Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penelitian Penampakan Harimau Jawa di Sukabumi Dikirim ke Jurnal Ilmiah

image-gnews
Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Tim peneliti dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) akan mempublikasikan hasil riset tentang harimau jawa di Sukabumi, Jawa Barat. Waktunya, menurut Kepala Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi, Anang Setiawan Achmadi, sekitar dua hingga tiga bulan lagi. “Sekarang lagi tahap review jurnal,” katanya, Rabu 24 Mei 2023.

Penelitian itu, kata Anang, menindaklanjuti laporan dari warga yang mengaku melihat maung, atau macan dalam bahasa Sunda. Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) daerah setempat kemudian berkoordinasi dengan BRIN yang kemudian menurunkan tim peneliti ke lokasi yang dilaporkan. “Kami pasang juga beberapa kamera trap (jebakan),” ujarnya. 

Beberapa sampel seperti kotoran dan bulu juga dikumpulkan. Selain harus dibuktikan di laboratorium, tim peneliti perlu juga membuktikannya di jurnal ilmiah. “Laporan warga kan kami harus buktikan secara ilmiah, nggak kemudian mengeluarkan statement tanpa data yang valid,” kata Anang menjelaskan. 

Anang belum mau mengungkap indikasi maupun hasil penelitian yang dilakukan tersebut,  dengan alasan menunggu publikasi di jurnal ilmiah. Riset itu menurut Anang ikut melibatkan BRIN, BKSDA, juga warga yang melaporkan harimau jawa.

Sebelum penelitian dilakukan, Anang menuturkan, ada beberapa riset yang sudah dilakukan terkait laporan warga soal satwa yang dinyatakan telah punah itu di beberapa daerah di Jawa Barat dan Jawa Timur. Diantaranya yaitu riset yang mengkonfirmasi soal laporan harimau jawa di Ujung Kulon, Banten.

Hasilnya, Anang mengatakan, “Ternyata macan kumbang. Data-data ini bisa sebagai pembanding untuk riset yang sekarang.”

Dari laman Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, harimau jawa (Panthera tigris sondaica) tercatat sebagai karnivora terbesar yang hidup di Pulau Jawa. Hewan ini pernah ditemukan di Jampang Kulon, Taman Nasional Ujung Kulon, Gunung Pangrango, Yogyakarta, Probolinggo, Blitar, Banyuwangi, Tulungagung, dan Taman Nasional Meru Betiri di Jawa Timur. Harimau Jawa telah dinyatakan punah sekitar 1980-an.

Laporan Penampakan Harimau Jawa

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun laporan terbaru di Sukabumi yang diteliti BRIN, berdasarkan kesaksian lima orang warga Kampung Cikaramat Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Dari catatan Dinas Kehutanan Jawa Barat di akun media sosialnya, warga mengaku melihat harimau dekat perkampungan pada 18 Agustus 2019, sekitar pukul 23.30. Saat itu mereka tengah pulang dari suatu acara dengan berkendara sepeda motor dan mobil. 

Dari arah kiri, seorang saksi utama mendengar suara kaki berlari di ladang yang tanamannya kering karena kemarau panjang. Sosok hewan yang dianggap sebagai harimau itu kemudian melompati pagar. Saat dikejar, hewan itu mengambil posisi berhadapan dengan saksi utama sambil menggeram. Setelah ditakuti oleh suara mobil, sosok itu menjauh hingga lenyap di kegelapan malam.

Pada 27 September 2019, warga setempat menelusuri kembali lokasi kejadian dan menemukan sehelai bulu yang diduga dari harimau, dan jejak cengkeraman kuku pada batu. Adapun sosok yang diduga harimau itu, menurut pelapor, berukuran lebih tinggi dari sepeda motor matic yang dipakainya, bercorak belang namun bulunya tidak mengkilat melainkan kusam. Badannya kurus dengan ekor panjang hingga ke tanah dan ujungnya melengkung. Satwa itu diperkirakan sudah tua dan tengah lapar. 

Pilihan Editor: Didenda Hampir Rp 20 Triliun Gara-gara Facebook di Eropa , Ini Kata Meta


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

5 jam lalu

Penampakan supermoon yang dikenal sebagai bulan biru dan
Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

Peristiwa Supermoon diwarnai potensi banjir rob di pesisir Indonesia. Sementara di luar negeri, Supermoon akan dibayangi gerhana bulan parsial.


BMKG: Gempa Bermagnitudo 4,1 Guncang Sukabumi dan Sekitarnya, Akibat Aktivitas Sesar Dasar Laut

9 jam lalu

Ilustrasi BMKG dan gempa bumi. Shutterstock
BMKG: Gempa Bermagnitudo 4,1 Guncang Sukabumi dan Sekitarnya, Akibat Aktivitas Sesar Dasar Laut

Menurut BMKG, gempa tektonik bermagnitudo 4,1 mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, dan sekitarnya, Senin 16 September 2024, pukul 07.01 WIB.


Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

9 jam lalu

Ilustrasi TPPO. Shutterstock
Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

Sejumlah warga Kabupaten Sukabumi menjadi korban TPPO dan disekap di Myanmar. Mereka dijanjikan bekerja di bisnis kripto di Thailand.


Gara-gara Sepeda Motor, Anggota 2 Ormas di Sukabumi Jadi Tersangka Penganiayaan dan Perusakan

10 jam lalu

Ilustrasi penganiayaan
Gara-gara Sepeda Motor, Anggota 2 Ormas di Sukabumi Jadi Tersangka Penganiayaan dan Perusakan

Seorang warga Sukabumi mengadu ke ormas gara-gara sepeda motornya dirampas debt collector di jalan. Menyulut serangan ke anggota ormas lain.


Polres Sukabumi Bongkar Modus Penipuan Penggandaan Uang

12 jam lalu

Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rita Suwadi bersama jajaran Satreskrim Polres Sukabumi Kota saat memperlihatkan uang mainan pecahan Rp100 ribu yang disita dari pelaku penipuan dengan modus penggandaan uang yang ditangkap di Kabupaten Cianjur, Jabar pada Minggu (15/9/2024). ANTARA/Aditya Rohman
Polres Sukabumi Bongkar Modus Penipuan Penggandaan Uang

Korban penipuan diiming-imingi keuntungan sepuluh kali lipat setelah menjalankan ritual khusus.


Gempa M5,1 dari Laut Kidul Jawa Barat Guncang Sukabumi Sampai Bandung

1 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Gempa M5,1 dari Laut Kidul Jawa Barat Guncang Sukabumi Sampai Bandung

Gempa tektonik bermagnitudo 5,1 mengguncang wilayah Sukabumi hingga Bandung. BMKG mencatat terjadi pada Ahad sore, 15 September 2024 pukul 16.54 WIB.


Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

2 hari lalu

Candi Borobudur. Foto: Canva
Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

Kementerian Agama menunda pemasangan chattra di stupa induk Candi Borobudur, yang semula dijadwalkan untuk diresmikan pada 18 September 2024


BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

3 hari lalu

Peternakan hewan di sekitar Sungai Citarum. Dok. Humas BRIN
BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

BRIN kenalkan teknologi kandang khusus untuk mengatasi pencemaran limbah ternak di DAS Citarum.


Hujan di Jabodetabek Kamis Sore sampai Jumat Dinihari, Ini Sebaran dan Penyebabnya

3 hari lalu

Ilustrasi hujan. Pexels/Bclarkphoto
Hujan di Jabodetabek Kamis Sore sampai Jumat Dinihari, Ini Sebaran dan Penyebabnya

Hingga mendekati subuh nanti diperkirakan potensi hujan tersebut masih mugkin bertahan dan bahkan meluas.


BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

4 hari lalu

Warga memungut sampah plastik di kawasan Pantai Kedonganan, Badung, Bali, Rabu 20 Maret 2024. Pantai Kedonganan dipadati sampah plastik kiriman yang terdampar terbawa arus laut yang mengganggu aktivitas warga dan nelayan setempat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

Rata-rata sekitar 484 ribu ton per tahun sampah plastik bocor ke laut dunia dari kegiatan masyarakat.