TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Airlangga (Unair) masih membuka pendaftaran seleksi mandiri Universitas Airlangga 2023 hingga 22 Juni 2023 untuk jalur nilai ujian tulis berbasis komputer (UTBK) dan tes kemampuan akademik. Sedangkan untuk jalur ujian tulis, pendaftaran dibuka hingga 5 Juli mendatang.
Dilansir dari situs Unair, setiap program studi memiliki keketatan yang berbeda-beda, tergantung jalur masuk. Ada jalur mandiri, seleksi nasional berdasarkan tes (SNBT), dan seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP).
Adapun Keketatan merupakan perbandingan jumlah calon mahasiswa yang diterima dari total jumlah pendaftar. Semakin rendah persentase keketatan, maka semakin ketat persaingan untuk masuk jurusan tersebut.
Presentase tersebut menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh pendaftar sebelum memilih program studi di universitas. Berikut lima program studi di Unair dengan tingkat keketatan tertinggi di jalur mandiri 2022/2023.
Prodi Terketat Jalur Mandiri Unair 2022/2023
Prodi terketat di Unair adalah Kedokteran dengan angka 3,79 persen. Dilanjutkan prodi Kedokteran Gigi yakni 4,53 persen. Tahun ini, daya tampung prodi Kedokteran lewat jalur mandiri adalah 150 mahasiswa, sedangkan Kedokteran Gigi akan menampung sebanyak 125.
Di urutan ketiga, ada program studi dari rumpun sosial dan humaniora yakni Ilmu Politik dengan keketatan 7,52 persen. Daya tampung prodi ini lewat jalur mandiri adalah 50 mahasiswa.
Program studi Sistem Informasi menduduki posisi keempat yakni 9,80 persen dengan daya tampung 60 mahasiswa, sedangkan Ilmu Komunikasi 10,12 persen dengan daya tampung 75 mahasiswa.
Daftar Keketatan Jalur Mandiri 2022/2023
Berikut daftar lengkap keketatan prodi di Unair lewat jalur mandiri 2022/2023.
Saintek
Kedokteran: 3,79 persen
Kedokteran Gigi: 4,53 persen
Sistem Informasi: 9,80 persen
Teknik Biomedis: 11,90 persen
Biologi: 12,89 persen
Kedokteran Hewan (SIKIA Banyuwangi): 13,09 persen
Matematika: 13,47 persen
Gizi: 13,54 persen
Teknik Industri: 13,74 persen
Kesehatan Masyarakat (SIKIA Banyuwangi): 14,45 persen
Farmasi: 14,67 persen
Statistika: 14,79 persen
Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan: 16,84 persen
Rekayasa Nanoteknologi: 17,12 persen
Teknologi Hasil Perikanan: 17,34 persen
Kimia: 18,12 persen
Teknik Lingkungan: 18,25 persen
Teknologi Sains Data: 18,38 persen
Keperawatan: 18,63 persen
Kesehatan Masyarakat: 21,18 persen
Kedokteran Hewan: 22,08 persen
Teknik Elektro: 24,75 persen
Akuakultur: 27,78 persen
Kebidanan: 30,53 persen
Akuakultur (SIKIA Banyuwangi): 31,65 persen
Fisika: 34,48 persen
Soshum
Ilmu Politik: 7,52 persen
Ilmu Komunikasi: 10,12 persen
Ilmu Informasi Dan Perpustakaan: 11,99 persen
Ilmu Hukum: 13,29 persen
Antropologi: 13,37 persen
Ilmu Hubungan Internasional: 13,76 persen
Psikologi: 14,16 persen
Bahasa Dan Sastra Indonesia: 15,23 persen
Ekonomi Islam: 17,09 persen
Manajemen: 17,27 persen
Ilmu Sejarah: 17,32 persen
Ekonomi Pembangunan: 19,10 persen
Administrasi Publik: 24,29 persen
Bahasa Dan Sastra Inggris: 26,92 persen
Sosiologi: 31,65 persen
Akuntansi: 35,71 persen
Studi Kejepangan: 45,80 persen
Pilihan Editor: Profil Sam Altman, Pendiri dan CEO OpenAI yang Datang ke Indonesia Buka Debat Publik
