TEMPO.CO, Jakarta - TSMC (Perusahaan Manufaktur Semikonduktor Taiwan) mengonfirmasi bahwa mereka telah menjadi korban serangan dunia maya, yang mengakibatkan pelanggaran data. Perusahaan mengakui bahwa beberapa data telah bocor, tetapi meyakinkan publik bahwa informasi pelanggan tetap aman. Operasi bisnis TSMC tidak terpengaruh oleh insiden tersebut.
TSMC mengatakan data yang disusupi berasal dari Kinmax Technology, penyedia layanan yang menawarkan solusi TI seperti jaringan, komputasi awan, penyimpanan, dan manajemen basis data ke TSMC. Sementara TSMC tetap berkomitmen untuk menyelesaikan situasi tersebut, TSMC juga bekerja sama dengan otoritas terkait dan pakar keamanan siber untuk menyelidiki insiden tersebut lebih lanjut.
"Setelah kejadian tersebut, TSMC segera menghentikan pertukaran datanya dengan pemasok terkait sesuai dengan protokol keamanan Perusahaan dan prosedur operasi standar," kata TSMC dalam sebuah pernyataan kepada CNN akhir pekan lalu. Menurut juru bicara TSMC, pelanggaran keamanan siber terutama terkait dengan penyiapan dan konfigurasi server awal.
Kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas insiden keamanan tersebut adalah LockBit. Grup peretas itu telah menerbitkan data yang dicuri di situs webnya dan menuntut uang tebusan sebesar US$ 70 juta (Rp 1 triliun). Jika TSMC menolak untuk mematuhinya, LockBit mengancam akan merilis kata sandi dan informasi masuk yang terkait dengan data yang dicuri.
Sebagai salah satu produsen semikonduktor terkemuka dunia, pelanggaran keamanan TSMC menimbulkan kekhawatiran dalam industri teknologi. Insiden tersebut berfungsi sebagai pengingat nyata akan ancaman yang berkembang yang dihadapi oleh organisasi, menyoroti pentingnya langkah-langkah keamanan siber yang kuat.
CNN | GIZMOCHINA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.