TEMPO.CO, Jakarta - Ahmad Abdullah Zawawi, lulusan S1 Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berhasil diterima S2 di empat kampus ternama di dunia. Keempat kampus itu yakni University of Melbourne Australia, Monash University Australia, The University of Sydney Australia dan Glasgow University, UK.
Karena berbagai pertimbangan seperti durasi kuliah, ranking kampus, dan mata kuliah yang relavan dengan kariernya ke depan, Ahmad akhirnya memilih kuliah di The University of Sydney dengan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Ahmad akan berangkat pada 11 Februari mendatang. Dia menargetkan bisa merampungkan studi magisternya di sana selama satu tahun, setelah itu berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang doktor.
"Hasil dari kerja keras tentu akan berbuah manis pada akhirnya. Semua butuh perjuangan, kesabaran dan ketekunan. Itu yang saya lakukan. Poinnya yaitu niat, yakin, tekad, usaha dan doa,” katanya dilansir dari laman Unesa pada Jumat, 6 Januari 2023.
Meski berasal dari keluarga tak mampu, Ahmad dapat membuktikan dirinya mampu meraih mimpi untuk kuliah S2 di luar negeri. Ahmad tak pernah minder apalagi putus asa dengan kondisi keluarganya. Ibu Ahmad menjadi tulang punggung keluarga karena ayahnya meninggal sejak Ahmad masih duduk di sekolah dasar. Sedangkan ibunya sehari-hari bekerja sebagai pedagang es.
“Ayah sudah meninggal dunia sejak saya masih di sekolah dasar. Sejak itu Ibu yang menjadi tulang punggung keluarga yang sehari-harinya bekerja sebagai penjual es,” ungkapnya.
Setelah lulus dari SMK Negeri 1 Surabaya, Ahmad bermaksud langsung mencari kerja mengingat kondisi ekonomi orang tuanya. Ibunya pun tidak memperbolehkan dia untuk kuliah karena kendala biaya.
Di tengah himpitan pilihan dan tuntutan itu, dalam hati kecil Ahmad tertanam keinginan untuk kuliah. Sampai akhirnya dia meyakinkan orang tuanya dan mendapat restu untuk kuliah di Unesa jalur beasiswa Bidikmisi.
Ternyata, kenyataan tak semanis harapan, Ahmad gagal masuk jalur Bidikmisi karena kesalahan pendaftaran. Dia pun nekat mendaftar di jalur SNMPTN dengan biaya mandiri dan diterima di prodi S1 Manajemen Pendidikan Unesa.
Dia merasa tidak ada pilihan selain kuliah apapun caranya. Masalah biaya, Ahmad mencari cara agar bisa membayar kuliah setiap semester. Dia pun bekerja paruh waktu di salah satu department store Surabaya.
“Ibu tahunya saya dapat beasiswa, padahal bayar sendiri. Saya sengaja gak ngomong agar tidak menjadi beban dan merepotkan Ibu,” terang pria yang hobi menulis tersebut.
Kendati kuliah sambil kerja, Ahmad tetap menorehkan prestasi gemilang baik akademik maupun non-akademik. Dia sempat dua kali berturut-turut menjadi mahasiswa berprestasi atau mawapres FIP dan dua kali menjadi finalis mawapres tingkat universitas.
Selain itu, dia juga mengikuti lomba debat 15 kali berturut-turut. Bahkan program-program besutannya pernah dua kali lolos pendanaan kementerian. Dia juga aktif mengembangkan diri di organisasi dan pernah menjabat Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan ketua BEM Fakultas.
Prestasi demi prestasi tersebut merupakan langkah kecilnya untuk mewujudkan cita-cita besarnya selama ini, yaitu bisa studi S2 di luar negeri. Karena itulah, setelah lulus di UNESA, pria yang merupakan Chief Executive Officer (CEO) Inclupedia ini langsung mempersiapkan diri untuk apply beasiswa LPDP.
Guna memenuhi syarat beasiswa tersebut, dia pun berhijrah ke Pare, Kediri untuk mendalami bahasa Inggris selama enam bulan. Ahmad tidak mau gagal untuk yang kedua kalinya seperti waktu mendaftar S1 dulu. Karena itu, semuanya benar-benar dipersiapkan dengan matang.
Setelah melewati perjuangan panjang tersebut, Ahmad akhirnya dinyatakan lolos beasiswa LPDP. "Poinnya yaitu niat, yakin, tekad, usaha dan doa,” katanya.
Baca juga:Karya Seni Mahasiswa DKV ITS Tampil di Pameran Internasional di Korea
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.