Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyebab Krisis Air Bersih yang Harus Diwaspadai

Reporter

image-gnews
'Gambar udara kegiatan bersih-bersih Satuan Pelaksana Unit Penanganan Sampah Badan Air Jakarta Utara di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta, Kamis 25 Mei 2023. Sebanyak 60 meter kubik sampah dibersihkan setiap harinya oleh para petugas dari Waduk Pluit. Bukan hanya sampah, Chusaerie dalam kegiatan ini juga mengangkat tanaman eceng gondok yang berada di Waduk Pluit. TEMPO/Subekti
'Gambar udara kegiatan bersih-bersih Satuan Pelaksana Unit Penanganan Sampah Badan Air Jakarta Utara di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta, Kamis 25 Mei 2023. Sebanyak 60 meter kubik sampah dibersihkan setiap harinya oleh para petugas dari Waduk Pluit. Bukan hanya sampah, Chusaerie dalam kegiatan ini juga mengangkat tanaman eceng gondok yang berada di Waduk Pluit. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKrisis air global telah menjadi salah satu tantangan paling mendesak, terutama ketika gelombang panas kembali melanda sebagian besar belahan Bumi sejak awal 2023. Ketersediaan air bersih kian menipis, ancaman kekurangan air makin serius.

Selain fenomena perubahan iklim, ada sejumlah faktor lainnya yang berkontribusi pada eskalasi krisis ini. Tak perlu ahli hidrologi, seorang awam pun seharusnya mampu menyadari bahwa krisis air global terus meningkat.

Lantas, apa saja penyebab krisis air bersih yang bisa kita waspadai? Berikut kata para peneliti, pakar air, dan inovator industri dilansir dari wri.org.

1. Perubahan Iklim

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, perubahan iklim menjadi penyebab utama krisis air bersih. Fenomena ini membuat wilayah kering menjadi makin kering dengan curah hujan yang kacau dan ekstrem. Seiring menghangatnya Bumi, awan bergerak menjauh dari khatulistiwa menuju kutub akibat perluasan Sel Hadley. Itu kemudian “merampas” air hujan dari berbagai daerah khatulistiwa seperti Afrika sub-Sahara, Timur Tengah, dan Amerika Tengah.

Paradoksnya, perubahan iklim juga meningkatkan curah hujan di wilayah lain. Saat ini, setidaknya 21 juta orang di seluruh dunia menghadapi risiko banjir setiap tahun (per 2017). Jumlah itu bisa meningkat menjadi 54 juta pada 2030. Semua daerah dengan paparan banjir terbesar adalah negara berkembang, membuat mereka semakin rentan terhadap perubahan iklim dan bencana alam. Indonesia sendiri termasuk dalam 15 besar negara dengan populasi terpadat yang selalu menerima ancaman banjir.

2. Konsumsi Tinggi Air Bersih

Ini berhubungan erat dengan meningginya angka populasi. Pendapatan tumbuh, permintaan air pun meningkat. Populasi dunia yang kini mencapai 7,5 miliar jiwa diproyeksikan akan menyentuh angka 9,8 miliar pada 2050. Persediaan air bersih tidak akan mampu memenuhi kebutuhan miliaran orang itu. Pertumbuhan ekonomi yang pesat—bagi sebagian pihak—juga akan memperparah masalah karena air bersih nantinya mungkin hanya bisa diakses oleh orang-orang kaya.

Fatalnya lagi, air bersih sering kali terbuang sia-sia. Selain pemborosan air di ranah domestik, praktik industri seperti irigasi dan pendingin pada pembangkit listrik termal menggunakan lebih banyak air daripada yang diperlukan. Belum lagi 80 persen air limbah dunia yang dibuang ke alam gagal untuk ditangani.

Memang benar bahwa air adalah sumber daya terbarukan, tetapi sulit untuk mengelolanya menjadi komoditas siap pakai. Di banyak negara, lebih murah untuk mendapatkan air bersih daripada harus mengolah air limbah. Ini kemudian berujung pada pemborosan dan menghadirkan satu permasalahan lain: Air seakan tidak ada harganya.

Secara global, air bersih sangat diremehkan. Harga air tidak mencerminkan total biaya layanan yang sebenarnya, mulai dari infrastruktur pengangkutan, perawatan, hingga pembuangannya. Hal ini menyebabkan mis-alokasi air dan kurangnya minat investasi dalam teknologi baru yang bisa menggunakan air secara efisien. Perusahaan atau bahkan pemerintah enggan berinvestasi dalam teknologi hemat air yang mahal ketika air justru lebih murah daripada teknologi tersebut. Padahal di sisi lain, ada orang-orang miskin yang harus membayar air bersih secara tidak proporsional.

3. Air Tanah Terkuras

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekitar 30 persen air tawar Bumi terletak jauh di bawah tanah, tepatnya bagian akuifer. Air tersebut diekstraksi setiap hari untuk keperluan domestik dan industri dengan tingkat yang berlebihan dan tidak berkelanjutan. Misalnya saja, sebanyak 54 persen sumur air tanah di India berkurang. Negara dengan konsumsi air tanah terbanyak itu menggunakan air lebih cepat sebelum sumur terisi ulang kembali. Jika polanya tidak berubah selama 20 tahun ke depan, 60 persen akuifer India akan berada dalam kondisi kritis.

Tak seperti danau yang mengering, mata telanjang tidak dapat melihat saat cadangan air tanah di akuifer menurun. Pasokan air global rentan terhadap ancaman yang tersembunyi dan terus berkembang ini.

4. Infrastruktur Air Kacau

Dalam sirkulasinya, air perlu diangkut, diolah, dan dibuang. Akan tetapi, banyak infrastruktur air di berbagai negara—instalasi pengolahan, pipa, dan sistem saluran pembuangandalam keadaan rusak. Seperti di Amerika Serikat, 6 miliar galon air olahan hilang per hari hanya hanya karena pipa yang bocor. Infrastruktur air yang sudah dibangun terkenal mahal untuk diperbaiki sehingga para pihak berwenang cenderung mengabaikan masalah yang berkembang.

Tak hanya infrastruktur buatan yang kacau, “infrastruktur alami” pun demikian—terabaikan. Ekosistem yang sehat sangatlah penting untuk sirkulasi air bersih nan berlimpah. Mereka bisa menyaring polutan, menyangga banjir dan badai, hingga mengatur pasokan air. Tumbuhan dan pohon sangat penting untuk mengisi kembali air tanah. Tanpa itu, curah hujan tidak akan merembes ke dalam tanah.

Hilangnya vegetasi akibat penggundulan hutan, penggembalaan yang berlebihan, dan urbanisasi turut membatasi infrastruktur alam dan manfaat yang diberikannya. Daerah aliran sungai berhutan di seluruh dunia pun terancam: Kehilangan hingga 22 persen hutannya dalam 14 tahun terakhir.

Pilihan editor: 7 Negara dengan Cadangan Air Tawar Terbesar di Dunia

SYAHDI MUHARRAM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PTPP Mendukung Program Air Bersih di Kupang NTT

1 hari lalu

PT PP (Persero) Tbk  memberikan bantuan berupa pembuatan sumur bor dan reservoir air bersih untuk  warga Desa Oelpuah di kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dok PT PP
PTPP Mendukung Program Air Bersih di Kupang NTT

PT PP (Persero) Tbk sebagai BUMN konstruksi dan investasi di Indonesia memberikan bantuan berupa pembuatan sumur bor dan reservoir air bersih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari sumber daya air warga desa Oelpuah, di kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.


Tiga Gili di Lombok Utara Kesulitan Air Bersih, Pelaku Pariwisata Khawatir Kunjungan Wisata Turun

1 hari lalu

Sejumlah wisatawan asing berjemur dan bermain air, di pinggir pantai Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 17 Agustus 2024. Berdasarkan data per Juni - Agustus 2024, jumlah arus kunjungan wisatawan di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional di tiga Gili Trawangan, Air dan Meno, mengalami peningkatan (High Season) mencapai 6.620.050 wisatawan mancanegara, sehingga menaikkan jumlah okupansi hotel hingga 95 persen. TEMPO/Imam Sukamto
Tiga Gili di Lombok Utara Kesulitan Air Bersih, Pelaku Pariwisata Khawatir Kunjungan Wisata Turun

Kini, pasokan air bersih di tiga gili Lombok Itara iti berasal dari sumur bor yang payau.


Badai Helene, Ribuan Warga di North Carolina Belum Dapat Akses ke Air Bersih dan Listrik

9 hari lalu

Relawan dengan Project C.A.R.E., sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Alabama menyajikan makanan kepada arga setempat pasca Badai Tropis Helene menerjang kawasan Madison, Florida, Amerika Serikat, 27 September 2024. REUTERS/Octavio Jones
Badai Helene, Ribuan Warga di North Carolina Belum Dapat Akses ke Air Bersih dan Listrik

Badai Helene adalah badai kuat hingga mendorong terjadinya banjir bandang, meremukkan pipa-pipa, merusak sistem perairan


Temuan Dugaan Korupsi Pengelolaan Air Bersih di 3 Gili, KPK Minta Ditangani Kejati dan Polda NTB

24 hari lalu

Tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dipimpin oleh Kasatgas Koordinasi dan Supervisi Wilayah V KPK Dian Patria (kiri) melakukan inspeksi mendadak ke lokasi pengeboran pipa bawah laut milik PT Tiara Cipta Nirwana di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Ahad, 18 Agustus 2024. TEMPO/Defara
Temuan Dugaan Korupsi Pengelolaan Air Bersih di 3 Gili, KPK Minta Ditangani Kejati dan Polda NTB

KPK telah menurunkan tim satgas ke tiga gili di Lombok untuk menelusuri dugaan korupsi pengadaan air bersih di tiga pulau pariwisata itu.


KPK Sebut Beroperasi Ilegal, Perusahaan Air Bersih di Dua Gili di Lombok Mengaku Dibeking Tuhan

34 hari lalu

Lokasi proyek pengeboran pipa bawah laut milik PT Tiara Citra Nirwana di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, 18 Agustus 2024. Proyek ini telah disegel oleh Tim Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan di bawah Kementerian KKP. TEMPO/Defara
KPK Sebut Beroperasi Ilegal, Perusahaan Air Bersih di Dua Gili di Lombok Mengaku Dibeking Tuhan

PT TCN membantah pernyataan KPK yang menyebut bahwa ada dugaan perusahaan tersebut dibekingi oleh aparat. Disebut beroperasi ilegal.


Perusahaan Air Bersih PT TCN Bantah Tetap Beroperasi di Gili Trawangan Meski Sudah Disegel KKP

34 hari lalu

Tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dipimpin oleh Kasatgas Koordinasi dan Supervisi Wilayah V KPK Dian Patria (kiri) melakukan inspeksi mendadak ke lokasi pengeboran pipa bawah laut milik PT Tiara Cipta Nirwana di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Ahad, 18 Agustus 2024. TEMPO/Defara
Perusahaan Air Bersih PT TCN Bantah Tetap Beroperasi di Gili Trawangan Meski Sudah Disegel KKP

PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) membantah KPK yang menyebut perusahaan tetap beroperasi di Gili Trawangan meski sudah disegel oleh KKP.


Rano Karno Sebut Waduk Bisa Dioptimalkan Penuhi Kebutuhan Air Bersih saat Kemarau

36 hari lalu

Bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno saat memberikan keterangan pers usai bertemu dengan Ketua Umum FBR KH Lutfi Hakim di Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (6/9/2024). ANTARA/Syaiful Hakim
Rano Karno Sebut Waduk Bisa Dioptimalkan Penuhi Kebutuhan Air Bersih saat Kemarau

Rano Karno menemui warga Kalideres dan menerima keluhan soal air bersih di musim kemarau.


Edi Purwanto Minta Pemerintah Daerah Pastikan Ketersediaan Air Bersih

43 hari lalu

Ketua DPRD Provinsi Jambi Edi Purwanto. Dok. DPRD Jambi
Edi Purwanto Minta Pemerintah Daerah Pastikan Ketersediaan Air Bersih

Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto, meminta pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan air bersih bagi masyarakat di tengah kondisi kemarau yang melanda Provinsi Jambi.


KPK Sebut Perusahaan Pengelola Air Bersih di Gili Meno Diduga Tetap Beroperasi Tanpa Izin

43 hari lalu

Perusahaan pengelola air bersih di Gili Meno, PT Tiara Cipta Nirwana (TCN), disebut tetap menjalankan operasinya meski belum mengantongi izin, hingga Jumat, 30 Agustus 2024. Cr: Istimewa
KPK Sebut Perusahaan Pengelola Air Bersih di Gili Meno Diduga Tetap Beroperasi Tanpa Izin

KPK mengatakan perusahaan pengelola air bersih di Gili Meno, PT Tiara Cipta Nirwana (TCN), tetap beroperasi meski belum mengantongi izin.


Pj. Bupati Bekasi Tentukan Langkah Konkret Atasi Kekeringan

44 hari lalu

Penjabat Bupati Bekasi Dedy Supriyadi, memimpin rapat penanganan kekeringan, bersama perangkat daerah terkait di Bekasi, Jumat, 23 Agustus 2024. Dok. Pemkab Bekasi
Pj. Bupati Bekasi Tentukan Langkah Konkret Atasi Kekeringan

Pj. Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi, mengumumkan serangkaian langkah konkret yang akan diambil oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk mengatasi kekeringan yang melanda wilayah utara Kabupaten Bekasi