Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dampak Kebakaran Hutan bagi Lingkungan

Reporter

image-gnews
Asap mengepul dari kebakaran hutan di Tumbler Ridge, British Columbia, Kanada, dalam tangkapan layar ini diambil dari sebuah video, 8 Juni 2023. BC Wildlife Service/Handout via REUTERS
Asap mengepul dari kebakaran hutan di Tumbler Ridge, British Columbia, Kanada, dalam tangkapan layar ini diambil dari sebuah video, 8 Juni 2023. BC Wildlife Service/Handout via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSejak abad ke-21, dunia telah mengalami puluhan bahkan ratusan ribu kebakaran hutan. Bencana ini memengaruhi kehidupan dan ekonomi masyarakat sekaligus memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan.

Tak sedikit biaya dan tenaga yang sudah keluar untuk memulihkan ekosistem dan melindungi sumber daya alam setelah kebakaran hutan. Lantas, apa saja dampak kebakaran hutan yang paling kritis bagi lingkungan? Simak ulasannya berikut ini.

1. Polusi Air

Hutan berkontribusi dalam menyumbang air tawar dalam jumlah besar. Mayoritas sistem air minum publik berasal dari daerah aliran sungai di dalam hutan. Setiap kebakaran hutan terjadi, daerah aliran sungai menjadi lebih rentan terhadap limpasan air hujan dan erosi. Kapasitas tanah untuk menyerap air pun berkurang secara signifikan sehingga sangat mungkin untuk terjadi banjir pasca-kebakaran.

Buruknya lagi, daerah aliran sungai dapat mempertahankan tingkat nitrogen dan karbon dioksida terlarut yang lebih tinggi selama 15 tahun ke depan. Itu akan mengurangi kualitas air minum masyarakat setempat dalam jangka panjang.

Peningkatan nitrogen dan fosfor dari vegetasi (tumbuh-tumbuhan) yang terbakar juga menghasilkan alga yang berbahaya. Konsumsi kerang yang terkontaminasi alga beracun dapat mengakibatkan muntah, kejang, diare, lumpuh, atau bahkan kematian. Oleh karena itu, para peneliti modern tengah meningkatkan upaya dalam pembersihan cemaran sistem air.

2. Vegetasi Rusak

Hilangnya vegetasi hutan dapat mengubah ekosistem secara signifikan dengan meningkatkan erosi, mengurangi ketersediaan unsur hara dalam tanah, serta meningkatkan risiko serangan penyakit dan hama. Itu semua dapat memperlama proses penghijauan dan memengaruhi apa yang tumbuh di area bekas api. Vegetasi yang pernah menjadi habitat satwa liar pun akan mengancam kelangsungan hidup mereka.

Hutan sejatinya dapat menyerap miliaran metrik ton karbon dioksida setiap tahun. Oleh karena itu, sangat penting untuk melindungi salah satu penyerap karbon terbesar di dunia dari kehancuran lebih lanjut.

Upaya pembersihan bagi vegetasi berfokus pada area yang kemungkinan kecil bisa pulih secara mandiri dari kebakaran hutan. Rehabilitasi sering kali memakan waktu satu tahun atau bisa bertahan lebih lama di daerah yang sering mengalami bencana tersebut.

3. Kematian Satwa Liar

Gangguan air dan tanah tentu berdampak buruk pada satwa liar, konsekuensinya berkaitan dengan seleksi alam. Efek kebakaran hutan pada herbivora sangatlah meresahkan, terlebih lagi serangga yang mendorong fungsi ekosistem penting seperti siklus nutrisi dan penyerbukan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Polutan hasil pembakaran yang mengontaminasi badan air juga menurunkan daya tahan tubuh satwa liar. Hewan menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan berujung pada peristiwa kematian yang lebih tinggi. Misal pada kasus kebakaran hutan 2020 di Colorado, Amerika Serikat, burung migran mengalami kematian massal pada waktu yang bersamaan akibat partikel udara beracun.

Belum lagi spesies lain yang mengalami luka bakar, kehilangan rumah, dan kehabisan makanan. Perlu upaya pemindahan hewan ke tempat penampungan atau kebun binatang sebelum melepaskannya kembali ke habitat yang sehat.

4. Emisi Karbon Dioksida

Kebakaran hutan melepaskan karbon dioksida dan emisinya terbukti sangat tinggi. Sebagai gambaran, kebakaran hutan menghasilkan 91 juta metrik ton karbon dioksida di California pada 2020. Angka itu 1,5 kali lebih banyak daripada emisi produksi listrik setempat per tahun.

Partikel dari asap dan pembakaran bahan kimia berbahaya dapat menempuh jarak jauh, berujung pada penurunan kualitas udara serta berbagai penyakit pernapasan dan kardiovaskular bagi manusia dan hewan. 

Udara di ruang tertutup bisa segera dibersihkan setelah terjadi kebakaran hutan, tetapi tidak dengan udara luar. Penduduk sekitar lokasi sebaiknya selalu menggunakan masker hingga kondisi udara dianggap aman.

Pilihan editor: Polusi di New York Terburuk dalam 20 Tahun, Warga Diminta Pakai Masker N95

SYAHDI MUHARRAM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kabut Asap Makin Parah, Malaysia Bersiap Membuat Hujan dan Tutup Sekolah

37 menit lalu

Menara Kembar Petronas diselimuti kabut di Kuala Lumpur, Malaysia, 9 September 2019. REUTERS/Lim Huey Teng
Kabut Asap Makin Parah, Malaysia Bersiap Membuat Hujan dan Tutup Sekolah

Malaysia akan menurunkan hujan dengan menaburkan awan dan menutup sekolah karena kualitas udara di berbagai tempat memburuk akibat kabut asap


Kawasan Hutan Gunung Lawu Masih Terbakar, Pemilik Warung Memilih Bertahan

50 menit lalu

Asap dari hutan dan lahan yang terbakar di Gunung Lawu terlihat dari Karanggubito, Kendal, Ngawi, Jawa Timur, Senin 2 Oktober 2023. ANTARA FOTO/Siswowidodo/tom
Kawasan Hutan Gunung Lawu Masih Terbakar, Pemilik Warung Memilih Bertahan

Kebakaran masih terjadi di kawasan hutan Gunung Lawu hingga Selasa siang, 3 Oktober 2023, namun salah satu pemilih warung masih tetap bertahan


Helikopter BNPB Dikerahkan untuk Padamkan Kebakaran di Gunung Lawu

1 jam lalu

Ilustrasi kebakaran hutan. REUTERS
Helikopter BNPB Dikerahkan untuk Padamkan Kebakaran di Gunung Lawu

Helikopter BNPB direncanakan terbang untuk upaya pemadaman kebakaran hutan dengan water bombing di wilayah Gunung Lawu, Selasa, 3 Oktober 2023.


Malaysia Sebut Kabut Asap dari Indonesia Mulai Masuk, Ini Kata Menteri KLHK

5 jam lalu

Petugas dari Manggala Agni Daops Banyuasin berupaya memadamkan kebakaran lahan di Desa Muara dua, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis, 21 September 2023. Berdasarkan data dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera sepanjang Januari hingga Agustus 2023 luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan mencapai 4.082,8 hektare yang terbagi menjadi 2,947,8 lahan mineral dan 1.135,0 lahan gambut. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Malaysia Sebut Kabut Asap dari Indonesia Mulai Masuk, Ini Kata Menteri KLHK

KLHK membantah tuduhan bahwa kebakaran hutan di Sumatera dan sebagian Kalimantan mempengaruhi kualitas udara di negara tetangga, Malaysia.


Kabut Asap Selimuti Palembang, BMKG Sebut Potensi Hujan di Awal Oktober Masih Rendah

21 jam lalu

Sejumlah pelajar berangkat sekolah menggunakan perahu tradisional melewati kawasan yang diselimuti kabut asap di Sungai Ogan, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu, 6 September 2023. Kabut asap tersebut merupakan dampak dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi diberbagai Kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Kabut Asap Selimuti Palembang, BMKG Sebut Potensi Hujan di Awal Oktober Masih Rendah

Kondisi indeks standar pencemar udara atau ISPU di Kota Palembang saat ini statusnya berbahaya. Hujan diharapkan turun agar polusi kabut asap hilang.


Kebakaran di Gunung Lawu Capai 910 Hektare, Masuk Wilayah Karanganyar

21 jam lalu

Ilustrasi kebakaran hutan. REUTERS
Kebakaran di Gunung Lawu Capai 910 Hektare, Masuk Wilayah Karanganyar

Kebakaran hutan Gunung Lawu pada Senin siang, 2 Oktober 2023, telah merambah ke wilayah Kabupaten Karanganyar.


Kebakaran di Puncak Gunung Lawu, Hanguskan Hutan dan Tiga Warung

1 hari lalu

Ilustrasi kebakaran hutan. REUTERS
Kebakaran di Puncak Gunung Lawu, Hanguskan Hutan dan Tiga Warung

Beberapa titik di kawasan hutan Gunung Lawu mengalami kebakaran sejak beberapa hari terakhir.


Helikopter Water Bombing Tak Efektif Atasi Karhutla di Lahan Gambut, KLHK Minta Pemda Evaluasi dan Detailkan Titik..

1 hari lalu

Api membakar semak belukar di lahan gambut, Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Minggu 18 Juni 2023. Cuaca panas yang melanda Provinsi Kalimantan Selatan dalam beberapa hari terakhir membuat kebakaran lahan cepat meluas bahkan hingga malam api belum bisa dipadamkan. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Helikopter Water Bombing Tak Efektif Atasi Karhutla di Lahan Gambut, KLHK Minta Pemda Evaluasi dan Detailkan Titik..

KLHK menyebutkan penggunaan helikopter water bombing sangat tak efektif untuk menangani kebakaran hutan atau lahan (Karhutla) di lahan gambut.


Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

1 hari lalu

Warga berada di tepi Sungai Batanghari yang diselimuti kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Jambi, Selasa 15 Oktober 2019. Sejumlah daerah di Provinsi Jambi masih diselimuti kabut asap sehingga membahayakan kesehatan warga. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.


1.031 Titik Panas Terpantau di Sumatera, Wilayah Ini Jadi Penyumbang Terbanyak

1 hari lalu

Petugas Manggala Agni Daops Banyuasin memberikan kode saat berupaya memadamkan kebakaran lahan di Desa Muara dua, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis, 21 September 2023. Berdasarkan data dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera sepanjang Januari hingga Agustus 2023 luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan mencapai 4.082,8 hektare yang terbagi menjadi 2,947,8 lahan mineral dan 1.135,0 lahan gambut. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
1.031 Titik Panas Terpantau di Sumatera, Wilayah Ini Jadi Penyumbang Terbanyak

1.031 titik panas terpantau di wilayah Sumatera pada Ahad, 1 Oktober 2023.