TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus mengedukasi warga dalam bentuk Sekolah Lapang Iklim (SLI). Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut sekolah yang digelar BMKG ini cukup efektif dalam memberi edukasi kepada masyarakat mengenai perubahan iklim dan upaya adaptasi yang perlu dilakukan.
Berdasarkan catatan BMKG, para petani yang menjadi sasaran dalam belajar, berhasil meningkatkan kuantitas produk pertaniannya dan mampu terhindar dari kondisi gagal panen. Adapun komoditas pertanian yang dituju BMKG, antara lain padi, cabai, bawang, tembakau, tomat, daun onclang, dan kopi.
"Saat ini fase aktivitas SLI ditingkatkan pada tataran berkelanjutan, bukan hanya memberikan literasi iklim berbasis pembelajaran modul, namun juga turut mengawal pemanfaatannya di sektor pertanian selama satu musim tanam pada komoditas tertentu dan berbasis kebutuhan riil informasi iklim pada sektor pertanian," kata Dwikorita saat membuka SLI di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 19 Maret 2023. Selama 11 tahun terakhir, sekolah yang digelar BMKG telah melatih lebih dari 17 ribu peserta secara nasional, yang terkait dengan sektor pertanian.
Dwikorita mencontohkan, pada 2017 saat SLI di Soropadan, Pringsurat, Kabupaten Temanggung, dengan komoditas padi varietas Mekongga, memberi hasil panen raya 7.71 ton/hektare dibanding rata-rata hasil panen biasa petani 6 ton/hektare, sehingga ada peningkatan 22 persen.
Selanjutnya, pada 2018 SLI di Pekunden, Ngluwar, Kabupaten Magelang, dengan komoditas padi mentik susu, memberi hasil panen raya 6.9 ton/hektare dibanding rata-rata Kecamatan Ngluwar 6.7 ton/hektare. Hasil tersebut masih di atas rata-rata mengingat yang digunakan adalah varietas lokal dan banyaknya serangan hama dan penyakit.
Kemudian, pada 2020 saat SLI Operasional di Jogoyasan, Ngablak, Kabupaten Temanggung, dengan komoditas tomat, hasil tomat 3-4 kg/pohon atau lebih besar dibandingkan dengan yang non-SLI 2-3 kg/pohon.
Selanjutnya, pada 2022 SLI Operasional di Sukomakmur, Kajoran, Kabupaten Magelang dengan komoditas daun bawang atau onclang. Hasil dari pengubinan komoditas sayuran onclang Juli 2022 tersebut 61,76 ton/hektare dengan usia tanaman sekitar 90–100 hari. Hasil tersebut jauh lebih baik dan maksimal bila dibandingkan dengan hasil panen normal sebelumnya.
BMKG secara berkelanjutan terus menggelar Sekolah Lapang Iklim agar petani dan tenaga penyuluh pertanian bisa memanfaatkan informasi dan prakiraan cuaca dengan baik serta mampu beradaptasi dengan situasi cuaca dan iklim kekinian.
Sektor pertanian sangat berhubungan erat dengan keadaan cuaca dan iklim dan dampak buruk kejadian ekstrem cuaca/iklim dapat mengakibatkan penurunan produksi secara kuantitas maupun kualitas, berkembangnya hama penyakit disebabkan tidak berjalannya pola tanam yang baik, yang kemudian dapat mengancam ketahanan pangan nasional.
"Kami optimistis, jika SLI ini terus digencarkan ke seluruh penjuru Indonesia maka ketahanan pangan Indonesia dapat semakin kuat. Apalagi petani, penyuluh petani dan nelayan merupakan kelompok yang paling rentan terdampak risiko perubahan iklim," kata Dwikorita.
Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan mengatakan bahwa SLI di Balai Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari Penyuluh Petani Lapang (PPL) dan petani tanaman cabai. Kegiatan SLI Operasional ini merupakan kegiatan SLI Operasional yang kedua yang diselenggarakan oleh Stasiun Klimatologi Semarang pada tahun ini.
Dodo berharap para petani dan penyuluh pertanian yang mengikuti SLI dapat menyebarluaskan pemahaman tentang iklim dan perubahan iklim kepada para petani lainnya agar mampu beradaptasi terhadap fenomena-fenomena iklim ekstrem sehingga dapat mendukung ketahanan pangan serta peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.