TEMPO.CO, Bandung - Rencana pengamatan hilal atau bulan baru perlu memperhitungkan keberadaan obyek-obyek astronomis yang posisinya berdekatan dengan bulan. Apalagi jika kecerlangan obyek astronomis seperti planet atau bintang, mirip atau lebih terang dari bulan.
“Adanya obyek astronomis lainnya ini berpotensi menjadikan pengamat menganggapnya sebagai hilal,” kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu, Sabtu, 18 Maret 2023.
BMKG menilai obyek astronomis selain matahari dan bulan berpotensi mengacaukan pengamatan atau rukyat hilal. Benda langit itu seperti planet Venus atau Merkurius, juga bintang Sirius yang bercahaya terang.
Dari hasil perhitungan BMKG, pada waktu pengamatan yang direncanakan pada Rabu, 22 Maret 2023, ada dua planet yang jadi perhatian. Sejak matahari terbenam hingga bulan terbenam, Merkurius dan Jupiter berjarak sudut lebih kecil 10 derajat dari bulan.
Dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung Taufiq Hidayat mengakui kondisi langit seperti itu dalam proses pengamatan hilal. Menurutnya, pengamat hilal yang sudah cukup terlatih, akan memeriksa lebih dulu daerah langit sekitar kemunculan hilal. “Jadi bisa memperkirakan kemungkinan ada objek yang berdekatan dengan hilal,” kata mantan Direktur Observatorium Booscha itu.
Selain itu untuk mengkonfirmasi ulang hasil pengamatan, menurut Taufiq, tim harus melengkapi rukyat dengan bukti foto atau citra hilal. Cara itu menjadi solusi dari permasalahan gangguan obyek langit lain saat pengamatan bulan sabit baru. “Tidak sekadar kesaksian lalu bersumpah, tim pengamat rukyat sekarang sudah cukup banyak yang terlatih,” ujarnya.
Tim Stasiun Geofisika BMKG Bandung berencana mengamati hilal bersama kementerian dan lembaga terkait, serta pondok pesantren di Pusat Observasi Bulan Cikelet, Garut, pada Rabu, 22 Maret 2023. Pada hari dan lokasi itu berdasarkan perhitungan atau hisab, ketinggian hilal sudah cukup tinggi yaitu 7,62 derajat, pun elongasi yang 9,14 derajat.
Dari tingkat kecerlangan atau fraksi iluminasi bulan 0,64 persen dinilai BMKG cukup terang, sementara umur bulan yang masih muda itu juga sudah cukup yaitu 17 jam 36 menit 28 detik. Namun begitu pengamatan bisa terganggu oleh kondisi cuaca yang tidak cerah. Prakiraan BMKG, pada siang hingga malam hari diperkirakan dalam kondisi berawan dengan potensi hujan ringan.
Pilihan Editor: Harga Di Bawah Rp 1 Juta, Ini Rekomendasi 5 Teropong Bintang untuk Amati Hilal Kemunculan Ramadan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.