke atas itu bukan pihak yang menuntut apa yang telah dibayarkan. Artinya mereka juga harus tahu dan paham arah tujuan kebijakan ini,” ujar Bagong.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lebih lanjut, pemerintah justru perlu waspada terhadap munculnya reaksi berbeda dari golongan masyarakat dengan status ekonomi rentan hingga miskin. Penggolongan masyarakat miskin secara eksplisit dikhawatirkan akan menimbulkan rasa sakit hati.

“Justru yang mengkhawatirkan itu perasaan masyarakat miskin jika mereka terekspose seolah-olah statusnya itu membebani. Mungkin harus dicari istilah lain. Atau mungkin juga pembuatan tiket khusus sebagai penanda bagi mereka yang mampu dan kurang mampu,” jelasnya.

Perlu Terminologi yang Lebih Bijak

Menurut Bagong, penggunaan istilah ‘berdasi’, ‘si miskin’ dan ‘si kaya’ merupakan hal yang tidak perlu. Tidak heran apabila kebijakan itu menimbulkan berbagai reaksi lantaran penggunaan terminologi yang kurang tepat.

“Menurut saya, ini perkara terminologi saja. Saya rasa pemerintah itu sebenarnya berpikiran bahwa kelas menengah ke atas bisa membantu kelas yang di bawahnya, tetapi kata yang digunakan memang kurang pas, kurang bijak,” jelas Bagong.

Sebagai tambahan, dosen kelahiran Nganjuk itu menuturkan bahwa pemerintah hendaknya berhati-hati dalam memilih terminologi yang lebih tepat. Pemerintah perlu lebih bijak mengutarakan maksud dan tujuannya agar tidak memicu kegaduhan masyarakat.

“Saya rasa yang lebih penting adalah bagaimana pemerintah bisa menyampaikan wacana ini dengan pemilihan terminologi yang tepat sehingga tidak memicu ketersinggungan atau kegaduhan,” katanya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Program S2 Media dan Komunikasi Unair: Beasiswa hingga Kurikulum

16 jam lalu

Kampus Unair. Istimewa
Mengenal Program S2 Media dan Komunikasi Unair: Beasiswa hingga Kurikulum

Berdiri sejak 2003, program magister Media dan Komunikasi Unair ini berada di bawah naungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair.


Kecelakaan Kereta, Mobil Tertabrak KRL di Stasiun Rawa Buaya - Duri

21 jam lalu

Ilustrasi KRL. TEMPO/Ninis Charunnisa
Kecelakaan Kereta, Mobil Tertabrak KRL di Stasiun Rawa Buaya - Duri

Kecelakaan kereta tersebut terjadi pukul 11.00 di antara Stasiun Rawa Buaya-Duri, korban langsung dibawa ke puskesmas terdekat.


Gangguan Sinyal yang Bikin Perjalanan KRL Rute Bogor Kacau, KAI Commuter Minta Maaf

1 hari lalu

KRL tujuan Bogor - Jakarta melintas di Stasiun Kalibata, Jakarta, Kamis 2 November 2023. PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter meningkatkan perubahan maksimal kecepatan perjalanan pada lintas tersebut meningkat dari sebelumnya 70 km/jam menjadi 80 km/jam. TEMPO/Subekti.
Gangguan Sinyal yang Bikin Perjalanan KRL Rute Bogor Kacau, KAI Commuter Minta Maaf

Pada pukul 20.30 WIB, terdapat 5 rangkaian KRL Commuter Line tertahan di Stasiun Bogor dan belum bisa diberangkatkan.


Anies Baswedan Pilih Kembangkan Transportasi Publik Ketimbang Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Anies Baswedan Pilih Kembangkan Transportasi Publik Ketimbang Kendaraan Listrik

Anies Baswedan mengatakan, ia akan memilih mengembangkan transportasi publik ketimbang kendaraan listrik di perkotaan. Kenapa?


Kampanye Perdana di Pilpres 2024, Anies Pilih Naik KRL

2 hari lalu

Calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan saat ditemui di sela-sela pertandingan perempat final Piala Dunia U-17 2023 antara Brasil U-17 vs Argentina U-17 di Jakarta International Stadium, Jumat, 24 November 2023. TEMPO/Randy
Kampanye Perdana di Pilpres 2024, Anies Pilih Naik KRL

Anies Baswedan memilih menaiki kereta rel listrik (KRL) menuju lokasi kampanye perdana Pilpres 2024.


Viral Jari Bocah Terjepit Pintu Gerbong KRL di Stasiun Kebayoran, Ini Penjelasan KAI

3 hari lalu

Ilustrasi KRL/TEMPO/Muhammad Hidayat
Viral Jari Bocah Terjepit Pintu Gerbong KRL di Stasiun Kebayoran, Ini Penjelasan KAI

Jari tangan anak itu terjepit pintu otomatis yang terbuka ketika KRL memasuki Stasiun Kebayoran.


Eco-chop, Inovasi Wadah Makanan Ramah Lingkungan Buatan Mahasiswa Unair

4 hari lalu

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga kembali mencetak juara pada bidang kewirausahaan. Dok.Unair
Eco-chop, Inovasi Wadah Makanan Ramah Lingkungan Buatan Mahasiswa Unair

Tim mahasiswa Unair meraih juara I pada bidang manufaktur dan teknologi terapan dalam KMI Awards Puspresnas 2023.


Dukung Pencabutan KJP Pelajar yang Tawuran Bersenjata Tajam Sudah Tepat, Sosiolog UNJ: Itu Sudah Kriminal

5 hari lalu

Polisi tangkap tiga pelajar yang acungkan celurit di sekitar Perumahan Citra, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat. Sumber: Polres Metro Jakarta Barat
Dukung Pencabutan KJP Pelajar yang Tawuran Bersenjata Tajam Sudah Tepat, Sosiolog UNJ: Itu Sudah Kriminal

Akibat terlibat tawuran, 9 pelajar SMK dari 2 sekolah dijatuhi sanksi pencabutan KJP pada November ini.


Dosen HI Unair Setuju Boikot Terhadap Israel, Tapi Ingatkan Bagai Pisau Bermata Dua

6 hari lalu

Probo Darono Yakti, M.Hub.Int. dosen Hubungan Internasional Unair. Foto dok. Pribadi
Dosen HI Unair Setuju Boikot Terhadap Israel, Tapi Ingatkan Bagai Pisau Bermata Dua

Dosen HI Unair Probo Darono setuju adanya boikut terhadap produk terafiliasi Israel, namun ia pun mengingatkan langkah ini bagai pisau bermata dua.


Gencatan Senjata Tak Jamin Israel Hentikan Serangan, Dosen Unair: Kerahkan Pasukan Perdamaian PBB

6 hari lalu

Jenazah warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel dimakamkan di kuburan massal, setelah mereka diangkut dari rumah sakit Al Shifa di Khan Younis di selatan Jalur Gaza 22 November 2023. REUTERS/Mohammed Salem
Gencatan Senjata Tak Jamin Israel Hentikan Serangan, Dosen Unair: Kerahkan Pasukan Perdamaian PBB

Menurut dosen Unair, pasukan perdamaian PBB sebaiknya diterjunkan ke Gaza untuk hentikan pembantaian setelah gencatan senjata selesai.