TEMPO.CO, Jakarta - Lagu terbaru dan terakhir dari The Beatles akan dirilis tahun ini menggunakan bantuan artificial intelligence (AI). Teknologi ini akan digunakan untuk memisahkan suara John Lennon dari demo lama mereka. Hal itu diungkapkan Paul McCartney kepada BBC Radio 4 pada Selasa, 13 Juni lalu.
Dia menerima demo tersebut setahun sebelumnya dari istri Lennon, Yoko Ono. Paul tidak menyebutkan nama lagu yang akan dirilis, namun BBC mengatakan ada kemungkinan besar itu lagu cinta tahun 1978 yang belum selesai oleh Lennon berjudul “Now and Then”.
AI juga pernah digunakan untuk memisahkan suara para personil The Beatles dari suara latar belakang selama pembuatan serial dokumenter garapan sutradara Peter Jackson pada 2021, berjudul “The Beatles: Get Back”.
Penyunting dialog Emile de la Rey melatih komputer untuk mengenali suara para personil The Beatles dan memisahkannya dari suara latar belakang serta instrumen musik. Hal itu dilakukan untuk menciptakan audio yang bersih.
Proses inilah yang memungkinkan Paul untuk “berduet” dengan Lennon dalam lagu “I’ve Got a Feeling” di Glastonbury Festival pada 2022. Selain itu, juga memungkinkan pencampuran suara sekitar dalam album Revolver milik mereka di tahun yang sama.
Peter Jackson berhasil memisahkan suara John dari kaset yang tercampur dengan suara piano. “Dia bisa memisahkannya dengan AI, dia bilang kepada mesinnya ‘Ini suara dan itu gitar, hilangkan suara gitarnya’,” ujar Paul, dikutip dari BBC.
Paul menjelaskan, rekaman terakhir Beatles yang akan dirilis tahun ini adalah demo milik Lennon yang suaranya dapat diambil secara murni dengan AI. “Kemudian, kami bisa melakukan mixing rekaman seperti yang biasa dilakukan,” katanya.
Meski begitu, musisi dia mengaku bahwa penggunaan lainnya atas teknologi AI membuatnya khawatir. “Aku tidak terlalu sering menggunakan internet, tetapi orang kadang berkata kepadaku, ‘Oh, ya, ada lagu di mana John menyanyikan salah satu laguku’, dan ternyata itu hanya AI,” ungkapnya.
Paul mendeskripsikan teknologi AI sebagai sesuatu yang menakutkan tapi mengasyikkan. Dia menambahkan, “Kita hanya perlu melihat ke mana arahnya".
Pilihan Editor: Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Telurkan Guru Besar Pertama, Ini Bidangnya