Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Muncul Awan Berbentuk Tornado di Natuna, Apakah Berbahaya?

Reporter

image-gnews
Ilustrasi tornado. Shutterstock
Ilustrasi tornado. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, JakartaWarga di kawasan Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dikejutkan oleh kemunculan awan berbentuk pusaran seperti tornado pada Minggu sore (07/05/2023) lalu. Fenomena langit jarang terjadi ini dapat diamati langsung dengan mata telanjang menjelang petang. Lantas, apa penyebab dari kejadian langka ini? 

Penyebab Awan Berbentuk Tornado di Natuna

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna menjelaskan bahwa fenomena alam tak biasa di langit itu benar adanya. Bahkan masyarakat turut mengabadikan momen tersebut dalam bentuk foto hingga rekaman gambar bergerak, kemudian dibagikan ke media sosial. Sebagian orang menyebut bahwa bentuk awan itu seperti gasing sampai mirip piring terbang atau UFO (unidentified flying object). 

“Fenomena awan langka terjadi sekitar pukul 15:00 WIB sampai malam. Namun, pagi ini (08/05/2023) sudah tidak ada lagi”, ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Natuna Zulheppy yang dikutip dari Antara pada Selasa (09/05/2023). 

Cuplikan video awan berbentuk aneh di Natuna. Tiktok

“Foto dan video awan ini viral di media sosial. Apalagi (warga lokal) baru pertama kali terjadi di Natuna”, imbuh Zulheppy. 

Penjelasan BMKG

Peramal cuaca atau Forcester Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ranai, Reza Pahlevi mengatakan bahwa fenomena di langit daerah tersebut cukup langka. Awan berbentuk topi itu disebut sebagai awan Lenticularis. 

Menurutnya, awan berbentuk tornado muncul akibat gelombang gunung yang dipicu oleh aliran angin relatif kencang dari suatu sisi gunung. Kemudian angin berembus horizontal melalui dinding pegunungan sehingga menyebabkan defleksi berwujud gelombang gunung di sisi lainnya. 

“Awan Lenticularis menunjukkan turbulensi vertikal maupun angin kuat. Jadi, berbahaya bagi penerbangan rendah di sekitar awan itu”, kata Reza. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Awan Lenticularis mulai ada tatkala arus angin mengalir sejajar (horizontal) dengan permukaan bumi dan bertemu dengan hambatan dari objek tertentu, misalnya pegunungan. Imbasnya, arus udara naik tegak lurus ke arah puncak awan. 

Saat udara naik akan mengandung uap air yang stabil. Apabila suhu titik embun berada di puncak gunung, uap air mulai berubah menjadi embun kemudian awan mengikuti kontur puncak gunung. Ketika udara mengalir turun dari puncak lebih tinggi, proses kondensasi terhenti. 

“Oleh karenanya, awan Lenticularis nampak tidak bergerak, akibat awan mulai terbentuk dari sisi arah angin menuju puncak gunung, dan lalu menghilang ke area bawah angin”, terangnya.

Fenomena Awan Berbentuk Tornado di Indonesia

Tiga bulan yang lalu tepatnya pada Jumat, 3 Februari 2023, masyarakat Kota Serang juga dapat melihat jelas awan unik yang melingkar kecil di bagian bawah dan semakin melebar ke atas. Tidak sedikit yang mengaitkannya dengan hal-hal mistis hingga dianggap menjadi pertanda bencana alam, seperti puting beliung. 

Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan bahwa angin berbentuk tornado itu bukanlah gejala puting beliung. Jika dilihat dari bentuknya yang seperti tornado, ia meyakini bahwa fenomena tersebut kemungkinan adalah awan Lenticular. 

Sementara itu, menurutnya puting beliung biasanya terjadi karena kondisi atmosfer sangat tidak stabil. Saat masa pancaroba, sekitar April dan September, angin ribut itu lebih sering terjadi di langit Indonesia.

Dengan demikian, awan berbentuk tornado di Natuna sama halnya dengan kejadian yang sempat tertangkap kamera di Serang, Banten. Awan tersebut muncul akibat aliran angin yang berhembus, tetapi terhambat oleh objek besar, seperti pegunungan. Apalagi mengingat di kawasan Pulau Bunguran Besar terdapat situs (geosite) Gunung Ranai dengan ketinggian berkisar 300-1.035 meter di atas permukaan laut (mdpl). 

Pilihan editor: Bibit Siklon Picu Klaster Awan Besar di Lampung, Hujan di Jakarta dan Sekitarnya Pagi Ini

NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Badai Kembali Ancam Cina, Amukan Tornado Tewaskan 5 Orang

7 hari lalu

Pemandangan puting beliung di Suqian, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, dirilis pada 19 September 2023, dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video media sosial. Video diperoleh Reuters/melalui REUTERS
Badai Kembali Ancam Cina, Amukan Tornado Tewaskan 5 Orang

Badan cuaca Cina meningkatkan peringatan akan datangnya hujan lebat dan angin kencang, sehari setelah tornado dahsyat menewaskan 5 orang di Jiangsu


Kisah Sedih Lagu Lancang Kuning Dinyanyikan Massa Aksi di Pulau Rempang, Ini Liriknya

12 hari lalu

Masyarakat Melayu Bersatu menggelar demonstrasi di depan Kantor BP Batam pada Rabu, 23 Agustus 2023. Mereka menolak rencana relokasi 16 kampung adat di Pulau Rempang dan Pulau Galang. TEMPO/YOGI EKA SAHPUTRA
Kisah Sedih Lagu Lancang Kuning Dinyanyikan Massa Aksi di Pulau Rempang, Ini Liriknya

Beredar video viral yang memperlihatkan ratusan pendemo menyanyikan lagu Lancang Kuning dalam aksi menolak relokasi Pulau Rempang. Ini kisah lagu itu?


Terpopuler: Mahfud MD Buka Suara Status Tanah di Pulau Rempang, Jokowi: Izin Operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terbit Sepekan Lagi

13 hari lalu

Menkopolhukam Mahfud MD berbincang dengan seorang eksil seusai pertemuan rombongan pemerintah dengan para eksil Indonesia di Diemen, Belanda, pada hari Minggu, 27 Agustus, 2023. Foto: Linawati Sidarto
Terpopuler: Mahfud MD Buka Suara Status Tanah di Pulau Rempang, Jokowi: Izin Operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terbit Sepekan Lagi

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD buka suara menjelaskan status tanah di Pulau Rempang.


Viral Ada Tornado Api di Gunung Bromo, Ini Jenis-jenis Tornado di Dunia

14 hari lalu

Tangkapan gambar diduga fenomena fire tornado atau firenado di wilayah kebakaran Gunung Bromo pada 10 September 2023. (Instagram/@pendakilawas)
Viral Ada Tornado Api di Gunung Bromo, Ini Jenis-jenis Tornado di Dunia

Jenis-jenis tornado berdasarkan bentuknya, antara lain tali, kerucut, baji (wedge), multi-pusaran, dan puting beliung.


Antisipasi Karhutla, Rekayasa Cuaca Riau Akan Digelar 12 September

15 hari lalu

Petugas memasukkan bubuk garam kedalam tangki sebelum dinaikan kedalam pesawat Hercules Cassa 212-200 untuk melakukan rekayasa cuaca di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, (14/1). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Antisipasi Karhutla, Rekayasa Cuaca Riau Akan Digelar 12 September

Untuk wilayah Riau telah dilakukan rekayasa cuaca sebanyak empat kali.


Mengenal Pacu Jalur dari Kuansing yang Viral Sampai ke Negara Tetangga

27 hari lalu

Pacu Jalur. youtube.com
Mengenal Pacu Jalur dari Kuansing yang Viral Sampai ke Negara Tetangga

Di Tepian Narosa, Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, acara pacu jalur tradisional dengan anak-anak menari di haluan perahu populer.


Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 hari lalu

Petugas TNI menyemprotkan air untuk memadamkan kebakaran lahan gambut di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa 9 Maret 2021. Satgas Karhutla Riau terus berupaya melakukan pemadaman kebakaran lahan yang masih terjadi di Provinsi Riau agar bencana kabut asap tidak kembali terulang. ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.


6 Wilayah Rawan Karhutla Di Riau, Rohil Hingga Dumai

31 hari lalu

Sejumlah petugas BPBD, Babinsa, dan kepolisian berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan dekat pemukiman warga, di kecamatan Dumai Barat, kota Dumai, Dumai, Riau, Selasa, 12 Februari 2019. ANTARA/Aswaddy Hamid
6 Wilayah Rawan Karhutla Di Riau, Rohil Hingga Dumai

Desa rawan Karhutla di Riau paling banyak ditemukan di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) sebanyak 35 desa.


Mengundang Tangis, Perpisahan Warga Desa di Riau dengan Mahasiswa KKN UGM

38 hari lalu

Perpisahan mahasiswa KKN UGM dengan warga desa Riau
Mengundang Tangis, Perpisahan Warga Desa di Riau dengan Mahasiswa KKN UGM

Seluruh warga desa mengantarkan Mahasiswa KKN UGM hingga ke pelabuhan pinggir sungai untuk melepas kepergian Mahasiswa KKN dengan menggunakan sampan


Mendagri Tito Karnavian Pimpin Upacara HUT ke-78 RI di Natuna

41 hari lalu

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian berfoto bersama para gubernur, bupati, dan wali kota dalam acara puncak peringatan Hari Otonomi Daerah ke-27 di Pantai Losari, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 29 April 2023. Dok. TEMPO
Mendagri Tito Karnavian Pimpin Upacara HUT ke-78 RI di Natuna

Mendagri Tito Karnavian dan rombongan tiba di Bandara Lanud Raden Sadjad, Kabupaten Natuna pada Rabu kemarin.