TEMPO.CO, Jakarta - PT ST Telemedia Global Data Centres atau PT STT GDC Indonesia, penyedia layanan pusat data yang berkantor pusat di Singapura, secara resmi meluncurkan fasilitas pusat data pertamanya, STT Jakarta 1, di Bekasi, Jawa Barat pada 21 Juni 2023. Pusat data ini akan mampu menunjang kapasitas TI hingga 72 megawatt, dengan STT Jakarta 1 yang mendukung hingga 19,5 MW.
Hendrikus Hendra Gozali, Country Head Indonesia PT STT GDC Indonesia, mengatakan perusahaan amat menjaga keamanan secara fisik. “Kami ada delapan lapis keamanan dari luar hingga rak penyimpanan, sehingga tidak mudah sampai ke server itu,” kata Hendrikus kepada media. Ia memastikan tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam gedung. Bersama timnya, media juga diajak melihat fasilitas gedung.
Fasilitas baru ini merupakan bangunan pertama di area kampus pusat data yang dikembangkan melalui kerja sama dengan perusahaan konglomerat terkemuka Indonesia Triputra Group, dan perusahaan investasi global Temasek.
Menurut Lionel Yeo, Chief Executive Officer, Asia Tenggara, STT GDC, pusat data merupakan fondasi penting dari ekonomi digital yang tengah berkembang pesat. “STT Jakarta 1 tidak hanya menyediakan infrastruktur digital yang penting, tetapi juga menawarkan solusi yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan komputasi saat ini dan di masa depan, baik untuk pemerintah maupun perusahaan,” jelasnya.
Pendekatan pasar yang strategis, inisiatif yang berkelanjutan, dan keunggulan operasional memungkinkan pelanggan untuk mengoptimalkan aset mereka yang paling berharga, yakni data.
Tingginya tingkat digitalisasi di Indonesia, yang dikombinasikan dengan pengenalan teknologi 5G, menghasilkan peningkatan dalam produksi dan penggunaan data. Lonjakan kebutuhan data ini telah meningkatkan kebutuhan akan pusat data tanah air. STT Jakarta 1 pun dibangun untuk mendukung ekspansi jangka panjang ekonomi digital Indonesia.
STT Jakarta 1 memiliki luas lahan sebesar 18.000-meter persegi yang memenuhi kebutuhan khusus bagi perusahaan cloud, teknologi, perbankan dan keuangan, serta konten, game, e-commerce, dan pelanggan perusahaan lainnya.
“STT Jakarta 1 memungkinkan bisnis untuk memaksimalkan potensi mereka dan memberikan kontribusi yang berarti bagi ekonomi digital Indonesia yang terus berkembang. Didukung oleh jaringan mitra teknologi yang dinamis, kami bekerja sama untuk mencapai kesuksesan bersama," kata Hendrikus.
Dengan tujuan mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dan membangun ekosistem yang kuat dengan mitra teknologi dan konektivitas lokal, PT STT GDC Indonesia juga telah menandatangani Nota Kesepahaman (MOU) secara terpisah dengan lima mitra.
MOU pertama yang ditandatangani dengan PT Berca Hardayaperkasa, sebuah perusahaan teknologi informasi dan komunikasi terkemuka, berfokus pada penjajakan layanan managed service yang akan diterapkan di STT Jakarta 1.
Pada acara tersebut juga ada penandatangan nota kesepahaman dengan beberapa perusahaan. Perusahaan tersebut adalah PT Integrasi Jaringan Ekosistem (Weave), yang bergerak pada infrastruktur konektivitas; PT Lightstorm Indonesia Telekomunikasi (Lightstorm), untuk infrastruktur jaringan yang bersifat carrier-neutral;PT PGAS Telekomunikasi Nusantara, penyedia jaringan telekomunikasi berbasis serat optik internasional dan domestik Indonesia; dan PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (Sinergy Networks), yang bergerak pada jasa telekomunikasi.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.